Shadow

2.7K 260 287
                                    

"give me one chance"

.
.
.
.
.

Jika diberi satu kesempatan untuk lahir kembali, Hoseok akan memilih menjadi angin. Yang bisa mampir pada siapapun tanpa takut dirinya akan ditolak.

Tanpa angin, kehidupan tidak akan ada. Orang akan membutuhkan Hoseok, bukan Hoseok yang membutuhkan mereka.

Jika diberi satu kesempatan, apa yang Hoseok inginkan. Hoseok hanya ingin dicintai oleh keluarga yang utuh, oleh ibu yang tidak akan membiarkan anaknya tersakiti, oleh ayahnya yang melindunginya dari apapun.

Dan oleh takdirnya yang akan terus mencintai sampai akhir hayat mereka.

Jika diberi satu kesempatan lagi, hal apa yang tidak ingin Hoseok lihat. Hoseok tidak ingin melihat benang merah siapapun. Takdir siapapun atau apapun dari masa depan.

Hoseok membenci anugrah tuhan yang sebenarnya menyiksa dirinya. Membenci benang merahnya, membenci ketika kehancuran dapat ia lihat tetapi tidak bisa Hoseok hindari.

Tapi semua itu hanya sebuah angan-angan bagaimana tanpa kenyataan yang pasti. Bahkan untuk detik-detik berikutnya Hoseok tidak yakin ia bisa berdiri diatas kedua kakinya sendiri, bisa bernafas dengan paru-paru nya, bisa berbicara dengan mulutnya atau bisa mendengar dengan telinganya.

Kenyataannya sekarang adalah Hoseok terlahir sebagai seorang manusia, tumbuh tanpa kasih sayang dan cinta, matanya bisa melihat benang merah, bisa melihat masa depan tanpa tahu kapan akan terjadi dan bagaimana menghentikan itu semua.

Penglihatan itu adalah bom waktu, yang terus mengikuti Hoseok dalam bayangan mengerikan.

Didepan ruang operasi Hoseok merenung, terdiam karena begitu lelah untuk menangis. Hoseok berpikir, apakah semua orang yang menghancurkannya bisa merasakan sakit yang sama seperti Hoseok? Apakah mereka ditakdirkan bahagia diatas tangisan Hoseok?

Bagaimana jika semua bertukar? Bagaimana jika Hoseok diposisi Jimin? Bagaimana Hoseok diposisi Irene atau bagaimana dan bagaimana lainnya. Bisakah Hoseok menyalahkan semua ketidak bahagianya pada orang lain? Pada mereka yang tidak mengerti Hoseok? Pada mereka yang merebut alasan hidup Hoseok?

Pada mereka yang ingin tetap berada didalam hidup Hoseok, meski sudah ia larang?

Semua menjadi rumit, Hoseok begitu hancur hanya untuk membayangkan sebuah kebahagiaan yang mustahil ia capai, memaklumi semua keegoisan orang-orang yang ingin bahagia dengan mengorbankan kebahagiaan orang lain.

Hoseok kira ia akan baik-baik saja setelah membiarkan mereka yang menyakitinya bahagia. Tapi benang merah selalu mengejarnya, mencari celah agar Hoseok terjauh dari pusat perlindungannya dan ketika Hoseok lengah.

Hoseok kehilangan miliknya satu-satunya.

Pusat kebahagiaan nya, pusat dimana Hoseok bisa merasakan sebuah kasih sayang yang tidak pernah ia dapatkan. Kasih sayang orang tua, seorang teman dan sahabat. Seorang yang mengerti dirinya luar dan dalam.

Seorang ayah yang berperan menjadi banyak peran hingga Hoseok tidak ingat.

Apa itu rasa sakit, kesepian dan penderitaan.

Demian KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang