Dangerous

725 80 9
                                    



Suasana rumah di hari minggu begitu senyap, kedua anak kembar Jeno dan Karina sudah pergi ke rumah nenek dan kakeknya menyisakan orang tuanya berdua dirumah. Karina sejak tadi menatap Jeno yang murung. Jina masih belum mau bicara dengan ayahnya walaupun Karina sudah menjelaskan semuanya dan berakhir anak itu merengek ingin ke rumah kakek dan neneknya. Awalnya Karina melarang namun Jina mengancam akan mogok makan kalau tidak diizinkan alhasil Karina mengizinkan Jina pergi bersama Jino.

"Kau seperti orang yang sedang putus cinta saja", Karina membuka suara, Jeno melirik istrinya sebentar lalu kembali murung dan merenung menatap televisi yang sibuk sendiri.

Karina gemas sendiri melihat tingkah suaminya, bahkan saat mereka bertengkar saja Jeno tidak segalau ini.

"Babe" panggil Karina menarik wajah suaminya

"Nanti juga Jina akan bicara denganmu, berikan dia waktu ya?"

"Bagaimana kalau Jina tidak mau lagi bicara padaku? Padahal hari ini aku ingin menghabiskan waktu dengannya, ini lebih menyakitkan dari putus cinta" ujar Jeno sedih

Karina tertawa kecil, "Astaga, jangan berlebihan Jeno"

"Sungguh Karina, aku tidak pernah sesedih ini sebelumnya, setelah Jina keluar dari rumah sakit aku belum pernah jalan-jalan dan menghabiskan waktu dengannya karena sibuk, sekarang saat aku tidak sibuk dia yang merajuk padaku"

Karina menggelengkan kepalanya, suaminya ini benar-benar tipe orang tua yang menggelikan, kalau Karina pikir pikir ia tidak pernah dipeluk atau cium ayahnya saat ia sudah SMA, dulu saja saat ia masih balita dan SD, tapi lihatlah Jina, dia mendapatkan berlimpah kasih sayang dari Jeno bahkan saat anak itu sudah besar ayahnya masih memeluk dan menciumnya. Membuat iri saja.

"Sudahlah Jen, nanti kita bujuk lagi"

"Sekarang saja, ayo ke rumah ayah dan ibu" ujar Jeno memelas.

Karina terkekeh lalu mencubit pipi suaminya, "Nanti Jina marah kalau kita ke sana sayang"

Jeno kembali murung, Karina yang sangat gemas menarik wajah suaminya lalu mencium bibir laki-laki itu.

"Bagaimana kalau kita menghabiskan waktu bersama saja?" tanya Karina sambil memainkan ujung baju suaminya.

Jeno mengerutkan keningnya, namun langsung tau saat Karina mulai mendekatkan wajahnya, "Tidak mau" ujar Jeno memalingkan wajahnya yang membuat Karina mengeram kesal karena malu, astaga ia ditolak.

"Kau menolakku? Yang benar saja"

Jeno tak menghiraukan istrinya, ia sedang berusaha menghubungi ayah dan ibunya untuk menanyai dimana Jina sekarang.

Setelah menelepon, Jeno kembali merengek pada istrinya karena ia terlampau sedih karena hubungannya dengan putri kesayangannya sedang tidak baik.

Alhasil Karina terpaksa mengangguk mengiyakan keinginan suaminya, ia tidak tahan pada Jeno karena terus merengek padanya.

Karina terus saja berdecak kesal melihat wajah sumringah suaminya yang sedang menyetir menuju ke rumah kedua orang tuanya.

"Ibu bilang Jina dan Jino pergi ke supermarket dekat rumah, bagaimana kalau kita menunggu mereka" ujar Jeno dengan semangat

Karina hanya mengiyakan saja, tidak mau membuat masalah semakin runyam yang ada Jeno akan menangis nanti karena tidak bertemu kesayangannya. Ow astaga posisi nya terancam karena Jina.

Karina dan Jeno memarkirkan mobil mereka di dekat supermarket menunggu dua anak mereka yang tadi kata nenek dan kakeknya pergi ke supermarket dengan skuter.

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang