Prolog

3.2K 266 5
                                    

Ruangan serba putih begitu hening, padahal terdapat empat orang didalamnya. Namun saat ini, tak ada satupun dari mereka yang membuka suara. Seolah mereka mendadak menjadi orang bisu, hanya sepersekian detik setelah pria dengan jas putih menyelesaikan kalimatnya. Serta kertas putih yang diangsurkan, menjadi bukti kuat kebenaran dari segala kalimat yang diucapkan. Bergelut dengan pikiran mereka masing-masing, ketika ketakpercayaan menjadi alasan dari keterdiaman tersebut.

"Anda yakin tidak salah saat melakukan tes tersebut, Dokter?"

Wanita cantik dengan penampilan anggun tersebut akhirnya tersadar dari keterkejutan, sehingga dia yang pertama membuka suara. Menanyakan kepada sang Dokter, akan kebenaran hasil yang dirasanya sangat mustahil tersebut. Dia mungkin tak akan terkejut, andai saja yang menerima hasil tes tersebut bukanlah anaknya-darah dagingnya sendiri. Namun nyatanya, ini hasil tes dari anak lelaki yang lima belas tahun yang lalu terlahir dari rahimnya sendiri.

"Tidak, Nyonya Song. Kami tidak melakukan satupun kesalahan dalam tes, itu hasil yang kami dapatkan dengan keakuratan 99,8%."

"Jadi maksudmu, anak yang terlahir dari seorang Alpha sepertiku dan Omega seperti istriku adalah seorang Beta, begitu?"

Pria dihadapan merasa tubuhnya memberat, ketika aura kuat yang dikeluarkan pria dihadapan menekannya. Song Joongki salah satu Alpha yang memiliki aura kuat tak tertandingi pada masa ini menekannya langsung, bagaimana mungkin dia tak akan merasakan efek luar biasa tersebut.

"T-tuan Song, sungguh kami tak melakukan apapun pada hasil tes anak anda. Saya berani bersumpah!"

Sedangkan wanita itu-Kim-Song Jiwon, memilih mengalihkan tatapannya. Kini sepasang mata coklatnya menatap kearah anak lelaki yang sedari tadi menunduk, tak sekalipun pernah menegakkan kepalanya barang sekalipun. Jiwon sedari awal tak mengharapkan anak lelakinya seorang Alpha, mengingat tubuhnya yang ramping dan wajah manis yang dimilikinya. Dan menduga dia mungkin seorang Omega yang akan memiliki feromon luar biasa seperti dirinya yang akan mampu menundukkan setiap Alpha yang melihatnya. Namun seorang Beta, tak pernah ada dalam pikirannya bahkan pada bayangan terliar sekalipun.

"Hanya seorang Beta? Kau, hanya seorang Beta?"

Geligi bergeletak, amarah tiba-tiba naik tanpa bisa ditahan. Dia yang bahkan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan Alpha luar biasa seperti Joongki bahkan merebut pria itu dari mate-nya, pada akhirnya membuatnya melahirkan seorang Beta. Sungguh membuatnya berpikir segala usahanya termasuk meninggalkan mate-nya yang hanya Alpha biasa menjadi hal yang begitu sia-sia. Dia yang mengharapkan kehidupan mewah dengan keturunan luar biasa yang akan didapatkannya dengan pria itu, kini berakhir hanya menjadi lelucon. Ketika sekarang, kenyataan dihadapannya seolah menamparnya.

Grep

"Bagaimana bisa kau hanya seorang Beta? Bagaimana bisa aku melahirkan anak yang bukan Alpha atau Omega tapi justru Beta sepertimu?"

Sebelah tangan menarik bahu anak lelaki tersebut, ingin sang anak untuk menatap kearahnya dan dapat menjelaskan dengan masuk akal atas hal mustahil yang tengah terjadi kini. Jika tidak, mungkin dia akan meledak dengan rasa marah yang kini terasa tak tertahankan dalam dada. Sungguh, Jiwon sekarang ingin menerima penjelasan yang tak terbantahkan.

"Ini karma.-" Lirihan itu datang dari dua belah bibir indah yang sedari tadi bungkam, diam menyaksikan kefrustasian dari sepasang suami istri yang berada disisinya.

"-Ini karma yang kalian dapatkan dari penghianatan yang kalian lakukan, sadarlah." Melanjutkan kalimat dengan begitu ringan, seolah kalimat yang tengah diucapkan bukan sesuatu yang menyinggung. Ketika pada kenyataannya, kalimat itu bak bensin yang disiramkan pada api yang tengah berkobar. Menambah kobaran nyala, yang pastinya tak akan mudah untuk dipadamkan.

Namun anak lelaki itu justru menyeringai, ditengah aksi memanas-manasi yang dilakukan. Ketika akhirnya, waktu yang sangat dia tunggu-tunggu datang juga. Waktu dimana dia dapat melihat, kehancuran tak terelakkan yang diterima kedua orang picik dihadapannya.

PLAK

Bahkan seringai semakin lebar, saat tangan lembut tersebut mendarat dengan begitu keras diatas permukaan kulit putih porselennya. Rasa sakit tak begitu terasa, ketika letupan senang lebih mendominasi. Semakin emosi mereka tersulut, semakin besar perasaan senangnya. Ketika dia adalah wujud sebenarnya dari anak yang selama ini mereka besarkan dengan segala tekanan dan obsesi untuk dijadikan sosok yang sempurna. Sampai mereka mengabaikan, rasa kasih dan sayang yang tak pernah mereka limpahkan sekalipun. Membuat anak lelaki itu tumbuh dengan hati gelap yang tak pernah mereka bayangkan.

Serta sebuah bonus, bahwa dia-Song Hyeongjun bukan seorang Alpha yang akan dapat mereka banggakan, bahkan bukan juga seorang Omega yang akan membawa banyak keuntungan kedepannya. Namun justru seorang Beta, yang akan berakhir tak menjadi apa-apa.

***

Tbc

I'm BetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang