Part 17

763 135 54
                                    

Mengerjap Hyeongjun coba mengenali sosok si penarik, lalu membulatkan mata lucu. Dia mengenalinya, pemuda tampan dihadapan tak mungkin dia lupakan begitu saja. Sehingga sekarang dengan gerakan cepat, Hyeongjun berlari kearah pemuda asing tersebut lalu langsung masuk kedalam pelukannya. Si pemuda asing tertawa, dengan tangan mengangkat tubuh Hyeongjun dengan ringan. Kedua orang itu masih senantiasa berpelukan, tanpa menyadari ada aura mengerikan telah menyelimuti udara datang dari kelima pemuda lain di sana.

"Bagaimana kabarmu, Jjunie?"

Panggilan manis, kelima pemuda itu semakin dibuat meradang. Setelah pelukan, lalu sekarang pemuda asing itu justru memiliki sebuah panggilan manis untuk Hyeongjun.

"Baik, Niel Hyung. Bagaimana dengan Hyung sendiri?"

"Tidak begitu baik, karena Hyung tak pernah bisa menemui mu lagi."

Menggombal dengan begitu lancar, mereka yang mendengar hampir saja kehabisan stok kesabaran. Bersyukur, Hyeongjun merupakan pengendali emosi nomor satu mereka jadi ketika didekat pemuda manis itu mereka mampu menahan diri dengan begitu baik. Sehingga sekarang yang mereka lakukan hanya berjalan mendekat, lalu berdiri tepat dibelakang Hyeongjun. Agar orang asing itu sadar pemuda manis itu tak disana seorang diri, ada mereka bersamanya.

"Tunggu dulu, siapa mereka?"

Terlalu mencolok, saat lima pemuda berjalan mendekat kearah Hyeongjun. Lalu berdiri tepat dibelakang pemuda manis itu dengan raut wajah tak bersahabat. Tentu pemuda tampan tak menahan diri untuk bertanya perihal keberadaan mereka tersebut.

"Ah, mereka temanku, Hyung."

Tega sekali, Hyeongjun mengakui mereka hanya seorang teman saja. Jadi di mata pemuda manis itu, mereka tak memiliki arti lebih selain teman. Mereka berlima kompak menghela napas, sepertinya persediaan sabar harus mereka tingkatkan. Karena jika tidak, maka mereka pasti akan menyerah sekarang saking tak kuatnya.

"Sunbae, Dongpyo, perkenalkan dia Daniel Hyung tutor ku ketika Junior High School."

"Ah, hanya tutor ternyata. Kupikir siapa tadinya."

Seungyoun bergumam keras, terlihat jelas bahwa dia ingin kalimatnya didengar pemuda asing itu. Hyeongjun mengerutkan kening tak mengerti, ucapan Seungyoun terlalu ambigu untuk orang tak peka seperti dirinya. Berbeda dengan Daniel, pemuda tampan itu langsung mengerti. Mengingat aura permusuhan yang juga datang dari pemuda lain disana, dia bisa langsung menebak bahwa mereka orang-orang yang berhasil Hyeongjun buat jatuh hati.

"Kang Daniel, aku memang hanya seorang tutor. Tetapi kalian juga harus tahu, aku ini adalah cinta pertama Hyeongjun."

Menyeringai puas, Daniel hampir menyemburkan tawa melihat tatapan tajam yang sekarang tertuju lurus padanya. Dia senang sekali dapat mempermainkan para pemuda itu telak, didukung oleh sikap tak peka Hyeongjun membuat permainan menjadi semakin menarik.

"Hyung."

"Kenapa Jjunie? Bukankah benar, aku ini cinta pertamamu?!"

Mereka berlima serentak menatap kearah Hyeongjun, berharap pemuda manis itu menyangkal perkataan pemuda menyebalkan itu. Namun saat Hyeongjun hanya tersenyum kecil menanggapi kalimat Daniel, membuat mereka merasa putus asa. Jadi benar, pemuda bernama Kang Daniel itu adalah cinta pertama Hyeongjun.

"Lupakan, lalu bagaimana keadaan Jihyo noona?"

"Kami sudah putus, maka dari itu aku senang melihatmu lagi."

Seungwoo sekarang berdiri tepat didepan Hyeongjun dan dihadapan Daniel, pemuda tampan yang sedari tadi diam kini mendekat seolah menantang dengan terbuka. Walau Seungwoo bukan seseorang yang mudah tersulut emosi, namun dia yang paling cepat membaca situasi. Arah kalimat Daniel, bukan sesuatu yang akan diabaikan begitu saja. Belum menetapkan hati bukan berarti Seungwoo tak menaruh hati pada Hyeongjun. Sehingga dia tak suka sikap Daniel yang seolah coba mempermainkan Hyeongjun tersebut.

I'm BetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang