Dream

4K 348 15
                                    

"For the first time in my life I tasted death, and death tasted bitter, for death is birth, is fear and dread of some terrible renewal." - Demian (the Story of Emil Sinclair's youth)

.
.
.
.
.






















Hoseok pernah bermimpi, untuk sekian kalinya ketika tanpa sengaja tangan nya menyentuh kelingking Yoongi, ia melihat sesosok pria lain ada disamping Yoongi. Mengambil Yoongi dari nya dan karna ikatan benang merah, perlahan Yoongi menjadi milik pria itu.

Atau ia bermimpi tentang dirinya yang tidak bisa melakukan apapun, tangan nya kaku. Tidak bisa menggenggam, termasuk dunia nya sendiri. Lalu disaat bersamaan takdir seolah berbisik.

Karena kau terlalu mabuk dalam percintaan ini

Ketika kau sadar,

Kau dikelilingi oleh berbagai ranjau

Dikelilingi oleh tatapan

Orang-orang yang tidak dapat disentuh

Kau berteriak meminta keajaiban dalam realitas ini.

Lalu hidupnya hanya berputar dalam rasa takut. Hanya mampu menatap cermin yang memantulkan dirinya dan berusaha berkata lewat tatapan mata coklat penuh ke kosongan.

Bisa aku merubah takdir?

Tak ada jawaban. Karna kenyataannya sangat jelas jawaban adalah

"Tidak."

Hoseok menoleh, mendapati ada suara lain dikamarnya dan melihat Yoongi tengah berdiri dengan bathrobe yang terbungkus rapi ditubuhnya. "Bajunya tidak cocok untuk mu." Pria itu melanjutkan. Lalu berjalan meninggalkan Hoseok yang masih terdiam.

Jelas jawaban dari pertanyaan Hoseok adalah tidak. Cepat atau lambat benang merah yang diikatkan tuhan akan menarik dirinya atau Yoongi pada pasangan masing-masing. Namun dalam lubuk hatinya terdalam ia berharap akan mati sebelum hari itu tiba. Bertemu pasangan sejatinya dalam surga, bukan dunia yang penuh drama ini.

"Lalu apa yang cocok untuk ku Hyung?"

Hoseok keluar dari masa merenungnya. Memang tak ada gunanya merenungi takdir meski banyak sekali hal yang ingin Hoseok rubah semakin ia memikirkan jalan keluar dalam putaran takdir, maka akan semakin gelap jalan menuju keluar. Ia mendekati Yoongi dan menatap punggung pria itu yang tengah memakai celana bahan nya.

"Pakailah kemeja putih lalu ditimpal dengan sweaters biru muda." Yoongi merespon dikala aktivitas memakai celana dan memasang ikat pinggang nya.

"Bukan kah itu terlalu cerah? Nanti aku terlihat dalam gelap kalau begitu."

Yoongi terkekeh. Berbalik badan sembari mengambil kemeja miliknya yang tergeletak diatas lantai. "Baju seperti itu tidak akan cocok untuk ku. Tapi sangat cocok untuk mu, karna kau matahari."

Untuk waktu yang lama Hoseok tertarik lagi dalam tatapan Yoongi, pria itu mendekat dengan mudah. Menarik Hoseok dalam pelukan nya sebelum meniduri pria manis itu keranjang dan menindihnya.

"Manis..." Lewat punggung tangan Yoongi, pipi lembut dan berisi itu diusap menghantarkan Hoseok pada ketenangan dan kenyamanan. Ia tersenyum, merasa kembali harus bersyukur menjadi milik pria yang dikenal dingin ini. Namun ketika bersama nya kutub Utara pada diri Yoongi akan pergi entah kemana. Yang ada hanya aroma hangat musim semi.

Hoseok memejam, merasa ketenangan itu perlu dinikmati. Nafasnya tenang dan halus. Aroma nafas Yoongi, hangatnya matahari siang dan perasaan cinta lewat tatapan pria itu bercampur, menjadi sebuah perasaan ingin memiliki.

Demian KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang