Part 16

798 135 57
                                    

Hening.

Tak ada yang bersuara, sesaat Hyeongjun menyelesaikan kalimatnya. Bahkan gerakan kecil pun tak terjadi, ketika fokus semua orang kini tertuju pada pemuda manis. Walau setengah dari mereka sudah tahu kebenarannya, namun tak ada yang menduga bahwa Hyeongjun akan mengungkapkan semua dengan gamblang.

"Song Hyeongjun, kau-"

Sang Ibu yang pertama kali tersadar dari keterkejutan, sehingga sekarang wanita itu menunjuk Hyeongjun dengan wajah berang. Begitu marah, karena pemuda manis itu tengah coba mempermalukan mereka sekarang. Sehingga Jiwon tak akan tinggal diam, dia harus melakukan sesuatu pada anak kurang ajar tersebut.

Sedang Joongki bersikap jauh lebih tenang, ketika pria itu justru memilih untuk mengamati wajah satu persatu para pemuda dihadapan. Melihat hanya sebagian dari mereka yang menunjukkan wajah terkejut, sedang sebagian lagi hanya mengamati Hyeongjun dalam diam. Seperti dugaannya, kebenaran tersebut tak sedikit yang mengetahui. Joongki hanya memberitahu Yohan, karena dia pikir pemuda sempurna itu tak pantas untuk dibohongi. Tetapi ada juga yang sudah mengetahuinya tanpa Joongki harus beritahukan, bisa jadi mereka tahu semua itu dari Hyeongjun langsung.

"Jiwon, tenanglah."

"Tenang katamu?"

Jiwon sekarang beralih menatap Joongki, melihat betapa tenang pria itu padahal Hyeongjun tengah coba mempermalukan mereka. Tunggu dulu, Jiwon mulai mengaitkan kalimat Hyeongjun sebelumnya dengan sikap Joongki. Lalu kembali dibuat tak percaya, jika dugaannya benar. Bahwa pria itu yang mengungkapkan semua rahasia tentang anak mereka pada salah satu pemuda itu.

"Jangan katakan, kau-"

Tak dapat percaya, Jiwon tidak dapat mempercayai semua hal yang baru saja dia sadari itu. Membuat Jiwon rasanya siap meledak sekarang, kemarahan telah sampai pada ubun-ubun. Apalagi saat melihat Joongki hanya membalas tatapan nya dengan datar, terlihat tanpa emosi. Sehingga Jiwon sadar, hanya dia yang tengah diliputi emosi sekarang.

"AARRGGHH."

Wanita itu berteriak histeris, tak peduli sikapnya itu disaksikan orang luar sekalipun. Namun Joongki sudah sangat keterlaluan sekarang, karena kali ini Jiwon tak hanya akan mempersalahkan Hyeongjun akan semua itu. Ketika dia tahu sang suami lah yang terlebih dahulu membuka rahasia memalukan keluarga mereka, bahkan pada orang luar yang bisa saja menyebarkan semuanya. Sehingga aib keluarga mereka akan diketahui oleh semua orang sekarang.

"Brengsek! Kau ingin mempermalukanku didepan semua orang, hah?!"

Tidak ada lagi kelembutan, bahkan pada wajah cantik wanita itu. Ketika yang kini terlihat hanya kemurkaan atas segala hal yang terjadi. Hyeongjun tertawa kecil, akhirnya Jiwon melepaskan topeng penuh kepura-puraan nya. Lalu menunjukkan wajah aslinya tanpa harus Hyeongjun buka, dengan pancingan kecil semua meledak dalam sekejap.

Joongki dengan cepat berdiri, menghalangi Jiwon yang mulai melemparkan barang-barang dalam jangkauan. Menarik wanita itu dalam pelukan, sedang tatapannya bergulir pada pemuda-pemuda yang masih terlalu syok dengan segala hal yang terjadi secara mendadak.

"Maafkan aku, bukan bermaksud mengusir kalian. Tapi kurasa ini bukan tontonan yang cocok untuk kalian...Kepala Pelayan Lee!"

Pria tua yang dipanggil dengan segera menghampiri meja makan, lalu mulai menuntun para tamu untuk meninggalkan ruang makan. Kelima pemuda itu menurut, karena sadar ini bukan ranah tempat mereka bisa turut campur. Namun yang memberatkan kepergian mereka sekarang, keberadaan Hyeongjun ditengah kekacauan tersebut. Ketika pemuda manis itu masih duduk dengan tenang pada tempatnya, menikmati sarapannya sampai habis.

"Hyeongjunie, ayo ikut dengan kami."

Dongpyo, pemuda pendek itu berlari kecil kearah Hyeongjun. Lalu mengajak pemuda manis itu untuk mengikuti mereka untuk pergi dari sana, setidaknya sampai keadaan menenang. Walau sekarang Joongki sudah membawa Jiwon kedalam ruangan lain, namun teriakan wanita itu masih dapat terdengar jelas. Sehingga rasanya tak tega membiarkan Hyeongjun untuk berada di sana dalam keadaan kacau seperti itu.

I'm BetaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang