YUHUUUU...
WARNING! MATURE CONTENT YA, GAESS 🔞🔞🔞
SIAP-SIAP KIPASSS 👀👅
*****Aliran darah di dalam tubuh Ayu berdesir hebat. Tubuhnya meremang. Bibirnya bergetar saat jemari ramping Albert membelai wajah lalu ibu jarinya berlama-lama bermain di aera bibirnya yang dipaksa terbuka. Kedua tangannya yang berada di kedua bahu Albert mengepal manahan rasa aneh yang bergejolak di dalam tubuhnya.
"Kamu benar masih perawan, Ay?" Tanya Albert. Dia menatap intens bibir merah Ayu yang entah mengapa begitu menggoda indera penglihatannya saat ini.
"Masih, Dok!" Jawab Ayu pelan seraya mengangguk.
"Panggil Albert saja. Saat ini kita bukan lagi seorang dokter dan suster, Ayu," balasnya.
Ayu mengangguk. Lalu tatapan playful dengan senyum miring khas playboy kembali terpatri di wajah pria keturunan Batak Australia itu. Membuat Ayu mengerutkan kening, bingung.
Albert mendekatkan wajahnya, lalu berbisik, "Kecuali kalau kamu mau jadi suster saya di Rumah Sakit nanti. Kamu harus siap kapan saja membantu saya. Tidak hanya urusan rumah sakit, tapi juga untuk urusan ranjang," ucapnya begitu santai. Seketika membuat Ayu kehilangan kata-kata mendengarnya.
"Kamu kemana saja sih, Ay? Kenapa baru datang kepada saya siang tadi?" Albert menggugam sendiri seraya mengelus punggung telanjang Ayu. Dia terpesona menatap cantik wajah dan lekuk juga mulus tubuh wanita dipangkuannya itu.
Banyak sekali suster bahkan dokter wanita yang terang-terangan menggodanya. Bahkan, setelah tahu bahwa dirinya masih keluarga pemilik Rumah Sakit, godaannya semakin menggila. Tapi, entah mengapa tak satu pun yang membuatnya tertarik untuk menarik salah satu dari mereka untuk naik ke ranjangnya. Dia tak mau terlibat affair di dalam Rumah Sakit. Lebih baik menyewa wanita semalam lalu selesai tanpa drama.
Namun siang tadi kala melihat sosok Ayu, darahnya langsung berdesir hebat. Dan lucunya, saat ini wanita tersebut ada di atas pangkuannya. Ternyata Tuhan begitu sayang kepadanya. Albert tersenyum tipis.
Sedangkan Ayu, dia mati-matian menahan tubuhnya agar tidak bergetar karena sentuhan Albert ditubuhnya. Tangan Albert mulai bergerilya dan efeknya tak bagus untuk kesehatan jantung Ayu yang debarannya semakin meningkat saja ritmenya.
"Kamu yakin, siap untuk melepas keperawanan kamu malam ini, Ay?" Kembali Albert bertanya, kali ini dengan jemari yang mulai merambat ke area pangkal kaki bagian atas Ayu yang terbuka.
Sedari tadi pikiran warasnya seakan hilang kala melihat inti gairah wanita itu, yang hanya tertutup celana Thong hitam transparan terpampang dengan jelas di hadapannya, saat wanita itu naik ke atas pangkuannya dan sontak tepian pakaian mini yang dikenakannya tertarik ke pinggulnya.
"Mau nggak mau saya harus siap, Dok–eh.. Al," jawab Ayu seraya menggigit bibir.
Tubuhnya meremang merasakan belaian-belaian ringan yang dilakukan Albert disekujur tubuhnya. Pria itu belum menelanjanginya. Belum sekalipun mencium bibir maupun meremas tubuhnya. Hanya mengajak berbicara dengan jemari yang merambat ke sana kemari tanpa mengenai aset-aset penting ditubuhnya, tapi efeknya sudah membuat tubuhnya menggila.
"Kamu dibayar berapa sama Romi?" Suara Albert terdengar semakin berat. Tangannya menarik tengkuk Ayu mendekat dengannya. Wajahnya didekatkan ke wajah wanita itu. Ujung hidungnya mulai menelusuri tekstur kulit wajah Ayu yang terasa hangat dan lembut.
"Se... seratus juta," jawab Ayu terengah.
Gerakan Albert berhenti sesaat. Dia membayar kepada Romi seratus lima puluh juta, dan ternyata hampir setengahnya masuk ke dalam kantong pria gemulai itu. Menghela nafas pelan, dia melanjutkan kegiatannya. Kini dia membenamkan wajahnya di ceruk leher Ayu. Menghirup aroma manis yang menguar dari tubuhnya.
