Part 6

1.3K 194 32
                                    

Hening.

Eunsang dan Minhee bahkan menahan napas, mendengar jawaban yang Hyeongjun berikan. Sungguh, untuk kali ini mereka ingin Hyeongjun menyaring sedikit perkataannya. Dan menyadari keadaan disekitar dengan cepat, sehingga tak melakukan hal spontan yang berhasil membuat mereka hampir pingsan saking terkejutnya. Mengingat siapa orang yang telah Hyeongjun tolak tanpa pikir panjang.

"Jadi, aku ditolak lagi kali ini, Hyeongjunie?"

"Ya, seperti yang Hyung dengar."

Wooseok menekuk wajahnya tak suka, namun anehnya tak ada raut kemarahan atau tersinggung disana. Karena setelahnya dia hanya mengangguk dengan tak rela, tetapi tak memperpanjang masalah. Bahkan mereka kembali melanjutkan langkah, dengan sekarang Wooseok yang menggenggam jemari Hyeongjun erat. Seolah yang terjadi sebelumnya hal yang berkebalikan, dan sekarang mereka telah menjalin hubungan.

"Psstt, Lee Eunsang. Bukankah tadi Hyeongjun menolak Wooseok Sunbae? Atau aku yang salah dengar?"

"Kau tak salah dengar, Hyeongjun memang menolak Wooseok Sunbae tadi."

"Lalu sekarang, kenapa mereka justru berpegangan tangan seolah sepasang kekasih?"

"Entahlah, aku juga bingung Minhee-ssi."

Sedangkan orang-orang yang melihat pemandangan baru yang ditunjukkan oleh Wooseok dan Hyeongjun, menjadi ikut-ikutan salah paham. Mereka juga pada akhirnya berpikir, bahwa Wooseok dan Hyeongjun telah menjalin sebuah hubungan. Tetapi yang membuat kening mereka berkerut dengan bingung, kenyataan bahwa keduanya yang jelas sekali terlihat seorang Omega. Sama halnya Alpha yang tak mungkin bersama seorang Alpha, Omega juga memiliki hukum yang sama. Lain halnya dengan Beta, mereka memang hanya diperuntukkan untuk sesama Beta saja.

"Mereka berdua Omega, tidak mungkin akan menjalani hubungan."

"Lalu, kenapa mereka berpegangan tangan?"

"Apakah mereka sebenarnya bersaudara, Wooseok Sunbae adalah kakak dari Hyeongjun."

"Bodoh, jelas-jelas Marga mereka berbeda. Yang satu Kim dan yang satunya lagi Song. Lagi pula kedua keluarga tersebut tak memiliki hubungan darah sedikitpun."

"Lalu, apa yang bisa menjelaskan situasi saat ini?"

Banyak sekali kalimat-kalimat yang mengomentari pemandangan tak biasa tersebut, tetapi anehnya Wooseok bahkan Hyeongjun tak terlihat terganggu oleh gaungan tersebut. Mereka tetap berjalan dengan tangan bertaut satu sama lain, tanpa peduli dengan omongan orang-orang.

Dan sekarang langkah mereka kembali berhenti, bukan lagi akan mempertontonkan sebuah drama di pagi hari. Namun sekarang mereka telah sampai didepan kelas Hyeongjun, sehingga Wooseok dengan cepat berbalik kearah pemuda manis tersebut. Melepaskan genggaman tangannya, sekarang jemari itu terangkat. Mengusak lembut rambut Hyeongjun, Wooseok berlaku begitu lembut padanya.

"Masuklah, nanti saat waktunya istirahat aku akan menjemputmu. Kita makan siang bersama, mengerti?!"

"Ne, kembalilah ke kelas Hyung. Sebentar lagi Bel masuk akan berbunyi."

"Mengusirku?"

"Hanya mengingatkan."

"Baik sekali!"

Wooseok lagi-lagi menunjukkan wajah cemberutnya, karena jelas sekali merasa Hyeongjun mengusirnya secara halus sekarang. Padahal Wooseok masih ingin berlama-lama dengan pemuda manis tersebut, tetapi sepertinya Hyeongjun tidak. Membuat Wooseok menekuk wajahnya kembali, dengan perasaan jengkel.

Cup.

"Bukan seperti itu, aku hanya tak mau Wooseok Hyung terlambat masuk kelas. Kalau begitu, aku masuk dulu."

I'm BetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang