16. HELLO TROUBLEMAKER!

19 6 0
                                    

16. HELLO TROUBLEMAKER!

"Padahal lo selalu terluka, tapi di depan semua lo selalu bertingkah seperti orang yang paling baik-baik aja. Gue benci itu"
-Asta Shenazar

--••🍙••--

Setelah berpapasan secara mendadak dalam kejadian yang tak terduga. Entah bagaimana ceritanya, Asta dan Lauri kini berakhir duduk bersama di depan warung Castinozera.

Asta ikut memesan es teh manis lalu mengambil tempat duduk di samping Lauri. Sedangkan Lauri hanya bisa terdiam dengan kepala menunduk. Bingung karena tiba-tiba ditempatkan di situasi seperti ini. Keduanya benar-benar canggung.

"Anu... Asta?"

Asta tak menjawab ucapan Lauri. Tapi cowok itu melirik ke arahnya dengan wajah bertanya. Melihatnya Lauri terkekeh hambar, teman sebangkunya itu tetaplah dingin dan tak pernah berubah. Tak mau ambil pusing, gadis itu lantas bertanya.

"Kamu... Kok ada di sini? Ngapain? Kok gak ke sekolah?"

"Lo sendiri ngapain di sini? Anak ambis kayak lo gak biasanya telat" gumam Asta sontak membuat Lauri tergagap.

"A-Ah, s-soal itu... A-Aku punya alesan" jawab gadis itu disambut tawa remeh dari Asta.

"Gue penasaran respon murid Sanecalla pas tau kalau si ambis dari IPA 2 ternyata nongkrong di warung Castinozera"

Setelah mengatakan hal itu. Asta melirik ke arah Lauri dan sedikit tersentak saat menemukan gadis itu kini tengah menatapnya dengan sedemikian rupa.

"Kenapa lo?"

"Uwahhh, Asta... Ternyata kamu bisa ngomong banyak juga ya?

"Hah? Ngomong apa sih lo?" ketus Asta.

"Ini kali pertama aku denger kamu ngomong panjang lho, Asta. Luar biasa. Kejadian yang langka" celetuk Lauri.

"Lo pikir gue orang gagap gak bisa ngomong panjang?" tanya Asta masih dengan nada sinis.

"Ya enggak gitu"

Asta hanya memutar matanya jengah seraya menghela nafas. Perlakuannya itu membuat Lauri bingung tentang alasan kenapa cowok itu selalu terlihat sebal kepadanya. Nada bicaranya selalu ketus dan wajahnya terlihat begitu sinis.

Mungkinkah Lauri telah melakukan kesalahan yang amat besar dan tidak termaafkan? Kenapa Asta selalu terlihat begitu membencinya?

Cowok itu mengeluarkan rokok dari dalam kantong baju lantas menyalakannya. Lauri ingin menegur Asta, tapi dia takut cowok itu malah membentaknya. Mungkin kali ini gadis itu harus tutup mulut, karena yang dia hadapi sekarang bukanlah preman gampangan. Tetapi seorang Asta, ketua dari geng Castinozera.

Dengan mata yang menatap lurus ke depan serta kepulan asap yang terus keluar dari mulutnya. Cowok itu tiba-tiba bertanya. "Shinobu, punya masalah hidup apa lo nyampe ke sekolah aja jalan kaki? Gak ada kerjaan?"

"A-Ah... Soal itu..."

Jujur Lauri masih tidak terbiasa dipanggil dengan nama Shinobu. Apalagi yang memanggilnya adalah Asta. Laki-laki misterius yang selalu datang dan pergi semaunya.

"Gak papa kok" jawab Lauri pada akhirnya.

Gadis itu tersentak saat melihat wajah sangar Asta setelah mendengar jawaban darinya. Tentu saja cowok tidak akan suka dijawab dengan cara seperti itu. Terlebih seingat Lauri, Asta adalah cowok yang benci kepalsuan. "A-ahaha... Aku udah nebak kalau itu bukan jawaban yang bisa kamu terima. Sebenernya aku..."

"...ditinggalin"

Lauri mengatakan sesuatu dengan nada yang begitu pelan. Asta sama sekali tak bisa mendengarnya. Sehingga cowok itu mengerutkan alisnya. "Hah?"

ASTA SHENAZARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang