. • the second

824 141 78
                                    

"Ma, boleh tau isi kotak ini?"

Mama Yedam yang tengah memasukkan beberapa barang ke dalam kardus box, menoleh pada Haruto yang berjalan ke arahnya dengan kotak baby blue ditangannya.

"Tentu saja," jawab beliau yang kemudian mengambil kotak yang Haruto sodorkan.

Haruto lalu mendudukkan dirinya di depan mama Yedam dan memperhatikan gerakan beliau yang membuka kotak itu. Ada beberapa album di dalamnya ternyata.

Oh, dan beberapa tali gelang berwarna terang.

"Ini album foto-foto Yedam kecil dan gelang-gelang yang pernah mama pakaikan pada Yedam. Dia suka. Tapi, semenjak papanya memberinya jam tangan, dia meninggalkan semua gelang-gelangnya."

Dengan seksama, Haruto mendengarkan. Ia mengangguk paham. Sering kali dirinya mendapati Yedam mengenakan jam tangan dengan model yang beda-beda. Mungkin sekitar tiga hari sekali ganti.

Kalau diingat, mungkin Yedam punya sekitar dua belas model jam tangan. Entahlah. Haruto lupa.

Mama Yedam lalu mengambil album-album itu dari dalam kotak. Memberikan salah satunya pada Haruto yang sepertinya tertarik. Oh, tentu Haruto menerimanya dengan senang hati.

"Mama ingin memindahkan foto-foto ini ke album baru. Album ini sudah kusam." tambah mama Yedam.

Dan selanjutnya, mama Yedam mulai bercerita sembari menunjukkan beberapa foto Yedam kecil yang memiliki kisah legend dibaliknya. Hehe.

Sembari mendengarkan, Haruto juga membuka album yang dipegangnya.

Ternyata, Yedam kecil begitu lucu. Tidak bermaksud mengejek tapi- cantik. Berbanding terbalik dengan dirinya. Haruto kecil terlatih jadi seorang yang swag, tampan, mempesona.

"Saat pertama kali USG Yedam untuk mengetahui apakah ia laki-laki atau perempuan, hasilnya perempuan. Jadi, barang-barang bayinya saat itu yang serba perempuan gitu deh. Tapi, gak taunya lahirnya laki-laki. Yah, kasihan barang yang udah di beli kalau di singkirin. Jadi, tetap dipakai," jelas mama Yedam saat melihat Haruto memperhatikan foto-foto bayi Yedam yang dikelilingi barang-barang perempuan.

"Tapi, cantik." gubris Haruto spontan.

Mama Yedam tertawa kecil mendengarnya.

"Kalau Yedam mendengarmu, dia akan memarahi mu."

Haruto mengalihkan atensinya pada mama Yedam yang kini menutup kembali albumnya. Ia menatap mertuanya penuh tanya.

"Anak itu tidak suka disebut cantik," mama Yedam meraih album lain. "Dia mengubah penampilannya jadi sosok yang benar-benar terlihat laki-laki."

Mama Yedam pun menyodorkan album yang baru saja dibukanya pada Haruto. Di sana, ada foto-foto Yedam zaman junior high school. Haruto cukup terkejut melihatnya. Yedam pernah tampan ya.

"Tapi, tanpa anak itu sadari, lewat dari tujuh belas tahunnya, Yedam jadi berubah- feminim lah. Terlebih, suaranya justru melembut setelah masa pubernya," tambah mama Yedam.

Haruto terkekeh mendengarnya. Oh, begitu ternyata.

"Ini minumnya- eh- aaaa! Mama!"

Belum juga puas Haruto mendengarkan mama Yedam bercerita tentang anak tunggalnya, si topik pembicaraan mereka sudah kembali.

Yedam menaruh nampan berisi minuman yang dibawanya diatas nakas dekat ranjang orang tuanya. Di lantai banyak barang. Nanti kesenggol bisa tumpah. Ia lalu dengan tergesa, mengambil album foto yang dipegang Haruto dan menutup album yang mamanya buka.

•Anprotagonist• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang