BAB 9.1

154 24 0
                                    

Saat Qin Su kembali ke panti asuhan, dia mendapat julukan "Qing Su. Nama ini diberikan oleh Siva, dimana ada cerita menarik di belakangnya.

Nama Qin Su terdengar mirip dengan nama Qing Su, yangmana berarti ketulusan, kepekaan.


[Kilas Balik]

Siva kembali penuh dengan kepedihan kali ini. Selama dia di Eropa, dia sangat kelelahan mengurusi model arogan yang baru saja debut, yang suka menyuruh dia kemana-mana untuk melakukan hal-hal yang sepele sekalipun, sungguh merendahkannya sebagai seorang manajer dan bahkan memperlakukannya seperti seorang pengasuh.

Siva marah-marah menelpon perusahaan dia bekerja dan meminta untuk berhenti jadi manajer model tersebut. Namun siapa sangka kalau ternyata bocah tengil itu adalah kerabat salah satu bos pemilik perusahaan tempat Siva bekerja, sehingga para manajemen di perusahaan Siva tidak mengijinkan permintaannya. Mereka bersikeras kalau Siva adalah manajer terbaik maka dari itu misi ini diberikan padanya, dan dia harus bisa tahan menangani bocah tersebut.

Karakter Siva bukanlah orang yang mudah untuk diprovokasi. Awalnya dia memang tetap bekerja seperti biasa karena tidak ingin membuat malu nama baik perusahaan. Namun beberapa hari kemudian, dia terlibat cekcok panas dengan model bocah tadi, sehingga akhirnya dia pun memutuskan mengundurkan diri. Dia lalu mengemas koper dan terbang kembali ke Cina.

Tepat setelah dia kembali, dia bergegas mencari BeiTang MinQian namun malah Qin Su yang membuka pintu apartemennya.

Saat Qin Su membuka pintu dan melihat Siva, dia langsung membanting pintu itu lagi sampai tertutup.

Apa-apaan itu tadi? Kapan pemilik apartemen ini jadi ganti orang? Kenapa bocah tadi tidak menanyaiku dulu sebelum membanting pintu?

Siva masih kaget dan bengong diluar lalu menelpon Su YuanHeng.

Di dalam apartemen, Qin Su berteriak kearah Su YuanHeng, "Kakak Su, ada orang aneh diluar. Apa kita panggil polisi?"

Su YuanHeng sedang sibuk di depan komputer mengatur beberapa dokumen dalam kamar tidurnya saat dia mendengar teriakan Qin Su. Sebelum dia sempat menjawab, ponselnya berdering. Tepat saat dia menerima panggilan itu, Siva langsung bersuara, "Dokter Su, apa kalian sudah pindah? Kenapa nggak ada yang ngasih tahu aku?"

"Tidak. Kami masih tinggal di apartemen yang sama." jawab Su YuanHeng heran.

"Hah? Apa aku ada di lantai yang salah? Tunggu, aku cek dulu...kayaknya benar, Blok T2, Apartemen nomor 1802. Ini kan tempatmu. Terus siapa tadi yang membuka pintu?"

Di saat yang sama Qin Su berlari kearah kamar untuk bicara dengan Su YuanHeng, "Kakak Su, orang aneh itu masih diluar. Apa yang harus kita lakukan?"

"Biar kulihat dulu." Su YuanHeng berlari ke pintu sambil masih memegang ponselnya dan membuka pintu, tepat saat Siva menutup panggilan.

"Siva, ayo masuk."

"Oooh, Dokter Su. Benar kan, aku nggak salah." gumam Siva sembari menutup ponsel dan masuk ke dalam apartemen. Lalu melihat Qin Su berdiri di samping, dia menyentil dahi Qin Su sambil bilang, "Hei bocah, siapa orang aneh yang kamu maksud tadi?"

"Hah? Aku...aku tidak bilang..." Bagaimana orang ini bisa dengar? Qin Su mendadak ketakutan dan suaranya jadi terbata-bata.

"Humph! Aku dengar semuanya pas di telpon. Suaramu itu kencang sekali."

Qin Su jadi bersemu malu-malu sambil menggaruk kepalanya, "Aku, aku tidak mengira kalau kamu temannya Kakak Su..."

Siva menyampirkan rambutnya yang bergaya trendi itu lalu mencemooh kembali. Menurutnya Qin Su adalah bocah remaja yang kampungan.

Doa dalam TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang