Hai ini cerita sequel Between hate and love, sebenarnya cerita ini udah lama ada di draf dan emang untuk squel cerita ini tapi ceritanya lebih ke family story yang ringan sih tapi banyak fokus ke hubungan Jeno-Karina sama anak-anaknya...
Enjoy it...Cerita ini dimulai dengan cerita kehidupan rumah tangga Jeno dan Karina yang sudah berjalan selama hampir 17 tahun lebih, kedua anak kembar mereka akan segera berusia 17 tahun di tahun ini. Lee Jino dan Lee Jina tumbuh dengan baik dalam keluarga penuh kasih sayang.
Namun cerita bahagia keluarga ini berubah saat Karina mulai merubah sikapnya sejak kedua anaknya masuk ke bangku sekolah menengah atas.
Karina menjadi lebih tegas, lebih overprotektif dan lebih over pada setiap hal yang dilakukan anaknya terutama dalam dunia pendidikan. Hal ini tidak akan jadi masalah andai saja berlaku pada keduanya namun sayangnya hal ini hanya berlaku pada si bungsu Jina.
Lahir 15 menit setelah sang kakak dan menjadi anak perempuan satu-satunya dalam keluarga membuat Jina tumbuh menjadi sosok gadis pering, ceria, aktif dan manja. Kedua keluarga ayah dan ibunya benar-benar memanjakannya belum lagi sang ayah yang tidak akan pernah membiarkan semua keinginannya tidak terpenuhi. Bahkan ibunya pun sangat memanjakannya...dulu, sangat berbeda dengan saat ini, sejak Jina memasuki bangku SMA sang ibu berubah menjadi menyebalkan menurut Jina, sangat suka mengomelinya, mengaturnya bahkan bertengkar dengannya, walaupun begitu Jina adalah gadis periang yang tidak akan terbawa perasaan pada sikap sang ibu. Saat ini...entahlah nanti mungkin? kalau sikap ibunya semakin menjadi-jadi.
Berbeda 180 derajat dari sang adik. Lee Jino tumbuh menjadi laki-laki yang cuek, dingin, tak banyak bicara (kecuali pada ibunya dan Jina). Jino tumbuh menjadi anak laki-laki kebanggaan Lee Jeno, ia sejak kecil di didik oleh ayahnya menjadi laki-laki sejati, ayahnya selalu menanamkan sikap disiplin, bijaksana, tegas, berani dan tidak pantang menyerah padanya sehingga anak itu tumbuh benar-benar menjadi seperti Lee Jeno junior.
Perbandingan 180 derajat juga terjadi pada sikap Karina pada Jino, Karina tidak akan repot-repot mengomeli, mengatur bahkan memarahi putra sulung nya itu karena Lee Jino adalah anak yang penurut, disiplin dan pintar, tak ada cela kekurangan sedikitpun pada anak laki-laki nya menurut Karina.
Jino sangat pintar, anak itu melakukan semua hal dengan baik bahkan saat membantunya memasak, berbeda dengan Jina yang tidak pintar dalam akademik, tidak pernah mau membantunya memasak dan sangat manja, apa-apa ia akan mengadu pada ayahnya apalagi kalau mereka bertengkar dan kalau sudah begitu maka Karina lah yang akan mendapat ceramah dari Jeno.
Let's begin the story...
Sinar mentari yang bersinar terang membuat cuaca sangat cerah pagi ini. Seorang gadis menggeliat merasa terganggu karena seseorang menganggu tidurnya dengan mencubit-cubit pipinya.
"Hmmm oppa jangan jahil" gumamnya sambil menutup mata, namun tangan itu semakin menganggunya dengan menggelitik tubuhnya.
"Oppa ih!!!"
Gadis itu mulai kesal lalu membuka matanya dan berniat menimpuk orang yang mengganggunya dengan bantal. Namun ia urung dan kaget mendapati orang yang menganggunya adalah ayahnya.
"Eheheh Appa" ujarnya sambil menyengir menyembunyikan bantal yang akan digunakan menimpuk orang yang tak lain adalah ayahnya.
"Mau memukul Appa dengan bantal nih ceritanya?" ujar sang ayah
Gadis itu menyengir lalu menggelengkan kepalanya.
"Ayo bangun, nanti eomma mu mengomel lagi" ujar sang ayah yang tidak lain adalah tuan Lee Jeno yang terhormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins
FanfictionKelanjutan cerita kehidupan rumah tangga sebuah keluarga bahagia Jeno dan Karina yang memiliki anak kembar bernama Jino dan Jina. Dua anak kembar tidak identik dan berbeda gender itu hidup dengan berbagai perbedaan. Jino si sulung yang terlahir 15 m...