. • the twentieth

452 94 8
                                    

"Kau akan bercerai dengan Haruto?"

"Begitu lah."

Jihyo menyunggingkan seringainya. "Baguslah."

Giliran Jeongwoo yang memperlihatkan seringainya. "Tapi, bukan berarti kau punya celah untuk mendekati Haruto. Laki-laki bernama Yedam tadi, adalah satu-satunya penghalang terbesar mu yang mustahil kau singkirkan."

Jeongwoo membalik tubuhnya dan melangkah ke luar ruangan Haruto.

"Apa bagusnya namja tadi?" tanya Jihyo dengan nada remeh.

"Dia bisa membuat seorang Watanabe Haruto jatuh cinta dan menggalau berhari-hari."

Klek

Jeongwoo melirik sekilas Jihyo. "Things that no one can do it. Kau atau pun aku. Hanya Yedam seorang."

Langkahnya lalu keluar dari ruangan Haruto. Membiarkan seorang Han Jihyo menggeram marah di dalam sendiri. Ia harus ke sekolah Junghwan untuk menjemput anak itu yang pulang gasik karena sedang hari ujian.

Beralih ke Yedam dan Haruto yang terlibat kejar-kejaran, oksigen di paru-paru Yedam sudah mulai menipis. Ia sampai di lantai departemennya dan segera masuk ke ruangannya. Mengabaikan Jaehyuk yang memanggilnya karena terheran dengan Yedam yang tiba-tiba berlari.

Niat ingin menyusul, namun terdahului oleh atasan tertingginya. Ya siapa lagi kalau bukan Watanabe Haruto, yang juga berlari.

Blam

Yedam menutup pintu ruangannya dengan kasar dan menguncinya. Ia yakin, staff departemennya sudah bertanya-tanya ada apa dengannya. Terlebih, mereka pasti melihat Haruto yang mengejarnya.

Laki-laki Jepang itu tengah di depan pintu dan memanggil namanya. Bodoh. Dia mengundang tanda tanya besar di kepala para karyawannya.

Tapi, Yedam tak bisa membiarkan Haruto masuk ke ruangannya. Yedam sedang tidak bisa berpikir jernih. Ia sedang berusaha untuk mengusir pikiran-pikiran buruknya tentang apa yang dilihatnya di ruangan Haruto. Tentang siapa perempuan tadi. Tentang apa- yang tengah Haruto lakukan tadi.

Haruto di luar tidak habis akal. Ia mengatur napasnya terlebih dahulu. Memberi sedikit ruang bagi Yedam untuk berpikir atau apalah di dalam sana sementara dirinya akan minta kunci cadangan pada petugas jaga.

"Yeobeoseyo? Sajangnim perlu sesuatu?"

"Berikan aku- kunci cadangan ruangan kepala HRD."

"Sekarang sajangnim?"

"Sekarang!"

"B-baik sajangnim. Anda ada di ruangan?"

"Di depan ruang kepala HRD."

"Baik sajangnim. Saya ke sana sekarang."

Haruto menyimpan kembali ponselnya. Ia menumpukan tangannya pada pintu ruangan Yedam. Masih mengatur napasnya sambil sesekali memanggil Yedam. Tapi, tak ada sahutan dari dalam.

"Apa yang sedang anda lakukan?"

Mendengar seseorang menanyainya, Haruto menoleh dan mendapati dua orang yang ia tau bernama Yoshi dan Jaehyuk, tengah memandangnya penuh selidik.

Ah, Haruto baru saja melukai kesayangan dua orang di hadapannya ini.

"Kami melihat anda mengejar Yedam. Ada perlu mendesak dengannya, sajangnim?" tanya Yoshi.

•Anprotagonist• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang