35 | Suspicious
Setibanya di Daegu, aku tidak punya banyak waktu untuk berleha-leha. Aku naik ke taksi, mengangkut barang-barangku, dan mulai memberikan alamat pada sang supir. Sebenarnya, aku belum sempat pulang ke Seoul, tapi aku sudah mengabari Jungkook bahwa aku langsung ke Daegu. Kabar ini cepat sekali, sampai aku tidak habis pikir.
Ibuku akan menyusul, katanya dia sudah bersiap. Entahlah, aku masih terkejut dibuatnya. Setelah itu, di perjalanan aku benar-benar terjaga. Melewati terowongan yang sudah kukenali sampai terbawa mimpi, aku pun langsung duduk tegak, tidak berkutik.
Jarak antara terminal bus dan desa Paman cukup memakan waktu. Tapi syukurlah, hari ini cerah dan terang menderang. Jadi, aku tidak perlu sepanik itu dan tidak mungkin kan Kitsune liar muncul mendadak? Apalagi dengan kemungkinan besar dia akan diburu dan dibawa oleh manusia. Aku agak lega.
"Kita sudah sampai, Nona."
Aku terkesiap, agak mengantuk tadi. Setelah itu, dia membantuku turun dan mengeluarkan koper. Bahkan aku masih memakan setelan formal karena tidak sempat berganti pakaian di hotel. "Terima kasih banyak." Aku bergegas mendekati bangunan rumah sakit.
.
.
Kabarnya, Paman mengalami serangan jantung pukul enam sore tadi. Setelah itu, dia langsung dilarikan ke rumah sakit. Di koridor, aku melihat Bibi masih berderai air mata dan Yoongi mendekapnya. "Dia di dalam?"
"Yah, belum boleh dijenguk untuk sekarang," jawab Yoongi. Aku cepat mengusap bahu Bibi, lantas menenangkannya. Setelah Ibuku datang dengan tergopoh-gopoh, Bibi beralih mendekap Ibuku. Barulah, Yoongi bisa mengajakku untuk menjauh, memberi waktu agar dua wanita itu bicara lebih tenang. Setelahnya, kami duduk di kantin rumah sakit dan Yoongi menyodorkan minuman kaleng padaku.
"Aku dengar kau dari Gwangju, bagaimana perjalanan kemari?"
"Yah, cukup gila. Tapi, apakah semuanya akan baik-baik saja? Sebenarnya apa yang terjadi?" tanyaku memandangnya.
Yoongi menghela napas. "Aku juga kaget. Ayahku baru pulang dari kuilseperti biasa, lalu dia langsung kejang-kejang dan memengangi dadanya yang sakit. Aku sangat takut, dan cepat-cepat menelepon ambulans." Yoongi meremas kaleng di tangannya. "Maaf merepotkanmu."
"Apa maksudmu? Jangan berpikiran begitu. Sebenarnya, aku berniat datang karena katanya kau juga akan ulang tahun dan Paman hendak cerita soal mimpinya."
"Mi—mimpi?"
Aku mengangguk. "Entahlah, aku jadi penasaran sekarang. Katanya ini menyangkut soal diriku." Tidak berapa lama, Yoongi mulai mengendus udara dan memperhatikan leherku.
"Kau kembali bersama dia, ya? Baumu sangat kuat."
"Yak! Apa maksudmu? Aku mandi dan pakai parfum." Yoongi cepat menatapku lebih intens. Akhirnya, aku tidak punya pilihan selain mengangguk. "Ibuku juga sudah bertemu Jungkook." Yoongi tergelak singkat. "Kurasa dia setuju saja dan itu bagus, kan."
KAMU SEDANG MEMBACA
KITSUNE'S KISS | jeon jk (Full-Length Version) ✔
Fanfic(Fantasy - Romance) Im Dahyun pikir dia sudah tewas di tempat. Kunjungan ke rumah Pamannya di pedalaman Daegu memang bukan hal yang main-main. Melewati medan yang terjal, perbukitan curam serta berada di sekeliling hutan bercurah hujan tinggi. Dahyu...