13. ASTA PELAKUNYA
"Aku bukannya menyerah. Hanya saja aku lelah. Karena bahkan sebelum bertarung pun aku sudah kalah"
—Lauri Shinobu--••🍙••--
Lauri membuka matanya perlahan. Gadis itu mengernyitkan dahi saat rasa pusing langsung hadir di kepalanya. Butuh waktu cukup lama bagi gadis itu untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya.
Lauri bertanya-tanya sedang berada dimana kah dia sekarang? Namun ketika pandangannya sudah mulai terlihat jelas, dia sadar kalau ternyata dirinya sedang berada di UKS. Seingat Lauri dia masih berdiri di lapangan dan mengikuti upacara bendera. Jika dia tiba-tiba ada di sini, sepertinya dia pingsan.
Gadis itu menyentuh dahinya dan merasakan sesuatu yang basah. Ketika dia mengangkat sesuatu tersebut, ternyata itu adalah kain kompresan. Jika dia sampai dikompres, mungkinkah dia demam saat pingsan? Sebenarnya siapa yang membawa Lauri ke UKS sampai mengompresnya seperti ini? Pertanyaan tersebut terus berputar di otak gadis itu.
"Akhirnya kamu sadar juga, Lauri"
Mendengar suara seseorang yang sangat tak asing di telinganya. Refleks Lauri menoleh ke samping dan melihat Zilan yang tengah duduk di samping ranjang yang dia tempati. Sejak kapan cowok itu ada di sana?
"Zilan..."
Sesaat kemudian, Lauri membuang nafasnya perlahan dan menyipitkan mata. Ternyata orang yang membawanya ke UKS dan merawatnya adalah Zilan. Memang tidak mengejutkan sih, karena saat upacara pun hanya dia yang sadar kalau Lauri sedang sakit.
Gadis itu menatap ke bawah dengan wajah muram. Ini gawat. Jika Naina tahu tentang kejadian ini, hubungan mereka akan merenggang semakin lama. Lauri merutuki dirinya sendiri. Kenapa juga dia harus pingsan disaat-saat yang tidak bagus? Memperpanjang masalah saja.
"Kamu baik-baik aja, Lauri? Apa ada yang kamu butuhin?" tanya Zilan membuat Lauri menoleh ke arahnya.
Saat cowok itu hendak menyentuh dahinya untuk memeriksa suhu tubuh gadis itu. Lauri dengan terang-terangan menghindari sentuhan darinya, bahkan dia menepis tangan Zilan hingga membuat cowok itu terpaku di tempatnya.
Zilan tahu betul kalau Lauri sedang berusaha keras untuk menghindarinya. Meski begitu, haruskah sampai sejauh ini?
"Jadi kamu yang bawa aku ke UKS dan ngerawat aku ya?" gumam Lauri.
"Aku sangat berterimakasih. Tapi seperti yang aku bilang sebelum-sebelumnya, lain kali lebih baik kita masing-masing aja" lanjutnya.
"Lauri, itu..."
"OLALALAURIIIII SAHABAT GUE YANG TERCINTA. AKHIRNYA LO SADAR JUGAAAA!!!"
Belum sempat Zilan menyelesaikan apa yang ingin dia katakan. Suaranya terpotong oleh teriakan histeris dari Diana yang baru datang. Gadis itu berlari dan langsung memeluk Lauri dengan erat.
"HUAAA LAURIIIII"
"Jangan berisik Diana... Ini di UKS" nasehat Lauri.
Tiba-tiba Naina meraih bahunya. Lantas gadis itu memeriksa tubuh Lauri secara mendetail sambil bertanya-tanya. "Sekarang gimana keadaan lo? Ada yang sakit? Atau lo pengen sesuatu?"
"Gue udah gak pa-pa..."
"Aaahhh Lauriiii, lo gak tau apa seberapa khawatirnya gue sama lo? Pasti gara-gara kemarin hujan-hujanan kan? Gue kaget banget pas ngeliat lo pingsan! Ah, lo jadi orang bikin khawatir aja" gerutu Diana.
Lauri tertawa ketika mendengarnya. "Ahaha... Iya-iya maaf karena udah bikin khawatir. Makasih ya, Diana."
Ketika melihat interaksi antara Lauri dan Diana. Zilan merasa keberadaannya benar-benar tidak dibutuhkan di tempat itu. Matanya menyipit. Perlahan tapi pasti cowok itu berjalan mundur dan keluar dari UKS.

KAMU SEDANG MEMBACA
ASTA SHENAZAR
Novela JuvenilKata orang, Asta adalah ketua geng Castinozera yang dingin, kejam, dan tak berperasaan. Tapi di mata Lauri, Asta adalah cowok tampan misterius yang sangat unik dan penuh rahasia. Dia tiba-tiba menjadi bagian penting dalam skenario kehidupan Lauri se...