17. ASTA SI PENDENGAR

14 2 0
                                    

17. ASTA SI PENDENGAR

"Jadi orang gak enakan itu sama aja kayak bunuh diri. Lagian sejak kapan ngejaga perasaan orang lain itu jadi tanggung jawab kita?"
—Asta Shenazar

--••🍙••--

"Lo dari tadi berangkat jalan kaki?"

Pertanyaan itu keluar dari mulut Asta. Lauri menoleh lantas menganggukkan kepalanya seraya tersenyum tipis. "Iya"

"Emang lo ini tinggal di deket hutan apa gimana?"

Lauri mengedip-ngedipkan matanya dan memiringkan kepala. "Enggak, aku tinggal di deket sini, emang kenapa?"

"Ya gue heran aja. Lo lebih milih jalan kaki dari pada naik angkutan umum. Gue kira lo tinggal di pinggir hutan"

Asta mengatakan hal itu dengan nada biasa. Namun di telinga Lauri hal itu terdengar begitu sarkas dan menyebalkan. Gadis itu baru ingat kalau cowok di sampingnya ini juga punya sisi yang menjengkelkan.

"Asta, kamu ini tiap ngomong gak pernah mikirin perasaan lawan bicara kamu kah?" tanya Lauri sembari tersenyum.

Terlihat kelas di wajahnya kalau gadis itu benar-benar merasa kesal. Asta hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala. Cowok itu meneguk es teh manis miliknya lantas menjawab pertanyaan dari Lauri.

"Gue gak kayak lo yang sering mentingin perasaan orang lain, Shinobu. Ngapain juga gue mikirin orang lain, toh mereka juga belum tentu mikirin gue"

Mendengar perkataan Asta, Lauri hanya tersenyum tanpa bisa mengatakan apa-apa. Karena semua itu memang benar adanya. Apa yang Asta katakan bukanlah sesuatu yang bisa Lauri sangkal meski sedikit menohok di hatinya.

"Jadi orang gak enakan itu sama aja kayak bunuh diri. Lagian sejak kapan ngejaga perasaan orang lain itu jadi tanggung jawab kita?" ujar Asta.

Lagi dan lagi, Lauri hanya bisa terdiam. Gadis itu sadar kalau Asta dan dirinya adalah dua manusia dengan pola pikir yang bertolak belakang. Karena Asta bisa melakukan sesuatu yang tak pernah bisa Lauri lakukan.

Asta mungkin tipe orang yang berani, logis, rasional, dan realistis. Cowok itu selalu menjadi dirinya sendiri. Sedangkan Lauri adalah tipe orang yang bisa menghilangkan logika dan kerasionalan dirinya hanya demi menjaga perasaan orang lain.

Hal itulah yang menjadikan Lauri sedikiterasa iri terhadap sosok Asta. Karena bahkan untuk menjadi dirinya sendiri pun, Lauri merasa kesulitan.

"Aku iri sama kamu yang punya keyakinan diri seteguh itu" gumam Lauri.

Gadis itu kini menundukkan kepalanya lantas menjawab pertanyaan yang Asta lontarkan di awal tadi. Sedangkan Asta sedari tadi hanya memperhatikan gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Sebenernya aku jalan kaki karena jarang ada angkutan umum yang lewat di daerah rumahku, selain itu..."

Ucapan Lauri tertahan. Asta yang masih memperhatikan gadis itu lantas bertanya. "Selain itu?" 

"Aku gak punya banyak uang saku"

Tanpa diberi tahu pun, sepertinya Asta mengerti maksud dari perkataan Lauri barusan. Cowok itu melipat tangannya di depan dada sembari menghela nafas.

"Jadi adek lo juga ngambil uang jajan lo?"

Lauri hanya terkekeh pelan saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut. Lantas gadis itu pun hanya menganggukkan kepalanya.

Asta ini benar-benar manusia misterius. Dia selalu mengerti apa yang Lauri maksud bahkan ketika gadis itu tidak memberitahu semuanya. Seolah-olah Asta memang sudah tahu segala hal tentang Lauri.

ASTA SHENAZARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang