. • the third

795 127 79
                                    

Setelah sekian hari cuti, Yedam akhirnya kembali menginjakkan kakinya ke kantor. Ia sudah menyiapkan mentalnya jika teman-teman sedepartemennya bertanya ini itu.

Mau bagaimana pun menyembunyikan masalah pernikahannya, mereka pasti tau. Secara, mereka ada di acara pernikahan Yedam. Meski tak sampai selesai. Tapi, mereka pasti tau, pernikahan Yedam dengan orang yang mereka tau kini seharusnya adalah pasangan Yedam, telah gagal.

Setidaknya, Yedam bersyukur teman-teman nya mengerti untuk tidak bertanya terlalu jauh. Mereka hanya bertanya apa yang Yedam lakukan selama cuti dan memberinya semangat. Ya, meski ada saja pihak yang menjadikan itu bahan gosipan yang tidak-tidak.

Tak bisa dibayangkan, jika mereka tau, CEO yang mereka agungkan selama ini adalah pasangan Yedam sekarang. Duh.

Ah, omong-omong Haruto. Jika kalian berpikir Haruto lah yang mengantar Yedam, maka tidak sepenuhnya benar.

Yedam meminta, ralat- memaksa Haruto menurunkannya di halte dekat perusahaan yang biasanya Yedam gunakan berangkat pulang kerja. Dan untuk pulangnya nanti, Yedam juga berencana menggunakan bus saja. Ia tak mau membuat orang-orang bertanya macam-macam sih.

Sudah tertebak akan jadi seheboh apa jika hubungan Haruto dan Yedam terbongkar begitu saja. Ya- meski itu sih yang Haruto inginkan.

"Tinggal fotocopy, Dam. Kamu atau aku?"

Yedam tampak berpikir mendengar pertanyaan temannya.

"Aku saja."

Belum. Yedam belum jawab. Itu orang lain.

"Eh, Jae-hyung? Emang Jae-hyung tidak ada kerjaan?" tanya Yedam.

Yang ditanya hanya menyengir.

"Gampang itumah. Sini, ku fotocopy kan," celetuknya sembari mengambil lembaran kertas HVS yang ada di tangan teman Yedam.

"Jaehyuk hyung mah maksa ih."

Yedam dan namja bernama Jaehyuk itu tertawa mendengarnya. Dan kemudian, teman Yedam itu berterimakasih lalu pamit dari kusinya ke kamar mandi.

"Tidak apa hyung? Nanti mengganggu mu?"

Jaehyuk tertawa gemas mendengar Yedam yang merasa sangat tak enak itu.

"Tak apa. Santai saja. Kayak sama siapa aja kamu mah," ujarnya sembari mengusak rambut Yedam dan kemudian berlalu dari hadapan Yedam untuk ke ruang fotocopy.

Yedam tersenyum senang. Jaehyuk yang baik hati seperti biasa. Agaknya, mengingat kan Yedam pada seseorang. Dulu, ada yang sering melakukan hal kecil seperti itu juga pada Yedam.

Ah, lupakan. Berpatok pada masa lalu membuat diri sendiri jadi lelah.

Bagaimana pun juga, marga Yedam sudah diganti. Harus ada usaha untuk melupakan yang di belakang dan fokus yang sekarang ada di hadapannya.

"Semangat, Yedam."

Suara seseorang yang sepertinya memang ahli membaca perasaan orang, tertangkap indra pendengar Yedam. Yedam tersenyum pada orang itu.

"Terimakasih, Yoshi hyung."

◃───────────▹

Bruk

"Eh, busyet. Dateng-dateng, salam kek hyung. Main nyelonong aja."

"Diem, Park Junghwan."

Yang dipanggil Park Junghwan itu pun segera menutup mulutnya kala menangkap nada tak bersahabat dari hyungnya. Better, kalau dia diam atau dia akan kena masalah.

•Anprotagonist• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang