Jina tertawa cengengesan setelah berhasil melewati ruang keluarga di rumah nya, tak ada ibunya, ia jadi bisa dengan bebas mengambil es krim kesukaannya, karena kalau ada sang ibu ia tidak akan bisa bebas mengambil es krim di dapur, ia akan diomeli dulu oleh ibu nya baru bisa menikmatinya.
Jina mengambil duduk di kasurnya lalu menatap ke atas layar besar yang menampilkan drama favoritnya, kini ia sedang asik nonton dengan LCD di kamarnya untuk menghabiskan hari minggu nya yang berharga.
Saat Jina asik memakan es krim sambil menonton, suara pintu dibuka terdengar, Jina menegang menunggu siapa kah yang akan masuk ke kamarnya kalau itu ibunya habis sudah dirinya.
"Hai" sapa seseorang yang tak lain adalah kakaknya
"Ihh oppa Jina kira eomma, kaget tau"
"Memangnya kenapa kalau eomma?" tanya sang kakak
"Kalau eomma nanti pasti eomma akan mengomeli Jina"
Jino terkekeh lalu duduk di samping adiknya, "Kaki mu sudah tidak sakit lagi?"
Jina menggelengkan kepalanya seraya memasukkan es krim dalam mulutnya.
"Oppa, Jina baik-baik saja tenang saja, Jina kuat"
Sang kakak menghela napas pelan, ia tau adiknya menyembunyikan banyak hal dari ayah dan ibunya, Jina sangat sering sakit di sekolah namun ia tak pernah mau memberitau ayah dan ibunya, Jina selalu takut pada ibu mereka karena sang ibu akan menghukumnya kalau membuat masalah di sekolah dan yang paling parah kalau ibunya memberitau ayahnya habis sudah dirinya.
Jina memang bukan murid teladan di sekolah, setiap hari ada saja masalah yang ia buat dan mata-mata ibunya Bu Joy salalu tau dan akan mengadu ibunya. Entah itu telat, tidak mengerjakan pr, keluar kelas untuk pergi ke kantin atau yang paling parah berkelahi dengan temannya.
Dan Jino sudah lelah mengingatkan adiknya untuk tidak membuat masalah di sekolah. Ayah mereka tidak tau mengenai kelakuan Jina di sekolah karena ibu mereka membuat kesepakatan dengan Jina, kalau sekali lagi membuat masalah maka ibu mereka akan mengatakan semua kelakuan Jina pada ayah mereka.
"Jina!!!" teriakan ibu mereka membuat Jina terkejut, ia dengan cepat memberikan es krim di tangannya pada Jino.
Krekkk
"Jina!! Kau makan es krim lagi kan?!" teriak Karina memasuki kamar anaknya
Jina mengangkat bahunya menatap Karina santai, ia lalu menunjuk kakaknya yang memegang sekotak es krim.
"Oppa yang makan" ujar Jina
Jino kaget lalu menatap adiknya yang memberi isyarat untuk diam.
"Kau kira eomma bodoh hah? Lalu bekas apa yang ada di sudut bibir sampai pipi mu itu hah anak nakal" ujar Karina lalu menarik telinga anaknya
"Akhhh eomma eomma aduh sakit~~~ Appa!!!" pekik Jina sambil merengek mengikuti ibunya yang menarik telinganya menuju ke luar kamarnya.
"Eomma aduh telinga Jina bisa putus eomma, aduh sakit eomma" pekik Jina
Karina berdecak lalu melepas telinga anaknya, "Sudah pandai berbohong huh?!!"
"Eomma pelit sekali sih, Jina kan juga mau makan es krim" ujar Jina sambil mengusap telinganya
"Kau bisa sakit anak nakal, tadi pagi kau sudah habiskan 2 box es krim" ujar Karina lalu menarik Jina menuju ke dapur, Jina memanyunkan bibirnya menuju ke dapur mengikuti ibunya, ia hanya diam saat ibunya mencuci mulut hingga pipinya di wastafel.
"Dasar anak manja, kapan kau akan dewasa Lee Jina astaga" omel Karina lalu memberikan Jina air putih segelas besar.
"Habiskan" ujar Karina tegas
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins
FanfictionKelanjutan cerita kehidupan rumah tangga sebuah keluarga bahagia Jeno dan Karina yang memiliki anak kembar bernama Jino dan Jina. Dua anak kembar tidak identik dan berbeda gender itu hidup dengan berbagai perbedaan. Jino si sulung yang terlahir 15 m...