Injured

2.5K 287 89
                                    

"Garis takdir yang penting sedang membentuk. Retakan dan torehan luka terbuka semacam itu telah menutup kembali, sembuh dan terlupakan, namun di dalam relung, tersembunyi di dalam benak, luka itu terus terbuka dan menghancurkan darah." - Demian (The Story of Emil Sinclair's youth)









































Yoongi pergi dengan membawa rasa bersalah pada Hoseok. Meninggalkan pria manis itu setelah dirinya meninggalkan Hoseok 8 bulan demi seorang teman dan pekerjaan, perasaan nya mendadak sesak di setiap langkahnya melangkah. Dalam lorong rumah sakit pada salah satu kamar yang berjejer di antara kamar lain. Yoongi masih memikirkan Hoseok. Pria manis berambut merah itu masih setia memenuhi setiap pemikiran nya, sampai membuat Yoongi yakin jika kini ia tengah diterpa dilema hebat.

Hingga dia masuk kedalam salah satu kamar berbau obat itu. Sebuah percikan api mendadak menyulut rasa bersalah nya terhadap Hoseok. Seperti sebuah kertas, bayangan Hoseok dalam fikiran Yoongi terbakar lalu berubah menjadi asap putih yang terbang lalu pergi entah kemana. Lenyap terbawa angin.

Mata yang beberapa jam menyaksikan bagaimana pria yang ada di Busan sana pergi dengan rasa kecewa kini terpaku. Terus menatap sesosok pria mungil dengan balutan jas putih. Yoongi tidak berkedip, bahkan ketika angin ruangan terasa ribuan kali lebih dingin, mengeringkan matanya.

Yoongi ibarat api yang meledak saat itu juga. Dan seorang pria didepan sana seperti air terjun yang masuk kedalam dirinya. Menguyur kobaran api yang semakin menjadi, senyuman dengan mata menyipit itu terasa ribuan kali lebih indah dalam pandangan Yoongi.

Tawa pria itu bagaikan alunan musik surga yang merdu. Lalu suara lembut yang menyejukkan hatinya setelah ledakan api itu terjadi.

Pria itu menoleh tak kala mata rubah Yoongi trus menatap sang aliran air surga.

Iris mereka bertemu. Begitu juga dengan benang merah mereka. Disaat itu cinta pandangan pertama bukan lah hal yang mustahil, menyingkirkan si ilusi yang selama ini ia cintai.

"Oh Yoongi! Kau datang, kenal kan. Ini teman sekaligus dokter ku, Park Jimin."

Siapa Hoseok? Dan dimana cinta Yoongi ketika pria itu berhasil menyambung benang merah takdirnya.

Hoseok hanya sebuah kertas yang terbakar akibat gejolak perasaan Yoongi. Hangus lalu menjadi asap yang dilupakan, hati Yoongi melupakan Hoseok namun fikiran nya masih tertaut pada pria itu.

Tapi perasaan adalah pengendali paling kuat bukan?

.
.
.
.
.

Perasaan nya menguap, seperti kabut yang keluar dari kawah panas. Tak ada perasaan keistimewaan lagi dalam setiap gerakan bibir sang istri, bibir merah dengan wajah cantik itu seolah tidak ada apa-apanya dengan sesosok pria yang pergi membawa kekacauan dan rindu dalam dirinya.

Ciuman itu terlepas seiring dengan tidak ada balasan dari sang suami. Wanita berambut hitam dengan mata bulat dan bibir merah itu menatap sang suami yang seolah jiwanya pergi entah kemana. Tangan lentik dan lembut itu membelai pipi tegas pria dihadapannya, menatapnya penuh cinta sebelum kembali mendaratkan kecupan guna menyadarkan suaminya. "Taehyung, kau baik-baik saja? Apa kau belum sehat?." Suara lembut Irene menyadarkan Kim Taehyung.

Taehyung tersadar. Menatap kembali iris sang istri kosong, lalu tersenyum hambar. "Aku baik-baik saja. Mungkin karna aku meninggalkan banyak pekerjaan dirumah. Liburan ku tidak tenang." Bohongnya.

Taehyung menarik pinggang Irene, membawanya pada pelukan yang dulu terasa hangat baginya. Aroma mawar milik sang wanita seolah tidak semengoda aroma vanila milik sosok itu. Ia lalu membawa sang istri bersandar pada dada lebarnya, mengecup pelan rambut hitam yang dulu selalu ia puja, diusap karna kelembutan nya dan dikecup setiap harinya karna aroma mawar nya. Tapi semua hampa, tidak berasa.

Demian KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang