Heaven

7.1K 411 98
                                    


Di mohon kebijakan nya untuk tidak membaca ff ini jika tidak nyaman dengan konten 18+

Aku hanya berkarya dan aku mau ff ku di lihat banyak orang!

Terima kasih






























Satu yang Hoseok lihat ketika mata nya terbuka di jam pagi.

Ketika matahari sudah terang-terangan menampilkan seluet cahaya, masuk lewat celah gorden yang menutupi jalan cahaya nya untuk menerangi kamar Hoseok.

Lewat celah kecil dan panas akibat tabrakan antara sinar matahari dan kaca jendela. Sang cahaya menerpa wajah pulas Hoseok, membuat wajah pria manis itu merasakan hangat pada bagian pipinya.

Ia sedikit mengeliat dengan mulut yang berguman tidak jelas.

Lalu menarik selimut tebal yang sedari malam tadi sudah melekat pada tubuh mungilnya, melindunginya dari terpaan angin pendingin kamar.

Berusaha kembali pada alam mimpi yang indah, memimpikan pujaan hatinya yang jauh disana, Jepang lebih tepatnya.

Dan jika boleh Hoseok mengumpat sudah 8 bulan. Sialnya sang pujaan hatinya tidak kembali-kembali dari negara yang berusaha ia taklukan dengan mulut serta otak cerdasnya itu.

Dalam diam Hoseok mempout kan bibir ranum nya, merasakan rindu yang mencekiknya selama ini terkadang membuat Hoseok harus merasakan apa itu insomnia akibat rindu pada kekasih.

Bahkan harus rela bertemu langsung hanya lewat mimpi.

Ia mendecih, merasa kasian pada dirinya sendiri.

Ketika teman-teman seumuran nya bisa berkencan, tidur bahkan tinggal satu atap dengan kekasih mereka.

Hoseok justru harus berbagi sang kekasih dengan perusahaan yang sedang di kelola pacar- calon suami yang sudah mengklam nya selama dua tahun belakangan ini.

"Yoongi Hyung... Aku merindukan mu.."

Dan sialnya diketahui semenjak mereka saling kenal, Min Yoongi adalah pria gila kerja yang tak akan berhenti jika pekerjaan nya belum selesai.

Tak salah jika sang ayah (mertua) bisa pensiun lebih cepat jika melihat kinerja Yoongi, ia bisa cepat jadi CEO di usia yang belum menginjak kepala tiga.

Merasa ia akan tampak semakin menyedihkan jika meratapi nasib percintaan nya yang diduakan oleh setumpuk pekerjaan Yoongi dan mata yang enggan memejam lagi, Hoseok memilih bangkit dari tidur nya, meregangkan tubuhnya yang kecil namun cukup berisi.

Hal biasa yang Hoseok lakukan ketika bangun tidur meraih gelas yang berada tepat diatas meja nakas, meminum air putih hingga tandas tak tersisa. Melamun sembari menatap foto Yoongi dan dirinya disamping gelas kosong bekas ia minum tadi.

Lalu turun dari kasur dengan tubuh sedikit terhuyung-huyung. Masuk kekamar mandi, mencuci muka dan membersihkan giginya.

Gerakan lambat yang terlampau terlihat malas ia lakukan sambil menggesrek kan sikat gigi berbulu lembut namun sedikit kasar pada gigi rapi yang sewaktu kecil ia pagari dengan kawat.

Menatap dengan tidak minat bayangan dirinya yang terlampau jelek (yang mana menurut Yoongi, Hoseok bangun tidur adalah sesuatu yang paling cantik di dunia) menurut dirinya. Terlihat ada jerawat dijidat Hoseok, mengintip disela-sela rambut merah nya.

"Hyung ini akibat kau menduakan ku, aku semakin jelek dan jerawat mulai tumbuh." Sikat gigi itu masuk kedalam mulutnya, membuat pipi gemil Hoseok menyembul disisi kiri. Bibirnya manyun dan matanya menyiratkan kekesalan. "Kau jahat! Tidak membalas email ku!"

Demian KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang