¬13¬

885 201 37
                                    






















"Test ketajaman pisau kayaknya bagus deh." Jaehyuk memutar-mutar pisau yang berada ditangannya.

Junkyu yang melihat itu lalu menatap Jaehyuk memelas. "Gue bercanda doang. Jadi taruh balik pisaunya ya."

"Tapi bercanda lo gak lucu sumpah." Jihoon menatap Junkyu datar.



















































Disisi lain,

"Mereka yang membuat ku seperti ini." Mino meringis memegangi tengkuknya.

"Kau saja yang lemah. Dipukul langsung pingsan," cibir pemuda berambut pirang.

"Lalu kita apaan mereka?" tanya salah satu dari sekumpulan orang yang kini menatap layar proyektor didepan mereka.

Yang ditanya hanya tersenyum miring. "Gampang. Mereka tidak akan bisa lari dengan mudah."

"Tapi bukankah mereka teman–"

"Sudahlah. Kita harus lanjutkan rencana awal."

"Kalian boleh pergi untuk persiapan. Aku akan menjaga disini."








































































"Terus kita gimana?"

"Gak usah cari bukti. Yang penting kita keluar dengan selamat aja udah bersyukur," jawab Jeongwoo.

Junkyu mengerutkan keningnya. "Tapi–"

"Lo mau kehilangan temen lagi?" tanya Jihoon memotong ucapan Junkyu.

Junkyu menggeleng. "Gak lah! Gila!"

"Tapi gak mungkin 'kan kita mulus-mulus aja keluar dari sini. Mungkin aja Pak Mino udah bangun terus ngasi tau temen-temennya kalo masih ada yang tersisa 'kan?" Ucapan Junghwan itu membuat Jihoon menepuk dahinya.

"Kita atur rencana lagi?"

"Gak usah. Kebanyakan rencana nanti malah gak jadi."

"Kita masing-masing bawa senjata." Hyunsuk menunjuk barang yang dibawa oleh Haruto dan Junghwan tadi. "Pilih dulu."

Mereka langsung mengerubungi itu. Tampak bingung untuk memilih senjata apa yang cocok untuk diri mereka.

Haruto mengambil tongkat baseball. Lalu menyampirkannya di pundak. "Keren gak gue?"

Tak ada yang menghiraukan.

Jeongwoo memilih tongkat baseball juga. Diikuti Jihoon yang mengambil bet, Junkyu mengambil tongkat pramuka, Asahi mengambil bola kasti dan Junghwan mengambil sapu. Jaehyuk tentu saja tidak karena dia memiliki sebuah pisau.

"Kak, lo gak ngambil?" tanya Jaehyuk karena Hyunsuk sedari tadi diam saja tak berniat mengambil senjata untuk perlindungan diri.

Hyunsuk menggeleng. "Gue gak bisa."

"Gak bisa gitu dong. Kita semua harus bawa!" jawab Jihoon tak terima. Dirinya lalu berjalan kearah lemari yang sempat ia bongkar lalu mengeluarkan sesuatu dari dalamnya. "Nih bawa pisaunya Pak Mino."

Hyunsuk menggeleng. "Enggak. Gue bawa yang lain aja."

Jihoon mendekat kearah Hyunsuk. Sedangkan yang lain sibuk dengan senjata masing-masing, masih mencocokkan diri mereka.

Bloody Day ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang