Part 13

892 143 33
                                    

Sebelah tangan menarik lengan Yohan, melepaskan langsung genggaman pemuda itu pada tangan Hyeongjun. Wooseok membawa tubuh pemuda manis itu kearah belakang, dimana saat ini Dongpyo berdiri. Sehingga pemuda mungil itu memegang lengan Hyeongjun erat, agar Yohan tak dapat melakukan apapun padanya. Lalu Hangyul, Seungyoun, Wonjin dan Minhee berdiri mengelilingi Yohan tanpa memberi celah sedikitpun.

“Ada apa ini? Apa kalian berniat mengeroyokku?”

Mencoba menarik lengannya, Yohan tak dapat melepaskannya. Ketika Seungwoo menggenggamnya terlalu erat, saking eratnya Kim Yohan sampai merasakan nyeri disana. Kemudian tekanan yang diterima dari hampir setengah jumlah Alpha Superior di Sekolahnya ini, membuatnya tak dapat berkutik. Ketika mereka menekan Yohan dengan aura  yang berkali lipat lebih besar dari miliknya.

“Apa kau takut? Kupikir karena kau berani menyentuhnya, kau tidak merasa takut akan akibatnya!”

Seungyoun tersenyum sinis, dengan jelas merendahkan. Ketika Yohan mencoba memancing mereka dengan kalimat, namun itu tak akan pernah berhasil. Karena sekarang dia memilih melawan dengan pikiran, tak hanya mengandalkan emosi. Dia harus melawan Yohan dengan elegan, sehingga Hyeongjun akan terkesan olehnya. Lihat saja, Seungyoun akan membuat pemuda manis itu tergila-gila padanya.

“Tentu aku tidak akan takut, lagi pula kalian tak akan berani melakukan apapun padaku, Sunbae.” Pikiran ini datang bukan tanpa alasan, dia hampir mengenal mereka semua. Sebelum masuk ke sekolah ini, mereka selalu berada dalam satu acara makan malam bisnis. Sehingga mau tak mau, mereka harus menjalin hubungan untuk menjadi rekan bisnis dari generasi mereka.

Sreett...Greepp...

Wonjin menarik tangannya, lalu mulai memasang kuda-kuda. Dengan gerakan cepat, tinjunya hampir mengenai wajah Yohan telak. Seandainya tangan Hangyul tak menahan kepalan tinju tersebut, mungkin salah satu gigi Yohan akan terlepas oleh pukulan keras tersebut. Beruntung sekali.

“Kenapa kau ikut campur?”

“Tenanglah, Ham. Semua orang tengah melihat kita sekarang, ruang kedisiplinan bukan pilihan terbaik untuk didatangi.-” Hangyul menatap kembali kearah Yohan, melihat wajah terkejut yang dipasang hobae sok superior itu. Lalu mengambil satu langkah panjang, sampai sekarang dia berdiri begitu dekat dengan Yohan. Bahkan wajahnya sekarang, berada tepat didepan wajah pemuda itu.

“-Dan kau, jangan salah. Aku bisa saja memukulmu sampai babak belur, tapi Hyeongjun tidak akan suka itu.”

Menarik tubuhnya mundur, Hangyul berbalik. Berjalan kearah Hyeongjun yang masih berada dibalik Wooseok dan dalam pengawasan penuh Dongpyo. Saat dia sudah semakin dekat, Wooseok menghalangi langkahnya. Terlihat tak membiarkan Hangyul atau bahkan yang lainnya coba mendekati Hyeongjun.

“Wooseok Sunbae, Aku hanya ingin memastikan keadaan Hyeonjun. Bolehkah?”

Wooseok lupa itu, dia belum memastikan keadaan Hyeongjun. Sehingga sekarang pemuda cantik itu berbalik, lalu mulai memeriksa keadaan Hyeongjun. Pertama wajah, Wooseok menangkup kedua pipi cubby Hyeongjun. Tak ada apapun disana, jelas saja karena Yohan tak melakukan apapun. Terkecuali pada pergelangan tangan kanan Hyeongjun, tercetak bekas memerah disana. Karena pemuda itu memang hanya menyentuh Hyeongjun disana, memegangnya dengan cukup erat tadi sampai meninggalkan bekas ruam kemerahan yang masih terasa nyeri.

“Sshhh...Kurang ajar!”

“Aku tidak apa-apa, Hyung.”

Akhirnya membuka suara, Hyeongjun melakukan itu ketika melihat Wooseok akan berbalik. Keributan yang akan semakin besar, pemuda manis itu tak menginginkannya. Karena dia tak dalam mood untuk melakukan semua itu, sehingga lebih baik menghentikan sekarang. Dibandingkan berlanjut, kemudian situasi menjadi tak terkendali.

I'm BetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang