Fire Dark.

1.4K 171 175
                                    

Hoseok duduk disamping Yoongi. Membersihkan luka ditepi bibir pria itu dengan lembut, dari musik laut yang menyambut mereka dengan lembut. Suara ombak yang saling bersahutan dengan suara burung pencari ikan. Kilauan mata Hoseok terpancar, meski berkilau. Tidak ada kehidupan disana, tidak ada warna.

Hanya gelap dan kelabu, hampa dan gersing. Seperti tubuh tanpa jiwa. Raganya entah dimana, tetapi terus bergerak menuju sesuatu yang tidak di ketahui.

"Setelah ini kembalilah ke pernikahan mu, Hyung. Mereka pasti sudah menunggu." Hoseok membuka pembicaraan setelah sunyi menemani kapas berobat merah yang Hoseok gesrekan disekitar lebam Yoongi.

Tatapan Hoseok naik, menatap mata Yoongi dengan lekat, Menatap sebuah bayangan sengsara didalam sana. Hoseok tahu dimana sumber itu, dimana rasa sakit itu. Hoseok tahu, karena ia pernah mengalami hal itu.

Setelah selesai Hoseok menarik nafas, membuangnya dengan lembut sebelum merenung dengan tangan memainkan kapas bekas darah Yoongi. Wajahnya menunduk, tidak ingin masuk kedalam lamunan diatas laut, ombak halusinasi akan menyeret Hoseok sampai ke dasar lautan.

"Saat kau pergi... Hilang tanpa aku tahu dimana kau, Seok. Aku hampir gila, hidupku terasa tidak tenang dengan bayang-bayang kesalahan ku dimasa lalu. Semua itu seperti kaset rusak yang terus memaksa berputar di kepala ku. Menyakiti ku dengan perlahan, seperti pisau tumpul yang dipaksa melukaiku dengan sangat dalam. Aku ketakutan, takut merasakan apa yang kau rasakan. Kehilangan cinta yang ku taruh sepenuhnya pada Jimin." Yoongi mendongak pada langit biru saat itu, mengingat masa-masa cintanya pada Jimin.

"Ku rasa kau tidak akan merasakan hal seperti itu, Hyung." Bibir kering Hoseok berguman, tatapannya masih kosong, tertuju pada kapas ditangannya. "Kau... Tidak tinggal dilautan dalam yang menyeramkan, tidak juga sulit bernafas hanya untuk hidup, kau sudah punya rumah kembali, dan jika kau tersesat, Jimin akan datang, mengulurkan tangan dan memberikan cahaya pulang untuk mu."

"Begitukah menurut mu?" Lalu bayangan tentang Jimin muncul, tentang pria kecil berbibir tebal yang mencuri hatinya. Mencuri seluruh perhatian Yoongi, membuat Yoongi hilang arah, mengkhianati Hoseok, membuat Hoseok pergi. Semua karena Yoongi. Yoongi yang mendorong Hoseok ke lautan ketika ia sebenarnya bisa menerangi jalan Hoseok muda, memberikan harapan tinggi setinggi-tingginya lalu ia hempaskan Hoseok ke dalam gulungan ombak penderitaan.

Kegelapan membuat Hoseok tinggal disana. Menetap dan kembali menunggu seseorang untuk meraihnya.

Hoseok menoleh pada Yoongi, tatapannya pada Yoongi mendalam, kosong dan hampa. "Setidaknya takdirmu bukan milik orang lain, aku ... " Mata Hoseok teralihkan, sejenak, para burung pelikan yang berterbangan di atas lautan, berbunyi dan saling sahut menyahut pada burung yang lain. "Iri dengan Jimin, dia mendapatkan mu. Yah.. mendapatkan mu dengan mudah, tanpa harus merasakan tamparan keras di pipi, tatapan menjijikan atau suara tinggi yang menyatakan ketidak percayaan. Dia cantik... Tuan Jung menyukainya meskipun dia bukan anaknya." Hoseok tersenyum pilu, hatinya seperti ditikam ribuan jarum kecil yang dilumuri racun, perlahan memaksa nafasnya berenti, terasa berat, perutnya terasa keram dan tangannya sedikit gemetar.

Yoongi tahu, sejak dari lama. Bahwa yang merusak hidup Hoseok kecil adalah ibu Jimin. "Hoseok...." Yoongi tidak mau masa lalu menyakiti Hoseok, ia berusaha meraih tangan gemetar Hoseok. Berusaha menghentikan cerita menyedihkan yang pasti akan menyakiti Hoseok.

Tapi Hoseok kembali bisa mengendalikan dirinya. Ia tidak bergetar lagi, bisa bernafas dengan tenang. Tetapi hatinya tetap kosong dan hampa. "Begitu juga kakak ku, tapi Jiwon orang yang baik. Tidak menaruh dendam pada ibu Jimin maupun Jimin. Dia menganggap Jimin sama seperti ku." Mata Hoseok turun, pikiran nya merenung tentang segala yang terjadi pada dirinya, luka dihatinya melebar, kembali terasa sakit tetapi tubuhnya tidak bergetar kembali. Hanya dadanya yang terasa semakin sesak. Racun itu menyebar dengan cepat. "Takdirku bahkan bukan milikku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Demian KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang