Part 22

124 21 7
                                    

Hening.

Tidak ada suara yang terdengar sedikitpun, walau dalam mobil tersebut kini berisi tiga orang. Tak ada yang mencoba membuka suara, sehingga tak ada obrolan yang terjadi. Mereka sekarang tengah jatuh pada pikiran masing-masing, entah tentang apa semua pikiran itu, hanya mereka yang tahu. Sehingga keheningan yang senantiasa menemani perjalanan mereka.

Grepp...

Menyentuh tangan Hyeongjun, Yunseong kemudian menautkan kelima jemari mereka. Menggenggam tangan pemuda manis itu dengan lembut, lalu tersenyum kecil saat Hyeongjun menoleh dengan kening mengernyit. Namun tak terlihat akan coba melakukan penolakan, ketika pemuda manis itu memilih kembali menatap keluar jendela tanpa terganggu. Membiarkan tangan besar itu menggenggam jemari kecil miliknya.

Justru sekarang yang merasa begitu kesal adalah Kang Minhee. Pemuda tinggi yang terpaksa duduk di kursi penumpang mobil Hwang Yunseong itu, harus berusaha menahan sumpah serapah yang tak tertahankan. Saat melihat Yunseong menyentuh Hyeongjun dengan lancang, tidakkah pemuda Alpha itu memiliki rasa malu. Ketika hari sebelumnya dia masih mempermainkan dirinya dan Keum Donghyun, lalu sekarang lihat apa yang dilakukan pemuda buaya itu.

Menyeringai, Yunseong menoleh kecil kearah belakang ketika merasa Minhee tengah mencoba mengancamnya dengan aura Alpha miliknya. Tapi percayalah, Yunseong sudah ratusan kali menghadapinya ketika dahulu digunakan pemuda tinggi itu untuk menolaknya. Namun ini memang kali pertama, Minhee menggunakan untuk coba mengintimidasinya. Memperlihatkan bahwa dia seorang dominan yang coba memperingatkannya untuk tak mendekati miliknya.

"Hwang Yunseong, lepaskan tanganmu!"

Hyeongjun ikut menoleh, mendengar pemuda tinggi dibelakang memanggil nama Yunseong. Dia menatap Minhee sekilas, namun tak memberikan respon lebih akan hal itu. Dia hanya memperbaiki posisi duduknya, menyamankan dirinya dikursi penumpang. Lalu menatap lurus kearah jalan, terlihat tak ingin terlibat dalam cekcok kecil yang mungkin akan terjadi selanjutnya.

Kang Minhee menganga tak percaya dengan respon yang Hyeongjun berikan, sedangkan Yunseong hampir meledak dengan tawanya. Ini kemenangan kedua yang dia dapatkan dari pemuda tinggi itu. Sebelumnya adalah kenyataan bahwa dia bisa membuat Hyeongjun menjadi kekasihnya, lalu sekarang dia dapat menyentuh pemuda manis itu tepat dihadapan Kang Minhee.

"Berisik, Kang Minhee."

***

Keluar dari mobil Yunseong, Hyeongjun sudah harus mendapati dirinya dikerumuni sekarang. Dejavu, Hyeongjun merasa dia akan kembali mengalami kejadian seperti dahulu. Ketika semua orang berada disana sekarang, bahkan mulai mendatangi mereka.

Sedangkan bagi Yunseong hari ini dia hanya ingin berangkat bersama Hyeongjun, orang yang sudah resmi berstatus kekasihnya. Dan menikmati hari-hari baiknya menjadi kekasih Song Hyeongjun. Bukankah seharusnya mereka tak bersikap seperti orang yang akan mencoba merebut pacarnya itu, ini isi dari pemikiran Hwang Yunseong sendiri.

"Tidak bisakah kalian membiarkanku dan kekasih manisku menikmati pagi kami dengan tenang?"

Penuh penekanan dalam setiap kata dalam kalimat, Yunseong hanya tidak ingin diganggu siapapun. Mereka tengah kasmaran, atau mungkin hanya dia yang mengalaminya. Jadi, dia ingin terus menerus berada disamping sang kekasih tanpa gangguan siapapun. Tidak Kang Minhee, atau gerombolan pemuda lainnya. Han Seungwoo, Kim Yohan, Lee Hangyul, Cho Sungyeon, Ham Wonjin, Kim Wooseok, Han Dongpyo, bahkan Kim Minkyu. Mereka tak pernah membiarkan Yunseong melakukan semua hal dengan nyaman.

Sreettt...

Han Seungwoo, pemuda yang biasanya paling tenang kini bergerak terlebih dahulu. Dia telah berdiri dihadapan Hyeongjun, dengan sepasang iris hitam menatap lekat. Wajah Hyeongjun menjadi objek utama, walau sebenarnya hanya satu bagian yang tengah diperhatikan pemuda tampan itu.

I'm BetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang