Waktu sangat cepat berlalu, semakin lama Karina semakin dekat dengan Jieun, setiap pagi setelah anak dan suaminya berangkat ke sekolah dan bekerja, Karina akan mengunjungi Jieun ke rumah sakit, anak itu kini sudah tidak sekolah, ia hanya akan ikut sekolah saat ada ulangan harian atau ujian. Hampir setiap hari Karina mengunjungi Jieun.
Dan selama waktu-waktu itu, hubungan Karina semakin jauh dengan Jina, namun bukan Karina yang menyadarinya tapi Jina, anak itu merasa ibunya menjauh darinya, setiap sore saat ia pulang ia tak pernah menemukam ibunya di rumah, ibunya selalu pulang sebelum petang, sementara kakaknya Jino juga pulang petang karena banyak mengikuti ekstrakulikuler di sekolah, hampir sebulan ini Jina selalu sendiri di rumah di sore hari.
Dan saat ibunya pulang, ibunya akan sibuk dengan kakaknya Jino, kadang ia merasa seperti ibunya melupakan kehadirannya. Seperti saat ini, Jina sedang melamun di halte dekat sekolahnya, Jino sangat sibuk hingga tak bisa menjemputnya namun saat ia menghubungi ayahnya nomernya tidak aktif, ia lalu menghubungi ibunya namun sang ibu tidak mengangkat ponselnya.
Jina menghela napas pelan sambil.memainkan kakinya, mungkin ia akan naik bus sekarang, semoga saja ia tidak kesasar. Namun saat menunggu bus Jina melihat seseorang yang mirip ibunya. Jina menyipitkan matanya, itu adalah mobil ibunya.
"Eomma" gumam Jina senang lalu melambaikan tangannya namun saat ia akan memanggil ibunya seseorang lebih dulu memanggil.
"Eomma!!"
Jina menatap ke arah sumber suara, disana, gadis yang ia buat masuk UGD satu bulan yang lalu, Jina lalu menatap ke arah ibunya yang ada di seberang jalan, ibunya melambaikan tangannya pada temannya itu.
"Eomma...Ke-kenapa..."gumam Jina dengan suara lirih nan menyedihkan.
Jina melihat ibunya tersenyum cerah pada Jieun, lalu mengelus kepala Jieun sambil berbicara lalu memeluk gadis itu, tanpa ia sadari Jina meneteskan airmata lalu menunduk membelakangi ibu dan temannya yang tengah berinteraksi seperti sepasang anak dan ibu.
"Jadi Jina bukan anak eomma hikks"
***
Jeno menghempaskan beberapa foto yang diambil oleh anak buahnya. Jeno menatap geram ke arah foto itu, istrinya terlihat sangat akrab dengan laki-laki yang baru ia tau kalau itu adalah mantan kekasihnya bahkan beberapa kali Karina tertangkap makan bersama seperti keluarga bahagia bersama mantan kekasih dan anak dari mantan kekasihnya itu.
"Brengsek, cari tau siapa sebenarnya bajingan itu!!"
Jeno menghempaskan semua barang di kantornya, "Karina.." ujar Jeno geram.
Jeno sudah curiga sejak beberapa minggu yang lalu, ia pernah melihat Karina berada di mall dengan anak dari mantan kekasihnya itu, lalu ia juga melihat Karina di rumh sakit, ia menjadi sangat curiga saat Jina bertanya pada Karina saat mereka makan malam, kemana ibunya setiap sore karena Jina selalu sendiri.
Jeno mulai curiga lalu menyelidiki semuanya.
Dengan langkah cepat Jeno berjalan keluar ke kantornya, ia mengepalkan tangannya membawa bukti-bukti foto yang sangat banyak. Ia sudah tidak bisa mentolerir lagi tindakan Karina.
Jeno menuju ke rumahnya, pukul 7 malam, ia sampai di rumah, saat ia sampai ia melihat Jino dan Karina yang sedang sibuk menelepon dengan wajah khawatir.
"Ada apa ini?" tanya Jeno dengan nada yang kurang bersahabat.
"J-jeno...Jina belum pulang" ujar Karina dengan wajah khawatir
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins
FanfictionKelanjutan cerita kehidupan rumah tangga sebuah keluarga bahagia Jeno dan Karina yang memiliki anak kembar bernama Jino dan Jina. Dua anak kembar tidak identik dan berbeda gender itu hidup dengan berbagai perbedaan. Jino si sulung yang terlahir 15 m...