Part 2

1.6K 220 12
                                    

Tap...Tap...Tap

Langkah yang sebelumnya teralun ringan, sedikit demi sedikit memelan. Bahkan kini terhenti, beberapa meter dari tempat tujuan. Keningnya berkerut dalam, begitu menemukan meja tempat dia sebelumnya duduk kini telah diduduki orang lain. Dia pergi ke kamar mandi tak lebih dari lima menit, namun dalam waktu sesingkat itu telah ada yang mengambil tempatnya.

Mengalah?

Tentu saja tidak, pemuda blonde-Kang Minhee tak mungkin akan mengalah begitu saja. Dia harus mengambil kembali miliknya, walau harus berselisih sekalipun. Lagi pula pemuda yang menduduki kursinya sekarang terlihat kecil dan begitu lemah, maka akan mudah mengatasinya. Apalagi dengan fakta siapa dirinya tersebut.

"Chogiyo, ini kursiku. Bisa kau menyingkir?!" Suara halus, namun pemilihan kata yang cukup sarkas. Karena Minhee langsung mengungkapkan keinginannya dengan gamblang, tanpa basa basi sedikitpun.

Akan tetapi respon yang selanjutnya di dapat, justru membuat Minhee menganga tak percaya. Lirikan kecil tak peduli, pemuda itu hanya membalas kalimatnya dengan perilaku penuh ketidakpedulian. Hanya menatap kearah Minhee sesaat tanpa membuka suara sedikitpun. Selanjutnya kembali mengalihkan tatapan, bahkan kini menatap kearah luar jendela yang berada tepat disamping dan total mengabaikan. Sehingga Minhee menjadi begitu berang, tersinggung dengan prilaku tanpa sopan santun dari orang asing dihadapan.

"Pergi dari tempatku! Sekarang juga!"

Membuat Minhee pada akhirnya mengeluarkan auranya, tanpa coba menahan sedikitpun. Ingin mengusir pemuda itu tanpa membuang waktu, dengan segala basa-basi tak penting. Sehingga Minhee melakukan hal yang sebenarnya sangat tak disukainya, yaitu menggunakan aura Alpha-nya. Jika tidak dalam situasi saat ini, Minhee mungkin tak akan melakukan hal tersebut.

Semua orang didalam ruangan dengan cepat menoleh kearahnya, ketika aura Alpha-nya mulai dirasakan yang lain. Beberapa Alpha mulai menatapnya dengan tajam, sedang tak sedikit Omega yang mulai kewalahan karena menahan gejolak akibat hormon mereka yang terpengaruh aura dominan Minhee.

Namun lagi-lagi, respon yang diberikan pemuda manis tersebut tak lebih dari sebelumnya. Bahkan aura miliknya tak memberikan pengaruh lebih, membuat Minhee tanpa sadar meraih lengan pemuda tersebut lalu menariknya. Sehingga sekarang, sekali lagi kedua pasang mata itu bertemu. Mata bulat besar dengan iris seolah berkelip penuh bintang, seolah memerangkapnya dalam pemandangan indah yang baru pertama kali disaksikannya.

"Ada apa ini?"

Sampai suara yang begitu dikenalnya itu, memasuki gendang telinga. Membuat Kang Minhee sukses menoleh, lalu mengumpat tanpa suara begitu matanya bertemu dengan mata pemuda tampan didepan sana. Kenapa harus dia? Dari begitu banyak senior, kenapa harus dia yang bertugas dikelasnya?

"Kang Minhee. Apa kau membuat masalah?"

Dingin, tuduhan itu sebenarnya bukan tanpa alasan. Ketika udara didalam sini dipenuhi aura dominan milik Kang Minhee, sehingga dia dapat menyimpulkan pemuda itu sumber keributan saat ini.

"Kang Minhee."

"Bukan urusanmu, Hwang."

Balik menatap tajam, setelah dia berhasil mengendalikan gemuruh dalam relung hati. Bahkan sekarang justru amarah yang merasuki dada, membuatnya berubah tak sopan pada seorang senior. Persetan, Minhee tak akan pernah menaruh hormat pada seorang senior seperti Hwang Yunseong. Tidak akan pernah.

"Hey, bersikap sopanlah pada seniormu!"

"Gila hormat sekali."

Memutar mata tak peduli, Minhee sudah katakan dia tak akan bersikap sopan atau hormat sedikitpun. Jadi, dia akan tetap bersikap seperti apa adanya dirinya.

I'm BetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang