Haaaaiiii, sudah siap naik roller coaster lagi bersama akuh?? 😎
======Vote dan komen jangan lupa ya!
Enjoy 😆
=======
Ruang Praktik Dokter Albert Marciano, siang itu."Kamu siapa?" Tanya Albert dengan wajah tak bersahabat.
Saat ini, seorang wanita yang sepertinya mengenakan seragam perawat Rumah Sakit tempatnya berkarir, berdiri dengan begitu percaya diri di hadapannya.
"Saya, Ayu, Dok," jawabnya.
"Duduk!" Perintahnya.
Wanita itu mengangguk lalu segera duduk di kursi yang ditunjuk.
Tatapan Albert menelisik sang wanita di hadapannya. Rambut wanita itu hitam dicepol seperti suster pada umumnya. Wajahnya cantik natural bak puteri keraton. Ayu, sesuai namanya. Kulitnya tidak putih tapi berwarna kuning langsat. Walau begitu, dengan melihatnya saja Albert dapat merasakan kulit itu akan terasa mulus dan lembut saat dibelai.
Shit! Belum ada satu menit tapi pikirannya sudah melantur kemana-mana. Salahkan gairahnya yang sudah satu bulan ini tak mendapat pelepasan karena kesibukannya.
"Kamu bilang apa tadi?" Satu alis Albert terangkat. "Kamu mau saya untuk meminjamkan kamu uang sebesar dua ratus juta rupiah?" Dahinya kini terlipat ke dalam. "Geez, lady! Jumlah itu nggak sedikit. Mau nyicil sampai kapan kamu kalau cuma bayar pakai gaji bulanan kamu kerja di sini?" tanyanya setengah menyindir.
"Saya akan cari cara untuk melunasinya, Dok! Saya akan kerja apa saja untuk melunasi hutang saya ke dokter. Please, tolong saya, dok!" Ayu memelas dengan kedua tangan ditangkup di depan wajah. Berharap keponakan dari pemilik rumah sakit ini merasa iba dengannya.
Tapi tentu saja, pria acuh tak acuh seperti Albert tak akan mudah merasa iba kepada orang asing yang well, dapat dikatakan baru sekali ditemuinya.
"Uang sebanyak itu buat apa? Kenapa nggak pinjam di bank saja?" Sambil memainkan pena ditangannya Albert kembali bertanya.
"Untuk bayar hutang dan biaya rumah sakit Ayah saya, dok! Saya sudah berusaha pinjam ke bank tapi ditolak," jelasnya seraya menahan sabar. "Menurut dokter, buat apa saya sampai harus bertemu dan mengemis kepada dokter sekarang ini kalau memang saya dapat pinjaman dari bank?" Serunya tajam.
Kedua mata berbentuk almond itu menatap lurus sosok dokter yang tengah duduk dengan gaya pongah di kursi kebesarannya. Sepertinya Ayu sudah mulai kesal menghadapi pria dengan mulut pedas seperti Albert. Sialnya, pria itu adalah satu-satunya harapannya saat ini.
"Ayah kamu sakit apa?"
"Komplikasi Diabetes dan Jantung . Saat ini sedang dirawat di ruang HCU."
"Di rumah sakit ini?"
"Iya," wanita itu mengangguk.
Terdengar suara helaan nafas Albert kasar.
"Well, kamu sudah tahu rumah sakit ini mahal. Rumah sakit ini rumah sakit elite yang bahkan nggak menerima pasien dengan tanggungan BPJS. Kenapa berani sekali kamu masukkan ayah kamu untuk dirawat di sini?"
Ayu menarik nafas dalam. Rasanya, dia ingin sekali memaki dokter tanpa empati seperti pria sombong di hadapannya ini. Tapi dia harus bersabar. Demi dua ratus juta. Demi agar ayahnya dapat ditangani dengan baik di rumah sakit ini.
"Dokter pasti tahu jika proses menggunakan jaminan negara begitu berbelit prosesnya." Ayu mulai kembali bersuara. "Ayah saya sudah sekarat saat itu, sedang ruang ICU apalagi HCU di ruma sakit pemerintah begitu terbatas jumlahnya. Saya harus bertindak cepat agar orang tua saya dapat ditangani, Dok!" Jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kisah Kita Vol.1 (Kumpulan Short Story)
Roman d'amourJust another love story by Adellelia. Kumpulan cerita pendek tentang cinta, tangis, tawa, penyesalan dan perjuangan lalu berakhir bahagia. Just read if you like, and just go if you don't! ============ Warning! Cerita ini mengandung unsur dewasa. D...