part ini full flashback ya kawan...
...
Flashback On
Junkyu menatap ribuan kata yang tercetak diatas kertas yang dia pegang. Dirinya benar-benar tidak menyangka. Sesuatu yang dia anggap sepele itu, ternyata sangat berbahaya baginya– bukan bagi dirinya saja tapi untuk orang lain. Kakinya lemas bagaikan jelly membuat Junkyu terjatuh diatas kasur.
Bagaimana caranya dia menjelaskan kepada orang tua dan saudaranya. Pikirannya begitu kacau. Bagaimana jika dia dianggap sebagai aib keluarga? Atau beban keluarga? Ah tidak dia selama ini sudah menjadi beban karena kerjaannya selama 16 tahun itu, 55% hanya rebahan.
Jujur saja, dia tidak begitu dekat dengan orang tuanya. Bisa dibilang orang tuanya itu gila kerja. Dan saat pulang kerumah, bukannya pelukan hangat atau sapaan rindu yang Junkyu dapat melainkan sebuah kata yang dapat menyakiti hatinya.
“Pulang malam, nilai rendah bahkan prestasi mu hampir tidak ada. Apa saja yang kau lakukan Kim Junkyu? Lihat Jisoo, dia bahkan menjadi murid berprestasi disekolah. Dan Doyoung, dia memiliki prestasi dibidang non akademik. Jangan memalukan nama keluarga.”
Ayolah siapa anak yang suka dibanding-bandingkan? Apalagi dibandingkan dengan saudara. Menyebalkan.
Junkyu hanya menghela napas lalu matanya menatap map dan sebuah kotak yang berada di meja belajarnya. Dimana semua piagam dan piala yang dia dapat dari hasil karyanya dalam membuat lirik lagu sekaligus lagu dan juga ketrampilannya dalam memainkan alat musik. Bahkan dia memiliki piagam dan piala lebih banyak dari saudaranya walaupun itu non akademik. Bisa saja dia melempar itu semua dihadapan orang tuanya tapi dia begitu malas.
Dengan cepat dia beranjak dari kasur, memasukkan kertas kedalam amplop lalu meletakkan diatas meja. Tangannya meraih jaket denim dan kunci motor. Nanti saja dia pikirkan bagaimana caranya menjelaskan kepada keluarganya. Dia butuh ketenangan.
***
Setelah kepergian Junkyu, seseorang memasuki kamar pemuda itu tanpa izin."Kak? Lo dimana?"
Tanpa sengaja sepasang mata itu melihat sebuah amplop yang tergeletak diatas meja. Berjalan mendekati meja lalu meraih amplop itu.
Dahinya mengernyit saat membaca tulisan yang berada diamplop itu. "YanG Hospital?"
Dengan cepat tangan itu membuka amplop dan membaca isi surat. Setelah membaca, dengan cepat tangannya memasukkan kembali surat itu dan berjalan tenang keluar kamar.
"Jadi lo penderita DID?"
***
Junkyu memasuki rumah. Pemuda itu mengernyit saat melihat keadaan rumahnya yang sepi."Gak ada orang?" Junkyu memilih untuk tidak menghiraukan itu dan berjalan menuju sang kamar. Langkahnya terhenti didepan tangga saat melihat cairan yang begitu banyak berceceran dianak tangga.
Matanya memicing menatap cairan itu. "Merah?" Lalu tangannya dengan perlahan menyentuh cairan itu guna memastikan sesuatu, mendekatkan cairan itu kearah hidungnya. Seketika rasa pusing menghantui kepalanya membuat Junkyu terhuyung.
"Akhh! Kenapa kepala gue pusing sih?!"
DEG!
Mata Junkyu seketika melebar lalu menatap jarinya yang berisi cairan itu. Jantungnya berdetak kencang. Bagaimana bisa ada darah berceceran dilantai?
![](https://img.wattpad.com/cover/240483763-288-k677007.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Day ✔
Mystery / Thriller"Padahal baru tadi pagi gue liat kalian pada cengar-cengir gak karuan." Sebuah sekolah yang berada didaerah terpencil. Pada awalnya semua baik-baik saja. Namun semua berubah ketika mereka disuruh untuk berkumpul diaula sekolah. Suara teriakan, mayat...