Haruto benar-benar sedang mimpi indah saat ponselnya dengan kurangajar berdering. Dan lagi- kapan dirinya memasang alarm?!
Siapapun, tolong ingatkan Haruto untuk mematikan alarmnya saja. Bukan ponselnya dengan cara melemparnya ke tembok. Terakhir kali Haruto terganggu dengan alarm ponselnya, Haruto harus keluar uang untuk membeli ponsel baru dan berakhir di tegur Jeongwoo dan sekretarisnya.
Saat dirinya hampir meraih ponselnya dan mematikan alarm, sebuah tangan sudah lebih dulu mengambil ponsel Haruto dan mematikan alarmnya.
"Kamu pakai alarm? Tumben. Ada acara penting?"
Berusaha mengumpulkan nyawa dan mencerna suara siapa yang baru saja indra pendengarnya tangkap. Ia juga membuka matanya dengan perlahan saat sinar mentari mengintip dari balik kaca jendela.
Oh, ada Yedam dengan setelan kantornya. Namja itu menaruh kembali ponsel Haruto ke atas nakas, tempat semulanya.
Perlu beberapa saat sampai Haruto sadar sesuatu.
"Yabai (gawat)! Aku punya tamu di kantor!"
Yedam kaget kala Haruto yang tadi masih mengumpulkan nyawa tiba-tiba bangkit dan berlari ke kamar mandi. Oh, alarm tadi karena Haruto ada tamu penting.
Yedam menggeleng pelan dengan tingkah Haruto. Ia kembali ke meja riasnya untuk menyelesaikan acara 'mari me-make up diri sebelum bekerja'nya.
Selang sepuluh menit, pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan Haruto dengan bathrobe putihnya. Berjalan keluar kamar dengan tergesa. Tentu saja ke kamar anak itu dengan Jeongwoo. Tak ada sejarah Haruto menaruh pakaian untuk ke kantor di kamar Yedam.
Dan Yedam sudah selesai dengan acara make up nya. Ia hanya memoles tipis wajahnya. Tidak sampai menor. Heol, dia bukan ibu-ibu yang hobi ke kondangan.
Berbeda dengan Yedam dan Haruto yang sibuk bersiap ke kantor, Jeongwoo justru masih tertidur pulas dengan airpods terpasang rapi di kedua telinganya. Pemandangan macam apa yang Haruto lihat di kamar utamanya ini.
"Yak Watanabe Jeongwoo! Kau apakan kamar ini?!"
Teriakan seorang Haruto yang mampu membuat Yedam di kamar sebelah -agak jauh karena ada lorong lebar yang membatasi- terkejut dan menoleh ke arah kamar Jeongwoo. Bahkan para maid yang baru datang sama terkejutnya.
Tapi, itu tidak berpengaruh pada Jeongwoo. Entah anak itu memutar musik dengan volume seberapa.
"Bangun dan bereskan kamar ini!" tambah Haruto sambil membuka lemari pakaian dan mencari setelan kerjanya.
Jeongwoo menggeliat kecil, tanda ia merasa mendengar seseorang meneriaki nya. Tapi, ia kembali terlelap.
Tak lama setelahnya, Haruto selesai bersiap. Ia mengambil dasi dan jasnya sebelum pergi ke ruang kerjanya untuk mengambil beberapa dokumen. Tapi, langkahnya ia jalankan ke sisi kasur tempat Jeongwoo tidur lebih dulu.
Ia menunduk dan mengambil salah satu airpods dari telinga Jeongwoo.
"PARK JEONGWOO!"
Dan teriakan itu lah yang membuat Jeongwoo terbangun otomatis.
"Yak! Kau mengganggu orang tidur! Dan- margaku Watanabe. Jangan menggantinya sesuka hati!"
"Terserah ku. Kan aku juga yang mengganti marga Park mu dulu." balas Haruto. "Bangun cepat dan bereskan kekacauan yang kau buat. Kamar ini jadi seperti tempat sampah."
Jeongwoo berdecak malas dan memandangi kamarnya. Di lantai ada banyak bungkus camilan dan beberapa kaleng soda. Oh, jangan lupakan stick game dan beberapa CD seri game. Ada juga beberapa kertas yang merupakan tugas kuliah Jeongwoo yang salah digarapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Anprotagonist• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔
FanfictionSiapa yang antagonis dan siapa yang protagonis? Haruto yang mengundang orang lain masuk dalam pernikahannya? Jeongwoo yang tidak suka dengan kehadiran orang yang Haruto bawa? Atau Yedam si orang asing yang tidak tau kenapa takdir membuatnya hidup di...