10 Faith in us | 21+

387 38 12
                                    

Ei! Udah aku kasih tau, ya!

WARNING! 21+🚫

•••

Sebulan kemudian...

Levi's Squad Camp

Petra menghampiri Levi yang tengah duduk meminum teh nya, memisahkan diri dari anggota squad lainnya yang sedang berbincang-bincang dengan Eren. Petra pun ikut duduk di sebelah Levi.

"Kapten, tidakkah kau merasa sejak kehadiran Eren, tim kita menjadi semakim berwarna, maksud ku...aku menganggapnya sebagai adikku dia sangat baik", ucap Petra untuk memulai percakapan nya dengan Levi.

"...begitukah? Aku juga melihat kedekatan kalian", jawab Levi. Ia kembali menyesap teh hitamnya.

"Dia juga menggemaskan", ucap Petra.

Sedetik kemudian, terdengar sebuah bunyi ledakan di dekat mereka. Sontak, Petra dan Levi terperanjat. Mereka berbalik dan melihat keadaan anggota lain sangat kacau. Mereka terpental karena Eren yang tiba-tiba saja mengeluarkan tangan titannya.

Dengan sigap, Petra dan anggota lainnya mengeluarkan kedua pedang mereka.

"KENAPA KAU TAK BILANG-BILANG KALAU KAU INGIN BERUBAH, HUH?!", Ouluo mengacungkan satu pedangnya ke Eren.

Levi mengangkat tangannya dan memberi isyarat kepada Ouluo untuk menurunkan pedangnya. Ia berjalan mendekati Eren.

"KAPTEN! JANGAN TERLALU DEKAT! ITU BERBAHAYA!", Seru Petra.

"Petra, kau lah yang harusnya mundur", ucap Levi dengan tenang.

Eren tampak panik dan mencoba mengeluarkan tangannya yang terperangkap dalam otot-otot titannya.

"EREEEEEENNNN!!!!!"

Terdengar suara teriakan dari arah hutan. Itu Hange. Ia berlari kesenangan mendekati Eren yang masih terperangkap di otot titan.

"E-Eh? Hange-san?! Jangan mendekat!", Ucap Eren panik.

Bukannya menjauh, Hange malah menyentuh otot-otot titan yang mengeluarkan uap panasa itu dengan kedua telapak tangannya.

"AAAAKKKHHHHH!!! PANAS SEKALIII!!!", Hange berteriak kepanasan seraya mengibas
-ngibaskan kedua telapak tangannya ke udara.

"Astaga, Hange-san...", Moblit—Sektetaris Hange, tampak panik saat atasannya itu kesakitan.

"Tidak, tidak, aku tidak apa-apa! Eren, titanmu memang benar-benar luar biasa!!", Ucap Hange. Pipinya memerah kalau sudah membahas hal begini—TITAN.

Ya, kecintaan Hange terhadap Titan memang bisa dibilang tidak normal. Bahkan, saat dua titan liar yang berhasil ia tangkap untuk penelitian nya mati secara misterius, ia menangis dengan begitu histeris. Ia sudah menganggap dua titan tersebut seperti anak sendiri—Sawney dan Bean.

Hange menatap ke sebuah sendok teh yang menancap di tangan titan Eren.

"Eh? Apa ini?", Tanya Hange.

"Tadi, saat aku hendak mengambil sendok, tiba-tiba saja, tanpa aku inginkan, tangan titan ini muncul!", Ucap Eren.

"Eh?!"

•••

Ditengah makan malam, Petra menatapi Eren yang agak kesusahan memegang sendok pada tangannya.

"Oi, jangan sampai kau berubah lagi!", Cibir Ouluo. Sedikit banyak, mereka kesal atas kejadian tadi siang, saat Eren berubah tiba-tiba dan mengejutkan mereka.

"...ma-maaf, Ouluo-san", jawab Eren lirih.

"Eren", panggil Petra.

Eren langsung menoleh ke Petra. "A-ada apa?"

Beyond the Surface [ON PROGRESS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang