"Ada banyak cara Tuhan membuat kita kesepian dan membawa kita pada diri kita. Pada hari-hari itu. Dia membawaku ke jalan itu, seperti sebuah mimpi buruk. Aku melihat diriku, tersihir dalam sebuah ilusi, tak henti terus berada dalam penyiksaan," - Demian (The Story of Emil Sinclair's youth)
Ribuan kali Hoseok berkata pada dirinya sendiri bahwa Yoongi akan selalu mencintainya, ribuan kali ia bercermin dan menyakinkan dirinya bahwa Yoongi hanya untuk nya, ribuan kali juga fakta benang merah Yoongi menghancurkan semua perkataan yang berusaha menguatkan nya.
Menyakinkan dirinya bahwa ini hanya permainan. Permainan benang merah yang di masa depan hanya akan menjadi permainan tanpa keseriusan.
Namun sesaat dirinya sadar. Benang merah memang suka bermain, bermain dengan takdir yang dimana takdir bukan lah hal yang patut di permainkan, semua yang berhubungan dengan takdir akan menjadi kenyataan di masa depan.
Dan jika cinta berlabuh di lain hati lalu tiba-tiba seorang perompak mengambil cinta yang selama ini dijaga dengan begitu ketat.
Apa yang akan dilakukan?
Menyerah atau mempertahankan nya?
Menyerah dan pergi dari hidup Yoongi atau terus bertahan dengan resiko yang begitu banyak.
Salah satunya mungkin Hoseok akan selalu terluka dengan ribuan sayatan pedang, lalu sakit, tersiksa, hatinya akan berlubang akibat luka dan berakhir mati secara perlahan.
Mata itu terpejam dengan begitu indah, menahan sebuah perasaan sesak yang beberapa jam sangat menyiksanya. Berdiam diri dalam hembusan angin yang serasa meruntuhkan semua harapan nya. Tangan nya memeluk tubuh ringkihnya, sadar setelah ini tak akan ada yang mampu memeluk nya.
Ketika mata indah itu kembali terbuka. Kekosongan lagi-lagi menyambutnya, tidak terelakkan jika perasaan sakit semakin mencekik nya setiap detik. Ilusi tantang kebahagiaan sirna bersama hentakan air laut yang menabrak karang.
Perasaan nya sedalam lautan namun tidak menentu seperti cuaca. Lamunan nya seperti angin yang pergi entah kemana dan fikiran nya berlahan lelah akibat kikisan air laut yang bagaikan perasaan nya.
Hoseok seperti manusia yang tenggelam dalam perasaan nya. Terombang ambing oleh angin fikiran nya sendiri dan berakhir terluka akibat menabrak karang. Dan mati perlahan kehabisan nafas harapan.
Yoongi masih di sana, di belakang Hoseok dengan jarak yang sangat jauh untuk memeluk pria itu. Ia berdiri seperti batu, menatap sebuah patung yang indah perlahan hancur akibat cuaca. Dia tetap cantik meski banyak retakan pada tubuhnya, masih indah meski sudah di ujung kematian.
Hubungan mereka merengang, tidak ada yang dapat berkata hanya untuk menenangkan perasaan masing-masing. Perasaan mereka dalam hitungan detik berubah kacau, lebih kacau dari pada yang pasti usai. Namun perasaan kacau ini memiliki ending yang tidak menentu.
Hoseok jelas ingin terus bersama Yoongi, menagih janji pria itu untuk menikahinya, hidup bahagia dengan rumah yang berada di ujung dunia lain. Namun bagaimana dengan Yoongi?
Pria itu sama kacaunya.
Mulutnya tidak bisa mengolah kata seperti dulu, kata-kata tajam nya seolah tumpul dan gumanan maaf menjadi sebuah alunan kata yang begitu menyakitkan.
Mereka harus menurun kan ego jika ingin menang dalam kekacauan ini.
Tapi siapa yang harus menurunkan ego?
Hoseok menunduk, menatap sepatunya yang sudah kotor dengan pasir. Ia tahu Yoongi di sana, dengan segala fikiran kacaunya dan jelas dia bukan lagi Yoongi yang Hoseok kenal.
![](https://img.wattpad.com/cover/131227756-288-k239623.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Demian Kim
FanfictionBae Irene mungkin hanya jadi penghalang bagi suami nya Kim Taehyung untuk bahagia. Sekuat apapun wanita cantik itu mempertahankan rumah tangga nya, benang merah yang seharusnya terikat pada nya justru mengikat sang suami pada penjaga kebun bunga mil...