"Tapi, hutang kamu dua ratus juta," kata Albert. "Kamu mau jual diri lagi setelah ini, hmm?"
Deg.
Jual diri?
Hati Ayu seperti dicubit mendengar perkataan Albert. Nyeri. Tapi, kenapa dia harus merasa sakit hati? Toh apa yang dibilang Albert memang benar kan? Saat ini dia memang sedang menjual dirinya.
"Mungkin." Hanya itu kata yang dapat keluar dari bibirnya. Memangnya apa lagi yang dapat dia lakukan untuk dapat mengumpulkan seratus juta dalam waktu cepat? Selain ngepet, ya mepet. Mepet dengan pria-pria hidung belang berdompet tebal, seperti Albert contohnya.
"Kalau saya puas dengan layanan kamu malam ini, mungkin besok saya akan tambah waktu. Saya juga akan kasih tips yang lumayan besar untuk kamu," bisik Albert lagi dengan suara serak. Dia mengecup lalu menjilat kulit di area belakang telinga Ayu. Suara lenguhan wanita itu terdengar dan seketika miliknya di bawah sana semakin mengeras saja.
Albert mengangkat wajahnya. Dia menatap wajah Ayu yang sudah merah merona. Tatapan sayu wanita itu membiusnya. Membuatnya menarik nafas lalu menarik dagu Ayu mendekat. Mereka berpandangan, sebelum akhirnya dia menyatukan bibirnya dengan bibir wanita itu yang merekah untuknya.
Awalnya coba-coba, Albert hanya ingin mencicipi. Mengingat ini adalah kali pertama untuk Ayu, ia ingin bermain pelan tanpa harus diburu nafsu. Tapi, nyatanya saat erangan rendah dari wanita itu terdengar begitu seksi di telinganya saat ia mengisap bibirnya. Albert tak dapat lagi menahan gairahnya yang sudah membumbung tinggi.
Dia mengulum, menyesap dan memainkan lidahnya dibibir Ayu. Tangannya menurunkan gaun bagian atas lalu meremas pelan dua buah dada ranum milik Ayu yang sudah terpampang bebas untuknya. Dia menikmati tekstur halus dan padat bagian kenyal yang sedang dia jamah. Dia mencubit pucuk tegang itu gemas. Membuat Ayu menjerit tertahan di dalam mulutnya.
Albert melepaskan cumbuannya. Menatap Ayu dengan percikan gairah di matanya, kedua tangannya masih melakukan aktifitas panas di kedua buah dada Ayu. Dia tersenyum melihat bagaimana ekspresi malu-malu yang wanita itu perlihatkan kepadanya.
Satu tangan Albert merambat ke bawah, dan Ayu tersentak kala telapak tangan pria itu menangkup inti gairahnya dari luar Thong yang dikenakannya. Dia menahan nafas kala satu jari mulai menyusup ke dalam dan mulai membelai intinya.
Satu desahan lembut lolos dari bibir mungil Ayu saat merasakan jemari ramping itu mulai bergerak. Disusul satu rengekan manja yang terdengar menggemaskan ditelinga Albert kala dia mendaratkan lidahnya untuk membelai puncak dada Ayu yang menegang.
"Ah... Al, tu... tunggu dulu," pinta Ayu diiringi desahan.
Albert menghentikan kegiatannya. Dengan nafas berat dan dada yang naik turun menahan gairahnya dia menatap Ayu yang terlihat berantakan tapi terlihat begitu menggairahkan. Walau begitu, selintas dia menyadari tatapan ragu yang terpatri di wajah wanita itu.
BERSAMBUNG
****
11 Juni 2021
Jujur, aku nggak kuat nulisnya. Berasa pengen jadi Ayu dipangku Albert, hahaha....
Jadi, ku stop dulu ya! Aku mau tidur, hahaha!
Aku akan update kalau votes dan comments melebihi voments part sebelumnya.
Oh iya, difollow juga dong akun Wattpad-ku, cyintah. Masa cuma dibaca doang ceritanya tapi nggak follow sih? Nanti aku sedih 😢😢😢.
Yawis, See you when I see you, dear.
Love, Adellelia
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kisah Kita Vol.1 (Kumpulan Short Story)
RomanceJust another love story by Adellelia. Kumpulan cerita pendek tentang cinta, tangis, tawa, penyesalan dan perjuangan lalu berakhir bahagia. Just read if you like, and just go if you don't! ============ Warning! Cerita ini mengandung unsur dewasa. D...