Trouble

689 74 4
                                    



Jeno memasuki rumahnya dengan cepat, tadi Karina menghubunginya katanya Jina demam tiba-tiba.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Jeno khawatir pada Karina

"Dia baik-baik saja, tadi aku kalut maaf menghubungimu dan membuatmu khawatir, tadi Jina banyak menangis lalu badannya tiba-tiba panas dan dia juga sempat muntah" jelas Karina dengan wajah khawatir

"Apa tidak sebaiknya kita bawa ke rumah sakit?"

Karina menggelengkan kepalanya, "Besok saja ya, Jina sudah tidur nyenyak sekali, panasnya juga sudah turun"

Jeno menatap ke arah putrinya yang terlihat pucat dengan hidung memerah, ia mendekati Jina lalu mengelus wajah anaknya, "Dia menangis kenapa?" tanya Jeno

"Aku juga tidak tau, dia hanya bilang ingin dipeluk sejak tadi"

"Sejak kapan dia menangis?"

"Sejak kembali dari kantormu, aku juga bingung sejak tadi dia meminta dipeluk terus lalu dia juga meminta menginap di rumah kakek dan neneknya"

Jeno mengerutkan keningnya, "Menginap?"

"Ya, dia bilang mau kesana. Aku juga bingung ada apa sebenarnya"

Jeno mulai berpikir, setaunya ia meninggalkan Jina tadi di ruangannya dalam keadaan baik, apa ada yang mengganggu putrinya disana?

"Kau istirahatlah Jeno, aku akan menyiapkanmu makanan" ujar Karina namun Jeno menahan lengan wanitanya, ia lalu berjalan mendekati Karina mengikis jarak diantara mereka.

"K-kau mau apa?" tanya Karina kaget

"Kiss me"

Karina memukul bibir suaminya, "Kau gila? Ini kamar Jina"

"Kalau begitu kita ke kamar saja"

Karina menggelengkan kepalanya, "Anakmu sedang sakit, jangan bertingkah aneh-aneh ya Jeno, sana minggir"

"Ayolah Rin, I need it, please"

Karina menggelengkan kepalanya, ia terpaksa menarik Jeno keluar dari kamar Jina, mereka memasuki kamar mereka sendiri lalu ia mendudukkan Jeno di tempat tidur.

Karina bersedekap dada menatap suaminya, "Kau juga aneh hari ini, ada yang kau sembunyikan dariku?"

"Please, aku akan mengatakan semuanya setelah kau menciumku. Kiss me slowly, bite my lips with yours babe" ujar Jeno

Jeno menggelengkan kepalanya menyadarkan diri, apa yang ia katakan pada Anna sebelumnya adalah kenyataan, hanya dengan melihat Karina ia menjadi begitu tergoda, ia menginginkan wanita nya.

Karina berdecak, ia menangkup wajah suaminya, "Kau ini kenapa sih? Apa jangan-jangan ada sesuatu yang kau dan Jina sembunyikan dariku?"

Jeno mengangguk, "Ada"

"Apa?"

"Aku tidak tau kalau Jina, kalau aku ada, aku menyembunyikan sesuatu darimu, maaf baru mengatakannya sekarang" ujar Jeno menarik Karina ke pangkuannya.

Karina yang hanya menurut hatinya tidak resah, "Apa itu?"

"Aku akan memberitaumu nanti setelah kau menciumku"

Karina hanya bisa menghela napas lalu mendekati wajahnya pada wajah suaminya, mengikis jarak diantara mereka lalu melakukan apa yang suaminya minta.

Ciuman yang tidak akan mungkin bisa sebentar itu berlanjut, Jeno menikmatinya saat sang istri mengigit setiap inci bibirnya hingga mereka lepas kendali karena saat ini tangannya sudah mulai bergerilia menyentuh istrinya.

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang