09 | Kitsune's Wedding
Jungkook belum menjawab pertanyaanku. Justru pria itu izin mandi karena katanya tubuhnya bau keringat, matahari dan juga debu. Aku tidak punya hak untuk menahannya jadi aku mengizinkan dia pakai satu kamar mandi di kamar yang kosong lantas menunggu dengan serius. Kau tahu? Mendengar ritual Kitsune sudah membuat aku berdebar. Bayangkan, kau pasti akan merasa tertarik dengan hal yang awam kau ketahui. Dalam bahasan ini, hal itu terkait langsung dengan Jungkook. Apapun tentang Jungkook? Sangat menarik untukku.
Jika saja Paman Seo bergabung dengan kami, aku yakin beliau yang paling antusias mendengarkan kisah legendaris tersebut. Sayangnya, hanya ada kami berdua. Berdua. Aku merasa pipiku memanas karena mungkin kami benar-benar akan berdua saja di apartemenku malam ini.
Jungkook keluar dengan handuk yang kuberikan. Ia menggosok rambutnya dengan handuk yang lebih kecil. "Maaf, tapi aku benar-benar tidak membawa baju ganti. Maksudku, apakah kau punya.."
"Ah, sebentar. Aku rasa ada."
Setelahnya, aku keluar dari kamar sembari membawa pakaian yang masih dibungkus rapi. Di sana bahkan ada pakaian dalam yang masih baru serta celana yang masih punya tag price. "Jangan beramsusi apapun. Ini harusnya punya sepupuku Yoongi karena waktu itu katanya dia akan mampir. Aku belikan saja yang dia pesan."
"Oh, terima kasih," katanya. Jungkook berbalik dan masuk lagi ke kamar tamu. Tidak lupa, ia menguncinya dari dalam.
Tubuh mereka tidak sama. Aku yakin Yoongi lebih mungil dari ukuran pria kebanyakan tapi size kaus kan tidak banyak berbeda dan celana itu agaknya cukup besar untuk dipakai Jungkook. Pakaian dalam .. astaga, aku tidak mau membahas itu.
"Sempurna."
Aku menoleh dan Jungkook sudah berdiri dengan kaus serta celana yang tadi aku berikan. Bahkan pakaian biasa seperti itu saja justru terlihat menakjubkan di tubuhnya. Jungkook masih menggosok handuk ke rambutnya jadi aku menawarkan agar dia duduk sedangkan aku mengambil pengering rambut.
Setelahnya, aku membantunya dengan berdiri di belakang sembari mengarahkan pengering itu ke rambutnya. "Jung, kau belum menjawab pertanyaanku sebelumnya."
"Soal itu, aku .. sepertinya aku sudah cerita kepadamu." Dengung mesin pengering terdengar di tengah-tengah kami. Aku menyibakkan helai rambutnya dan mengarahkan pengering itu tidak begitu dekat. "Aku ini keturunan campurna, separuh Kitsune dan separuh manusia. Mereka mencari Kitsune yang benar-benar Kitsune seutuhnya sedangkan aku punya probilitas jika punya anak mungkin anak itu akan seperti aku atau sepenuhnya Kitsune. Jadi, yah, aku tidak diwajibkan untuk mencari Kitsune sekarang untuk punya keturunan. Lagipula, aku tidak berminat untuk ritual tersebut."
"Apakah seburuk itu?"
Jungkook mengangguk. "Kami akan bergabung di pack kemudian menelisir wilayah-wilayah yang punya jejak Kitsune betina. Akan ada perkelahian antar Kitsune pula untuk menunjukkan siapa yang terkuat sehingga sangat siap untuk pembuahan. Aku tidak mau menjelaskan lebih lanjut," ia meringis. "Itu akan menganggumu karena pada dasarnya itu benar-benar buas dan liar."
Aku tidak bayangkan Jungkook yang buas dan liar, tentu saja.
"Ok—oke."
Jungkook mengangguk praktis. "Dan aku lebih menyukaimu, Dahyun."
Aku nyaris membuat alat pengering itu tergelincir dari tangan. Namun aku berusaha mengenggam erat. Aku beruntung karena kami tidak berhadapan jadi dia tidak tahu betapa merahnya pipiku sekarang.
"Aku serius. Sejak pertemuan denganmu, aku tahu, aku menyukaimu."
"Ak .. aku juga.."
Jungkook menunduk. "Tapi aku sadar mungkin kita jauh berbeda dan ini bukan jenis perasaan yang harus menuntut jadi jangan membuat dirimu tidak nyaman."
KAMU SEDANG MEMBACA
KITSUNE'S KISS | jeon jk (Full-Length Version) ✔
Fanfic(Fantasy - Romance) Im Dahyun pikir dia sudah tewas di tempat. Kunjungan ke rumah Pamannya di pedalaman Daegu memang bukan hal yang main-main. Melewati medan yang terjal, perbukitan curam serta berada di sekeliling hutan bercurah hujan tinggi. Dahyu...