BARA - CITRA (PART 2)

3.1K 362 43
                                    

Maaf, Gaeess...
Semalam aku tepar, ketiduran.
Lupa update 🙏😬
Yawis, enjooyyy 😘
***

Baby, I'd give up anything
to travel inside your mind
Baby, I fall in love again
come every summertime
My daddy taught me to choose 'em wisely, but you don't have to try
'Cause, baby,
I fall in love every summertime
~ Every Summertime- Niki ~
***

Citra menolehkan kepala saat namanya dipanggil oleh Rara─staf Bara dari Divisi Sekretariat Perusahaan.

"Mbak, nanti setelah makan dipanggil Pak Bara ke ruangannya ya," ucapnya.

Seketika membuat Citra menganga. Panik, kedua matanya mengerjap beberapa kali.

"Hah, ada apa ya, Mbak Rara?" tanyanya bingung.

Rara mengedikkan kedua bahunya. "Wah, saya kurang tahu ya, Mbak Cit," jawabnya. "Tapi, kalau bisa Mbak Citra makannya dipercepat ya! Pak Bara mau jemput Pak Dimas satu jam lagi ke Bandara soalnya," jelasnya. Tentu saja membuat Citra hanya mampu menganggukkan kepala.

Citra masih memandangi punggung Rara yang sudah berjalan meninggalkan ruang pantry, saat tepukan dia rasakan di punggungnya.

"Cit, ngapain Pak Bara nyariin lo?" Ijul─rekan satu divisi yang juga sedang ikut makan siang bersamanya penasaran.

"Mana saya tahu, Mas Ijul." Kali ini dia yang mengedikkan kedua bahunya.

"Lo dodol banget sih, Panjul!" gemas Rahayu kepada satu-satunya sosok Adam di ruangan ini bersama mereka. "Kan tadi si Citra nanya sama Mbak Rara. Lah! Mbak Rara saja nggak tahu kenapa atasannya manggil Citra. Apalagi si Citra? Mana tahu dia!"

Citra manggut-manggut. Setuju dengan analisis Rahayu. Begitu juga dengan Titania. Tapi tidak dengan Ijul. Laki-laki itu malah menaik turunkan kedua alisnya meledek Citra.

"Ya kali, ada urusan pribadi." Ijul pantang menyerah. Mendengar hal itu, hampir saja membuat Citra menyemburkan air minum di dalam mulutnya. Sontak membuat Ijul yang berada di hadapannya memekik, terkejut setengah mati.

"Heh! Awas lo berani nyembur muka gue!" sewot Ijul. Wajahnya panik saat hampir saja perempuan di sebelahnya itu membuat wajahnya basah kuyup. Untung saja Citra masih mampu menahan, lalu menelan air minum itu kembali, turun melewati tenggorokannya. Sedang Rahayu dan Titania tertawa geli melihatnya.

"Mampus!" seru mereka berdua bersamaan dengan ekspresi meledek.

"Lagian, Mas Ijul ada-ada saja!" Citra membela diri. "Urusan pribadi apa aku sama Pak Bara?"

"Ya kali, lo minjem duit Pak Bara belum dibalikin!" jawab Ijul asal.

Kali ini Titania yang menimpali. "Eh, Panjul! Kalau si Citra minjem uang Pak Bara nih, sekarang dia nggak ikut makan siang bareng kita di pantry lah. Kaum kere tanggal tua."

Sontak membuat Ijul memutar kedua mata, tapi akhirnya membuat mereka tertawa. Termasuk Citra yang juga menampilkan tawa canggungnya. Tanpa mereka sadari, sesungguhnya jantung Citra jumpalitan sejak tadi. Bertemu Pak Bara setelah malam panas yang mereka lalui beberapa hari lalu? Sungguh, jantungnya belum siap bertemu dengan laki-laki yang telah membuka segel keperawanannya itu.

Ya Tuhan, bisa transfer aku ke Bulan saja, nggak sih? Pinta Citra dalam hati.

Jujur saja, Citra sudah tak bernafsu lagi dengan makan siangnya. Dia menutup kotak bekal dan merapikannya kembali. Disesapnya es cappuccino kemasan yang sempat dia ambil dari kulkas pantry. Niat hati ingin berlama-lama merasakan sensasi dingin dan manis dari rasa kopi bercampur susu itu sebelum memulai kembali pekerjaannya batal sudah. Akhirnya, setelah menyiapkan hati dan menenangkan pikiran, dia memberanikan diri untuk mendatangi ruang kerja Bara.

Tentang Kisah Kita Vol.1 (Kumpulan Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang