11 | Kitsune's
Dia agak berantakan. Jujur saja, untuk ukuran Yoongi yang aku kenal, dia jadi agak semrawut dengan napas tersengal serta wajah berkeringat. "Maaf mengganggu malam-malam tapi aku benar-benar tidak tahu kemana harus pergi. Aku juga lapar," katanya cepat.
Aku menahan tangan Yoongi. "Kau belum menjawabku.. mengapa .."
"Aku ada urusan saja tadi siang. Ayahku sempat mengantarkanku tapi beliau harus kembali ke Daegu lagi. Oh ya, mengapa kau jadi seperti ini? Biasanya kau tidak masalah kalau aku bermalam di tempatmu."
"Tentu saja tapi kan.." Jungkook yang sekarang tinggal denganku. "Oke, ayo masuk."
"Yah, ayo masuk atau aku akan mati kedinginan, Dahyun-ah."
Setibanya di apartemen, aku berusaha agar tidak terkesan gugup. Sialan, Yoongi pasti sadar betapa canggungnya aku sekarang. Selama ini tidak pernah ada rahasia di tengah kami dan jelas Yoongi sudah mengenaliku lebih darpada apapun. "Tunggu."
"Hah? Apa yang terjadi?"
Yoongi mengendus-endus sekitar pintu apartemenku. Dua detik tujuh detik kemudian dia mengatupkan rahangnya. "Bau apa ini, Dahyun? Mengapa .." Yoongi bergerak hingga meraba dekat pintu apartemenku. "Mengapa ada bau Kitsune di sini?"
"It .. itu .. apa maksudmu? Aku tidak mencium bau apapun."
"Jangan berbohong kepadaku," tukasnya. Yoongi langsung mendorong bahuku hingga tubuh kami berhimpitan di dekat dinding.
"Yoongi, lepas! Apa-apaan kau ini?"
Yoongi cepat menyurukkan wajahnya ke leherku. Sialan, apakah dia mabuk?! Apakah dia hilang waras? "Ini jelas bau Kitsune." Yoongi langsung melotot kepadaku. Sepanjang hidupku aku tidak pernah takut akan siapapun, tapi Yoongi dengan ekspresi keras, alis bertekuk serta bibir mencebik kasar begitu, tubuhku langsung bergidik ngeri. Apalagi tatapannya kian tajam menusuk kemudian turun ke sekitar leherku. "Apakah Kitsune mengklaim-mu?"
"Kau bicara omong kosong!" Kupaksakan suaraku naik meski terdengar gemetar. Aku cepat mendorong tubuhnya tapi lagi-lagi Yoongi mendorongku hingga punggungku membentur dinding. "Yoongi! Kau sudah gila!"
"Apakah kau tidak pernah mengerti? Ayahku selalu mengatakan kepada kita untuk berhati-hati. Apakah ini baru? Apakah Kitsune itu sekarang bersamamu? Ah, seharusnya aku tahu .. sejak kau kembali, kau jadi berubah aneh. Jadi Kitsune alasannya? Dia sudah menggoda dan menghipnotismu?"
Aku mendecih sengit. "Kau bicara apa sih? Aku tidak paham. Ini tidak ada hubungannya dengan Kitsune."
"Jelaskan kepadaku tanda di lehermu ini dan bau ini." Yoongi mengerang samar. "Dia sudah menandaimu. Kau tahu apa artinya itu? Ada banyak yang terbunuh karena Kitsune dan kau bukan orang .."
"Lepaskan Dahyun!"
Yoongi terkesiap dan membalikkan wajahnya. Aku menggeleng melihat Jungkook sudah berada di dekat lift, wajahnya nampak tegang kemudian sosok itu mendekati kami berdua. "Kau .. siapa." Yoongi langsung terhenyak setelah menghirup sekitarnya. "Ah, ini kau."
"Dan ini kau. Aku pikir Kitsune lain yang mengejar Dahyun dan ternyata itu kau?"
"Dan apakah kau tahu bahwa Dahyun adalah sepupuku? Apakah kaum kalian benar-benar serampangan dan tidak tahu aturan?! Dengar, kau tidak berhak mendekati Dahyun dan .."
"Dan apa?" Jungkook menyeringai. Untuk pertama kali aku melihat ekspresi jahil melintasi wajahnya sekaligus membuatku jadi meremang. Tidak hanya itu, Jungkook selalu menunjukkan ekspresi penuh pengertian, lembut dan juga penuh perhatian tapi sekarang, wajahnya nampak mengejek dan itu ditujukan untuk Yoongi yang suah mengepalkan tangannya di depanku. Ia menahanku agar tidak mendekati Jungkook. "Kau mau menyerangku?" tanyanya dengan suara memelan. "Kau .. yakin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KITSUNE'S KISS | jeon jk (Full-Length Version) ✔
Fanfic(Fantasy - Romance) Im Dahyun pikir dia sudah tewas di tempat. Kunjungan ke rumah Pamannya di pedalaman Daegu memang bukan hal yang main-main. Melewati medan yang terjal, perbukitan curam serta berada di sekeliling hutan bercurah hujan tinggi. Dahyu...