Dear, Jo! (Joseph-Mandy) Part 3.1

1.9K 225 17
                                    

Nungguin ya??😜


Part 3
We Are Enemies

Kediaman Arthur satu tahun lalu.

Aku menatap Joseph sendu. Masih sakit terasa di dalam hati kala mengetahui semua yang laki-laki lakukan untukku hanya sandiwara semata. Bodohnya seorang anak pelayan sepertiku yang percaya jika seorang anak keturunan bangsawan mau menjalin hubungan dengannku. Ya Tuhan, Mandy! Ayo, bangun dari tidurmu!

"Mandy─"

"Aku mendengarnya!" Sekali lagi kusela ucapan Joseph. "Aku mendengar apa yang anda dan teman-teman anda bicarakan mengenai saya, Sir," kataku.

Seketika wajah Joseph memucat. Kedua matanya mengerjap beberapa kali. Dan, terlihat dirinya menahan nafas karena terkejut mendengar penuturanku.

"Mandy, aku bisa jelaskan."

Joseph masih berusaha meraih jemariku, tapi aku mengelak. Sekuat tenaga kudorong tubuh kekarnya hingga akhirnya tubuh besar itu terdorong satu langkah menjauh dari depan tubuhku. Kesempatan itu pun aku gunakan untuk melepaskan kalung emas berliontin berlian yang dirinya berikan kepadaku sebagai hadiah kelulusan beberapa saat lalu.

"Ini," kataku seraya memberikan kalung tersebut langsung ke telapak tangannya. "Terima kasih. Tapi, saya tidak mau menerima hadiah apa pun dari anda, Sir."

Kutatap kedua matanya tajam. Kedua mata itu mengerjap tak percaya. Namun seketika, tatapan itu berubah disertai dengkusan kasar

"Apa kamu menghinaku saat ini?"

Joseph menatapku emosi. Sorot matanya kini terlihat diliputi amarah. Dia mencengkeram kalung yang kukembalikan erat seperti hendak menghancurkannya.

"Keturunan Arthur tidak pernah menerima kembali barang pemberian mereka. Ambil kembali ini!" Dia kembali menyodorkan kalung tersebut kepadaku. Namun, aku tetap menggelengkan kepala. Tak mau menerima kalung itu kembali.

Lalu, dalam satu kedipan mata Joseph kembali merapatkan tubuhnya dengan tubuhku. Membuatku bahkan tak mampu terpekik kala begitu saja dia membungkam bibirku dengan bibirnya. Satu tangannya berada di tengkukku dan memaksa wajahku untuk tetap menghadapnya hingga dia mampu melumat bibirku tanpa ampun.

Joseph membuatku kewalahan. Dia mendesak dan mengukung tubuhku hingga benar aku tak dapat berkutik dan hanya mampu pasrah menerima segala perlakuan kasarnya kepadaku. Detik demi detik penyiksaan bercampur nikmat itu harus kuterima. Harga diriku terluka.

Laki-laki yang awalnya memperlakukanku begitu manis kini melecehkanku. Laki-laki yang awalnya kupikir menjadi ksatria pelindungku kini melukaiku.

Joseph menyudahi ciumannya saat tarikan nafas kami mulai melemah. Kami bertatapan. Embusan nafasnya yang terasa panas menerpa kulit wajahku.

Tatapannya mengolok. Sedang, mati-matian aku menahan turunnya air mata yang mengumpul di pelupuk kedua mataku. Dia menatapku merendahkan. Semakin membuat sakit yang melanda hatiku merajalela.

"Thank you for the kiss," ucapnya seiring dengan air mata yang jatuh dari kedua mataku. "Dan ini adalah bayaranmu." Dia memaksaku menerima kalung berlian itu kembali. "Harga kalung itu sepadan dengan ciuman yang baru saja kita lakukan." Sekali lagi dia mencemooh, sebelum akhirnya benar melepaskan tubuhku.

"Good luck with the interview tomorrow," ucapnya sinis. Lalu, tanpa merasa bersalah melangkah begitu saja meninggalkanku yang masih terdiam di sudut ruangan. Aku menangis tergugu, tapi tetap menahan isaknya. Tubuhku merosot ke bawah. Kedua kakiku begitu lemas terasa. Kugenggam erat kalung berlian itu ditanganku. Melihat dengan tatapan buram, harga dari pelecehan yang Joseph lakukan kepadaku.

Tentang Kisah Kita Vol.1 (Kumpulan Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang