Part 14

871 135 34
                                    

Berusaha keras menahan keseimbangan, ketika tubuh kurusnya harus membawa tubuh yang jauh lebih besar itu dalam langkah. Tujuan sebelumnya ruang kesehatan sekolah, namun ketika pemuda yang ditolong justru dengan tidak tahu malunya meminta untuk dibawa ketempat lain. Saat ruang kesehatan bukan pilihan terbaik untuk memperlihatkan penampilannya kini, babak belur karena dipukuli. Kim Yohan tak mungkin membiarkan orang-orang tahu, bahwa hal memalukan itu terjadi padanya.

“Jika tidak mau ke ruang kesehatan, setidaknya jangan membuatku memutari sekolah.”

Hyeongjun yang pada awalnya sabar, sekarang mulai merasa jengkel. Ketika dia telah berjalan cukup jauh, hanya untuk mencari tempat yang dirasa pemuda itu tepat untuk dia dapat mengobati semua lukanya. Tubuh Hyeongjun mulai kelelahan, karena harus terus-terusan membopong tubuh tinggi dan besar Yohan. Coba saja bayangkan, membawa tubuh yang memiliki berat yang hampir dua kali lipat berat badanmu sendiri berkeliling dibelakang sekolah. Andaikan Hyeongjun seseorang yang memiliki pikiran jahat, dia pasti sudah melepaskan Yohan lalu meninggalkannya tanpa mau menolong. Untung saja Hyeongjun cukup baik.

“Lepaskan aku disini saja, lalu pergi sana…Aaakkhh.”

Begitu menyelesaikan kalimatnya, Hyeongjun tanpa basa-basi melepaskan tubuh Yohan. Sehingga sekarang pemuda itu jatuh bersimpuh, karena tak siap ketika Hyeongjun melepaskannya tanpa peringatan. Bahkan pemuda manis itu berdiri dengan angkuh dihadapannya, dengan tanpa ekspresi berarti. Membuat Yohan geram, namun rasa sakit yang dirasakan tubuhnya mengalahkan kekesalannya. Sehingga Yohan hanya bisa mengeram kesakitan, tak dapat membalas perbuatan kurang ajar Hyeongjun tersebut.

Greepp…

“Apa yang ingin kau lakukan?”

“Tidak bisakah kau menghargai sedikit saja itikad baik seseorang?”

Mengabaikan tatapan awas milik Yohan, Hyeongjun kembali meraih kedua bahu pemuda itu. Lalu dengan sekuat tenaga, diangkatnya sedikit tubuh Yohan sekarang menjadi bersandar pada tembok yang terdapat tepat dibelakangnya. Mengambil kembali kotak putih yang untungnya terus menerus Hyeongjun bawa ditengah situasi tak terduga tersebut. Dan ternyata semua itu ada gunanya juga, ketika sekarang Hyeongjun akan menggunakannya untuk mengobati seorang Kim Yohan.

Sreett…

“Diamlah, aku akan mengobatimu!”

Ketika Yohan menghindari tangan Hyeongjun yang tengah terulur dengan sebuah kapas yang telah dituangkan antiseptik, pemuda manis itu menghardik keras. Yohan itu tidak bisa diam sekali, padahal Hyeongjun hanya ingin mengobatinya saja. Lagi pula tak seharusnya pemuda itu bersikap mengantisipasi pada Hyeongjun, ketika Hyeongjun bukan orang yang kuat untuk memukuli seseorang. Jadi tak ada gunanya takut, pukulan Hyeongjun itu tak ada apa-apanya.

“Apa aku terlihat menyeramkan, sampai kau melihatku seperti itu?”

Hyeongjun mendongak, menatap Yohan ketika pemuda itu tak sekalipun mengalihkan tatapan darinya. Namun anehnya, Kim Yohan melihat Song Hyeongjun dengan penuh antisipasi. Seolah Hyeongjun bisa melakukan hal berbahaya padanya, atau sebenarnya melakukan hal berbahaya untuk hatinya. Ketika sikap lembut dan kehati-hatian yang Hyeongjun tunjukkan ketika mengobatinya sekarang, membuat dadanya berdebar kencang tanpa henti. Bahkan semakin lama semakin kencang, sampai rasanya Yohan takut Hyeongjun dapat mendengar debarannya.

“Kau bersikap baik hanya agar aku melemah padamu, kan?”

“Tidak, Kim Yohan. Lakukan apapun yang kau suka, aku tidak peduli.”

Jengah sekali, Kim Yohan itu dipenuhi rasa curiga. Hyeongjun hanya berniat mengobati saja, dicurigai sampai seperti seorang penjahat. Benar-benar orang yang tak tahu terimakasih, Hyeongjun beberapa kali merasa menyesal berbuat baik padanya. Sehingga dipertemuan yang selanjutnya, jika pemuda itu membutuhkan bantuan Hyeongjun akan berpura-pura tak melihat saja. Jadi dia tak memiliki kewajiban untuk menolong pemuda tersebut saat itu.

I'm BetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang