. • the ninth

604 107 12
                                    

"Tadai-" Haruto menghentikan perkataannya. "Eo, gak ada? Belum pulang apa ya tuh anak?" lanjutnya bergumam.

Ia memperhatikan ruangan kamarnya dengan Jeongwoo. Sepi. Padahal ini sudah sore. Seharusnya, dia sudah pulang.

Berusaha berpikir positif bahwa mungkin saja Jeongwoo pergi main tanpa pamit, Haruto lalu menaruh kopernya. Memutuskan untuk menatanya dalam almari nanti saja.

"Wah, taihen desu ne (lelahnya)..." keluhnya sembari melepas jas yang dipakainya. Dasinya sudah terlepas sejak di dalam mobil.

Kaki jenjangnya lalu melangkah keluar. Tujuannya jelas saja kamar Yedam. Ingin membersihkan tubuh di kamar namja itu. Entahlah, nyaman saja rasanya.

Well ya, Haruto juga suka aroma yang menguar di kamar mandi Yedam. Yedam sekali.

Klek

Haruto membuka kamarnya dengan Yedam. Tak heran dengan kesunyian yang menyabut. Meski jam pulang kerja sudah lewat, Yedam biasa lembur di kantor. Haruto akan menyusulnya nanti setelah mandi.

Rencananya.

Tapi, saat dirinya keluar kamar mandi dan selesai dengan acara bersih-bersih diri di kamar Yedam, ada suara piano yang menyapa indra pendengar Haruto.

Ia melirik ke lorong luas yang terhubung dengan balkon utama mansionnya.

Firasatnya sih itu Jeongwoo, karena anak itu hobi main piano di ruangan yang berbatasan langsung dengan balkon. Tapi, setelah suara lembut khas Yedam terdengar, ia mulai menebak-nebak apakah Yedam yang ada di sana sendiri?

Tak ingin ambil pusing, Haruto pun melangkahkan kakinya yang terbalut pants abu, ke ujung lorong.

Dan- uwa. Apa ini?

"Apa yang kalian lakukan?" tanyanya saat melihat Yedam dan Jeongwoo sedang saling melempar tawa saat Jeongwoo salah menekan tuts dan membuat Yedam melanjutkan nyanyiannya tanpa melodi.

Keduanya menoleh ke sumber suara dan mendapati Haruto berdiri memandang bingung pada Yedam dan Jeongwoo.

"Haruto! Kau sudah pulang! Okaeri (welcome back)~!" seru Jeongwoo.

"Eo, tadaima (aku pulang). Jadi, kalian sedang apa?" tanyanya ulang. "Kau baru pulang?" lanjut Haruto bertanya pada Yedam saat melihat Yedam masih terbalut setelan kerjanya, tapi tanpa jas dan dasinya dengan lengan kemeja juga sudah digulung hingga sikunya.

Yedam mengangguk. "Eh, tidak barusan juga sih. Sekitar setengah jam yang lalu." tambahnya.

Sebelah alis Haruto terangkat. "Tumben tidak ganti baju dulu. Ah, kalian ngapin sih?! Sejak kapan akur?" tanyanya ulang dengan nada kesalnya.

Jeongwoo dan Yedam tertawa mendengarnya.

"Rahasia~!" kompak keduanya yang membuat Haruto membuka mulutnya tak percaya.

Heol. Dia dipermainkan.

"Apanya yang rahasia???" tanya Haruto lagi.

"Jja, aku ganti baju dulu, sekalian mandi." pamit Yedam pada Jeongwoo.

Jeongwoo mengangguk. "Aku juga mau ngirim tugas ke dosen dulu sambil nunggu jam makan malam." ujarnya sembari membereskan kertas-kertas berisi note lagu yang tadi dimainkannya.

Lagi dan lagi Haruto membuka mulutnya tak percaya. Dia baru saja diacuhkan astaga.

Setelah berdiam diri dalam ketidakpercayaannya dan Jeongwoo Yedam sudah pergi ke kamar masing-masing, Haruto segera membalik badan dan berlari kecil ke kamar Yedam.

•Anprotagonist• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang