BAB 7.3

148 25 1
                                    

Di perjalanan pulang, Yan YuHeng sangat menurut dan tidak merepotkan sama sekali. Bahkan, seakan-akan dia tidak punya reaksi apapun dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Jika diminta berjalan, dia akan berjalan, jika diminta duduk, dia akan duduk. Dia memang sempat memberontak saat rasa sakit dalam tubuhnya mulai terasa dan BeiTang MinQian harus memeganginya sehingga Su YuanHeng bisa memberi suntikan penghilang rasa sakit. Namun selain itu, semuanya berjalan lancar.

BeiTang MinQian sadar dengan kondisi terkini Su YuanHeng, meskipun dia selalu bilang kalau dirinya baik-baik saja, BeiTang MinQian tetap cemas. Sehingga, saat mereka sampai, BeiTang MinQian menyewa perawat khusus dengan keahlian sebagai psikiater.

Perawat laki-laki ini memiliki banyak pengalaman merawat pasien-pasien sakit jiwa dan juga cukup familiar dalam menangani pasien kanker tahap akhir.

BeiTang MinQian sangatlah royal dengan gaji si perawat. Dengan pengaruh keluarga BeiTang, menemukan orang seperti perawat ini sangatlah mudah.

Mereka tidak langsung kembali ke rumah mereka. BeiTang MinQian mengajak Su YuanHeng dan Ayahnya ke vila di pinggir kota.

"Ini dimana?" Su YuanHeng merasa asing dengan tempat ini.

BeiTang MinQian tersenyum, "Aku membeli tempat ini dari hasil kerjaku sebagai model tahun lalu. Tadinya mau kasih kejutan dua bulan lalu. Tapi siapa yang mengira kalau harus ditunda sampai sekarang?"

Dia lalu membopong tubuh Yan YuHeng yang tidak sadarkan diri dan menuntun Su YuanHeng ke dalam rumah. Dekorasi di dalam rumah sangatlah nyaman dan sederhana namun sedikit kosong. Kalau diperhatikan, seakan kurang kehangatan sentuhan manusia.

"Banyak hal masih belum disiapkan. Nanti bisa kita tambahkan pelan-pelan. Lingkungan disini cukup bagus dan ada banyak kamar. Saat perawat Chan tiba, sudah ada kamar untuknya. Jadi memudahkanmu untuk merawat Ayahmu."

"Ahhhh, baguslah."

Awalnya Su YuanHeng khawatir dengan apartmen mereka yang hanya ada dua kamar tidur dan dua kamar mandi, sehingga tidak cukup leluasa untuk ditinggali Yan YuHeng dan si perawat. Tapi dia tidak menyangka kalau BeiTang MinQian telah menyiapkan tempat ini.

Setelah membaringkan Yan YuHeng di kamarnya, Su YuanHeng menatap si Ayah yang sedang tidur. BeiTang MinQian berjalan mendekat dan memeluknya dari belakang, "Hidup seseorang sudah ditakdirkan, jangan terlalu berpikiran buruk."

"....ya. Bisa melihatnya lagi di kehidupanku sekarang saja sudah membuat keinginanku terkabul, dan kurasa diriku sudah sangat beruntung."

BeiTang MinQian menatap wajahnya yang suram. Karena dia sadar bahwa kondisi kesehatan Su YuanHeng tidak baik maka dia segera mengubah topik pembicaraan, "Aku sengaja membeli rumah ini untuk kita. Sini aku ajak melihat ke sekeliling."

Su YuanHeng merasa tersentuh. Dia menatap BeiTang MinQian namun tidak mengucapkan apa-apa.

BeiTang MinQian pun tersenyum, "Ayo."



BeiTang MinQian perlahan mengajak Su YuanHeng berkeliling vila. Sembari berjalan dia berkata, "Waktu kita ke Perancis dua tahun lalu, kamu pernah bilang kalau kamu suka vila dengan gaya pedesaan seperti ini. Kebetulan vila ini sedang dijual saat aku sedang syuting iklan musim panas lalu jadi aku langsung beli tanpa membicarakannya denganmu dulu. Kupikir, di masa mendatang kita bisa kesini untuk liburan musim dingin dan musim panas. Bagaimana menurutmu?"

Pikiran Su YuanHeng berkelana ke waktu sebelum mereka bertengkar. Saat itu, mereka memang sempat membicarakan untuk beli vila di pinggir kota.

"Lihat ini, ini kamar tidur utama kita. Di sebelahnya ada ruangan kosong. Aku berencana mengubah ruangan itu untuk ruangan kerja. Tapi sekarang sepertinya lebih cocok dijadikan ruang bayi. Hahaha...untunglah, semuanya sudah direnovasi." saat BeiTang MinQian menyebut kata bayi, matanya nampak berkilauan dan tersenyum dengan raut wajah bangga yang kekanakan.

Doa dalam TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang