31 | Unpredictable
Setibanya di kantor, aku menghela napas. Sejam terakhir, aku mengalami pengalaman tidak terduga—mendapati banyak bulu rontok di kamar mandiku (Jungkook sepertinya berubah jadi Kitsune semalam!), pendingin ruangan yang agak rusak, kemudian aku merasa kepalaku pening bukan main. Leherku agak terasa panas, hingga aku perlu mengompresnya. Ada pesan di meja tengah berbunyi kalau Jungkook harus mengurus bisnis pengiriman kayunya sejak pagi-pagi buta, dan aku merasa khawatir, apakah bulu Kitsunenya bisa rontok? Tidak cocok dengan keadaan Seoul yang tidak menentu ini? Atau dia salah makan? Cuacanya terlalu dingin? Atau panas untuk tubuhnya?
"Kau sudah datang!" pekik Minju setelah aku menaruh tas di atas meja. Dari wajahnya, Minju seperti panik. "Tuan Ryu sudah menunggumu."
"Oh? Dia sudah datang?" Perlahan, aku mengikat rambut seraya berjalan menuju ruangannya. Setibanya di pintu gelap itu, aku mengetuk dan mendorongnya perlahan. Dua pria lain nampak pamit sedangkan aku masuk setelah Tuan Ryu memanggilku.
"Ini." Ia menyodorkan selembar kertas.
"Apa—" Kata-kataku tersangkut begitu saja. Sepasang mataku melebar. Pi—pindah? Tugas? "Apa maksudnya ini, Tuan?" tanyaku. Dua tahun aku sangat setia dengannya, apakah dia bermaksud membuangku?! Apakah dia .. mengusirku? "Tuan, apa maksudnya? Saya tidak pernah ingat meminta untuk dipindahkan dari cabang Seoul."
"Yah, aku yang memintanya." Pria itu menunjukkan wajah masam. Ia menatapku setelah beberapa detik."Sekarang berkemaslah. Mulai hari ini dan seterusnya, kau akan bekerja di cabang Incheon."
"Ta—tapi mengapa .. mendadak?"
"Ini keputusanku."
"Tapi ini tidak adil!" Aku memekik. Apa-apaan dia ini? Bahkan dalam kontrak pun tertulis, setidaknya ada pemberitahuan satu bulan sebelum adanya kepindahan dan sebagainya. Sekarang, dia ingin aku angkat kaki?! Detik ini juga?! "Tuan, Anda tidak bisa seenaknya. Meskipun Anda adalah bos, Anda tidak bisa seperti ini, dan saya mohon untuk tidak mencampur urusan pekerjaan dengan urusan personal. Seharusnya Anda lebih profesional."
Tuan Ryu mencebik pelan. "Dan bagaimana bisa aku fokus bekerja jika kau masih ada di sekitarku? Tenang saja, kau akan mendapatkan kenaikan gaji di sana. Cepat pergi," ungkapnya lantas bangkit. Sosoknya berdiri di dekat jendelanya yang mengarah ke jalanan yang padat. "Ini sudah jadi naluri kami, Dahyun. Posesif. Tidak sudi ada yang mencampuri kepemilikan yang lain dengan alasan apapun."
"Tuan! Ini tidak masuk akal!"
Pria itu berdecak seraya menoleh kecil. "Ini masuk akal untukku. Sebagai Bosmu, aku bisa melakukan apapun. Kalau kau memang keras kepala dengan pilihanmu—bertahan dengan kekasih Kitsune-mu itu—maka biarkan aku mengambil langkahku juga. Jadi, kemasi barang-barangmu dan jangan bertemu lagi."
Semudah itu.
Semudah itu dia membuangku!
Aku mengepalkan tangan seraya merenggut kertas tadi. Aku berjalan keluar ruangannya. Hatiku panas dan berat. Dengan langkah gontai, aku berjalan menuju kubikelku.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITSUNE'S KISS | jeon jk (Full-Length Version) ✔
Fanfiction(Fantasy - Romance) Im Dahyun pikir dia sudah tewas di tempat. Kunjungan ke rumah Pamannya di pedalaman Daegu memang bukan hal yang main-main. Melewati medan yang terjal, perbukitan curam serta berada di sekeliling hutan bercurah hujan tinggi. Dahyu...