BAB 10.3

213 25 0
                                    

BeiTang MinQian kini sadar sepenuhnya lalu berkata pada Su YuanHeng, "YuanHeng, kamu dengar? Gunakan kekuatanmu...gunakan seluruh kekuatanmu untuk melahirkan anak kita."

Obat yang disuntikkan Qiu ZhiYuan barusan mulai bereaksi, kontraksi yang tadinya sempat hilang kini muncul dan terasa semakin menyakitkan.

Kontraksi yang begitu menyiksa membuat Su YuanHeng sadar. Dia dengar apa yang dikatakan Dokter Qiu barusan. Hatinya bergemuruh dan dengan kekuatan entah darimana, dia mulai memantapkan diri.

Dia sendiri adalah seorang dokter jadi dia paham bagaimana kondisinya sekarang. Sambil menggenggam tangan BeiTang MinQian, dia mengikuti arah gelombang jalannya kontraksi dan dengan panduan Qiu ZhiYuan dia berusaha sekuat tenaga untuk mendorong.

"Uh...ah, ah...whew...whew..."

Kontraksi yang terjadi kini terasa jauh lebih menyakitkan daripada sebelumnya. Karena air ketuban di dalam perut Su YuanHeng sudah hampir habis, tubuh si bayi pun tersangkut di ambang lubang keluaran sehingga membuatnya susah untuk mendorongnya keluar.

Su YuanHeng mengerahkan seluruh kekuatannya lagi dan mendorong kembali, teriakannya yang kencang terdengar semakin keras dan terus mengeras. Sakit berkepanjangan yang menyiksa ini bahkan tidak memberinya kesempatan untuk menarik dan menghembuskan napas agar sedikit merasa lega. Rasanya sudah seperti mau mati saja.

Setelah berjuang lebih dari dua puluh menit, mahluk kecil yang telah dinanti-nanti itu akhirnya keluar.

"Weh! Weh! Weh!"

Tangisan si bayi ternyata cukup kencang dan terdengar sangat jelas namun belum sempat Su YuanHeng melihat anaknya, dia sudah jatuh koma.

Kehilangan begitu banyak darah dan kelahiran yang prematur mengakibatkan kemerosotan kesehatan pada tubuhnya. Dia koma selama dua hari dua malam sebelum akhirnya perlahan sadar.



"Kamu sudah sadar." Qiu ZhiYuan tersenyum sambil mengecek keadaannya, "Kamu melahirkan anak laki-laki. Selamat ya. Bocah kecil itu beratnya 2700 gram. Sangat sehat. Nanti aku suruh suster membawanya kesini jadi bisa kamu gendong."

Su YuanHeng menghela napas lega, lalu berkata dengan lemah, "Terima kasih."

"Jangan berterima kasih padaku. Kamu nggak tahu gimana kritisnya malam itu. Kalau Tuan BeiTang membawamu kesini terlambat 10 menit saja, semuanya akan sia-sia. Namun untunglah, Ayah dan anak selamat dua-duanya. Ha ha ha..., Tuan BeiTang sangat baik padamu. Dia disini dua hari penuh dan baru saja pergi pagi ini."

Membayangkan kembali situasi hidup dan mati di malam itu, Su YuanHeng juga jadi takut tak berkesudahan. Namun kalau membayangkan kegelisahan BeiTang MinQian saat itu, hatinya jadi terasa hangat.

Seorang suster menggendong si bayi ke dalam ruangan Su YuanHeng. Su YuanHeng sendiri sudah tidak sabar menggendong anaknya.

Si bayi memiliki wajah yang bulat, kedua matanya tertutup, bulu matanya sangat panjang dan hitam persis seperti BeiTang MinQian.

Si suster perempuan itu jadi tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Bayi ini sangatlah tampan. Jarang ada bayi yang baru lahir sudah kelihatan rupawan seperti ini. Apakah dia mirip dengan Ayahnya?"

"Iya." sahut Su YuanHeng bahagia dan bangga. Menggendong anak yang dia lahirkan dan hampir merenggut nyawanya itu, membuat Su YuanHeng sampai tidak mau mengedipkan mata sambil terus menatapnya.



Saat BeiTang MinQian datang, dia melihat Su YuanHeng menggendong anaknya dengan hati-hati dan penuh perhatian.

Doa dalam TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang