Karya ini hanya saya publish
di aplikasi Wattpad.
Jika kalian membaca "Tentang Kisah Kita" by Adellelia pada aplikasi selain Wattpad, berarti kalian membaca karya bajakan.
*****Kaget yaaaa 😆
Votes dan komen jangan lupa yaaa!Eniwei, don't call me THOR, okehh!
Call me Adellelia, Adel, Lia, Mbak, Kak, Mak, Mommy, Mom, salah satu dari ini tapi jangan Thor! Aku nggak bawa Palu soalnya 😌.Well, selamat membaca 😚
*****Orchard, Singapore
Siang itu, tepat di lobi hotel, Adimas melihat Aleisha-mantan istri yang ia ceraikan dua tahun lalu.
Entah kenapa tubuh Adimas kaku. Kedua matanya terpaku menatap penampilan Aleisha yang terlihat semakin menarik mata. Namun, hal yang paling menarik perhatian Adimas adalah seorang balita yang sedang wanita itu peluk di dalam gendongannya.
Sedang Aleisha, wanita itu tak sadar bahwa seorang pria sedang menatapnya lekat. Dia terlalu sibuk berbicara dengan putra semata wayangnya-Dima. Balita berumur lima belas bulan itu sedang senang-senangnya mengoceh dengan ekspresi wajah dan suaranya yang menggemaskan.
Aleisha begitu saja melewati Adimas dan beberapa tamu hotel berjenis kelamin laki-laki yang terang-terangan memerhatikan dirinya. Well, Aleisha tak peduli. Dia sudah terbiasa menghadapi para pria hidung belang dan mata-mata nakal mereka yang tak tahu malu memandangi tubuhnya.
Mungkin dulu Aleisha merasa jengah dan tak nyaman. Tapi kini, yang harus dia lakukan hanyalah terus berjalan dan mengacuhkan mereka. Seperti sekarang yang sedang ia lakukan. Dia tetap fokus berjalan ke depan. Fokus berinteraksi dengan anak semata wayangnya tanpa sadar bahwa Adimas-mantan suaminya ada didekatnya.
"Kenapa, Sayangnya Mamah? Cape ya? Nanti sampai kamar kita bobo ya." Suara Aleisha terdengar begitu lembut kala berbicara dengan balita yang berada di dalam gendongannya itu.
Sungguh hati Adimas terasa tergelitik mendengarnya. Suara Aleisha yang lembut. Suara balita yang menggemaskan. Kedua hal itu pernah ada di dalam mimpinya. Mimpi indah saat mereka menikah dan mencoba membangun keluarga. Sayangnya dengan begitu bodoh dia menghancurkannya.
Tanpa sadar Adimas mengikuti Aleisha. Dia sendiri tak tahu kenapa. Dua tahun lalu saat mereka resmi bercerai, Aleisha memintanya untuk tak lagi menampakkan diri di hadapannya. Well, jika memang suatu saat mereka bertemu. Mereka hanyalah orang asing. Jadi lebih baik tak saling menyapa.
Tapi, entahlah ... momen ini begitu berharga untuk dilewatkan. Dua tahun lamanya Adimas menahan rindu. Sekuat tenaga dia menahan diri dan tak meminta orang-orangnya untuk mencari wanita ini-wanita yang nyatanya masih begitu ia cinta. Lalu, sekarang ... begitu saja wanita itu muncul didekatnya seraya menggendong balita yang terlihat begitu mirip dengannya.
Oh, wait! Apakah balita itu memang anaknya? Tapi, bagaimana bisa? Bukankah Aleisha-dia dinyatakan mandul oleh dokter yang memeriksa mereka dulu.
"Pak Dimas!" Seru Bara-sekretaris sekaligus tangan kanan Adimas di perusahaan.
Langkah Adimas terhenti. Dia menoleh. Menatap Bara yang tiba-tiba saja berada disisinya.
"Ada apa?" Tanyanya. Ditatapanya Bara tak suka.
Masalahnya, dia hanya menoleh satu detik. Tapi lihat, Aleisha dan bayinya sudah tak lagi terlihat di pandangan matanya. Sial!
"Business Meeting Bapak ada di restoran hotel, Pak. Di sebelah sana." Jawab Bara seraya menunjukkan tempat yang dimaksud. "Kolega kita dari cabang Singapore sudah datang, jadi sebaiknya kita segerea menemui mereka sekarang, Pak." Jelasnya lagi.
Adimas mengangguk. Tapi kedua matanya terus saja menelisik ke segala arah. Dia mencari Aleisha. Kemana wanita itu pergi?
"Ada apa, Pak?" Bara penasaran. Tatapannya mengikuti arah kemana Adimas melihat ke segala arah.
"Istri .. ah, mantan istri saya-"
"Ibu Aleisha?" Potong Bara cepat.
Adimas mengangguk.
"Tadi saya lihat Aleisha disini. Dia ... dia menggendong seorang balita yang begitu mirip dengan saya." Adimas menjelaskan dengan wajah ragu dan kebingungan.
"Bapak mau saya mencari ibu Aleisha?" Bara langsung berinisiatif dan tentu saja Adimas mengangguk.
"Kamu cari Aleisha." Perintahnya. "Saya yakin saya melihatnya tadi di sini. Mungkin dia tamu hotel ini juga." Adimas menarik nafas lalu menghembuskannya kasar.
"Cari tahu mengenai anak yang dia bawa tadi. Jika memang itu anak kami berdua, bagaimana pun caranya saya ingin Aleisha juga anak itu kembali menjadi milik saya." Tegas Adimas tak dapat diganggu gugat yang tentu saja disanggupi oleh Bara.
Dengan patuh dia menjawab, "Baik, Pak! Saya akan segera meminta orang kita untuk mencari tahu mengenai ibu Aleisha."
Adimas mengangguk.
"Paling lambat dua puluh empat jam saya ingin kembali bertemu Aleisha." Tekannya.
Mungkin, terdengar mustahil tapi tentu saja Bara menyanggupinya. Pria berumur dua puluh delapan tahun yang sudah lima tahun ini menjadi tangan kanan Adimas tak pernah sekali pun mengecewakan atasannya. Begitu pun kali ini, dia berjanji akan melaksanakan apa yang Adimas perintahkan dengan sebaik-baiknya.
"Bagus! Show me your best, Bara!" Ucap Adimas sebelum akhirnya melangkahkan kakinya menuju ruang pertemuan bisnisnya selama di Singapura.
Well, jika memang saat mereka bercerai Aleisha tengah mengandung anaknya lalu malah menghilang dan tak memberitahukan Adimas mengenai buah hati yang sudah bertahun-tahun mereka tunggu itu. Adimas bersumpah Aleisha harus membayarnya dengan kembali menjadi miliknya.
Bagaimana pun caranya. Walau harus menggunakan cara paling licik sekali pun, dia tak peduli. Yang terpenting wanita itu dan anak balitanya harus menjadi miliknya, selamanya. Janji Adimas dalam hati.
========
2 April 2021
Entahlah aku gabut 😅.
Lihat responnya dulu, kalau lapak ini rame aku lanjut.
Semangat!! 💃💃💃
Follow me on IG Adellelia.novel.
Love a bunch,
Adellelia
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kisah Kita Vol.1 (Kumpulan Short Story)
RomanceJust another love story by Adellelia. Kumpulan cerita pendek tentang cinta, tangis, tawa, penyesalan dan perjuangan lalu berakhir bahagia. Just read if you like, and just go if you don't! ============ Warning! Cerita ini mengandung unsur dewasa. D...