Malam hari telah tiba, Jina dengan langkah semangatnya berjalan menuju ke bawah, disana ibunya sudah siap dengan gaun yang sangat cantik. Ibunya memang sangat cantik, mau memakai baju gembelpun ibunya tetap cantik.
"Eomma, bagaimana memasang ini" ujar Jina memberikan jepit rambut yang dihadiahkan ibunya 1 tahun yang lalu, saat ibunya masih menjadi ibu kandung tidak seperti sekarang yang sudah berubah menjadi ibu tiri pikir Jina.
"Sini" ujar Karina lalu mulai memasangkan jepitan rambut bergambar kupu-kupu ke rambut sang anak.
"Jina" panggil Karina
"Iya?"
"Hanya kau belum memberi ucapan pada eomma padahal dulu Jina selalu yang pertama" ujar Karina
Jina terdiam, "Maaf, eomma selalu marah kalau melihat Jina, karena ini hari ulang tahun eomma jadi Jina tidak mau buat eomma marah, jadi Jina tidak sempat memberi ucapan selamat" ujar Jina polos
Karina menghentikan tangannya saat memperbaiki rambut anaknya, hatinya seperti tertusuk besi panas. Namun ia dengan cepat menggelengkan kepalanya.
"Jangan banyak alasan, bilang saja Jina lupa, ia kan?" ujar Karina
Jina cengengesan menatap ibunya yang sudah selesai menata rambutnya, "Iya hehe, sedikit, Oppa mengingatkan Jina kemarin" ujar Jina tersenyum hingga matanya menghilangan, senyum gadis kecil itu sangat mirip dengan sang ayah.
"Jina"
Jina berbalik saat ayahnya memanggilnya, ia berlari ke arah ayahnya meninggalkan Karina dengan berjuta perasaan bersalah.
Karina hanya menatap anaknya yang berbicara pada Jeno dengan sangat semangat, Jina selalu tersenyum, pipi nya akan selalu memerah tiap kali anak itu tersenyum, gadis kecil itu punya positive vibe yang luar biasa, siapapun yang melihatnya pasti akan merasa senang, ditambah lagi wajahnya yang cantik dan imut membuat siapapun tak akan bosan melihatnya. Jangan lupakan pipi tembem Jina yang cubit-able.
Setelah selesai bersiap, mereka menuju ke salah satu restoran mewah untuk dinner bersama.
Karina tersenyum saat kue ulang tahun dibawakan oleh para pelayan disana. Di tempat itu hanya ada mereka karena Jeno mereservasi khusus restoran itu untuk merayakan ulang tahun Karina.
"Thank you sayang" ujar Karina tersenyum pada suaminya, Jeno mengangguk lalu menarik tangan Karina agar berdiri di depan kue ulang tahun besar yang telah ia siapkan.
"Silahkan pilih nyonya Lee, mau potong kue dan make a wish dulu atau hadiah mu dulu?" tanya Jeno
Karina tersenyum, "Hadiahku" ujar Karina tersenyum jahil menaikturunkan alisnya
Jeno menggelengkan kepalanya, "Jangan mulai ada anak-anak" ujar Jeno lalu mengambil sesuatu dari sakunya, ia juga mengambil sebuket bunga yang dibawakan pelayan disana.
Karina tersenyum cerah mihat sebuket bunga yang sangat indah dibawakan oleh Jeno, laki-laki itu lalu memberikannya pada Karina.
"Your flower" ujar Jeno lalu membuka sebuah kotak yang ia ambil dari sakunya, membuka kotak itu lalu mengenakan sebuah kalung cantik dileher istrinya lalu kembali berkata, "Your gift, dan yang terakhir, your kiss" ujar Jeno yang membuat dua orang jomblo disana mendelik.
Jino menutup matanya dengan tangan kirinya lalu menutup mata adiknya dengan tangan kanannya.
Jeno tertawa sebelum mencium Karina, ia memberi isyarat pada karina untuk melihat kedua anak mereka. Karina tertawa lalu menarik leher Jeno dn mencium suaminya itu sesuka hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins
FanficKelanjutan cerita kehidupan rumah tangga sebuah keluarga bahagia Jeno dan Karina yang memiliki anak kembar bernama Jino dan Jina. Dua anak kembar tidak identik dan berbeda gender itu hidup dengan berbagai perbedaan. Jino si sulung yang terlahir 15 m...