"untuk sesaat, yang kutakutkan bukanlah hari esok, tapi melebihi semua kepastian buruk tersebut, bahwa saat ini jalanku telah melesak jatuh, jauh ke dalam kegelapan." - Demian (The Story of Emil Sinclair Youth)
.
.
.
.
.Pelepasan itu datang lagi, mulut mereka saling memanggil satu sama lain dalam kegelapan yang mendera. Mengikat mereka dalam satu emosi yang bernama nafsu.
Hoseok memejam dalam, meraih nafas; mengisi paru-parunya dengan udara bebas setelah tenggelam begitu lama dalam lautan kesalahan. wajah merahnya memaling, enggan menatap iris kelam berkabut diatasnya ketika akan membuka kelopak nya.
Tangan Hoseok masih meremas gulungan kain sprei diatas tubuhnya. Melemas perlahan sebelum melepas remasan itu.
Nafsu itu hilang, atau bahkan tidak pernah ada dalam diri Hoseok. Ia hanya ingin Taehyung tahu sebuah kebenaran, tetapi balasan dari sikap jujur nya adalah penghinaan. Penghinaan yang menyakiti seluruh Indra perasa nya, termasuk perasaan nya sendiri. penyesalan datang diakhir, datang disaat Hoseok sadar, semua ini adalah kesalahannya.
Hoseok tidak memaksa Taehyung untuk percaya padanya.
Hoseok tidak merengek pada Taehyung untuk berhenti.
Tidak menangis ketika pria itu memperlakukannya dengan kasar dan buruk.
Tidak mengeluh meski hati dan tubuhnya lelah oleh penghinaan itu.
Matanya kembali memejam, siap dengan penghinaan lain nya. Tetapi Hoseok hanya merasakan benda yang sedari tadi mengoyak, menyakiti dan menusuk lubangnya tanpa henti itu keluar. Ia mendesis, merasakan cairan didalam sana keluar, meleleh mengotori kulitnya.
Lalu selimut hangat membalut tubuh lelahnya.
Hoseok tetap diam, tidak berbicara, tidak menangis dan tidak ingin menarik perhatian pria itu. Ia hanya ingin semua berakhir, dan Hoseok akan berhenti mengejar Taehyung. Mengejar dengan berbekal fakta bahwa pria itu adalah takdirnya.
Tetapi diam nya Hoseok menjadi tanda tanya yang berujung rasa bersalah bagi Taehyung. Pria itu masih disana, disatu tempat tidur dengan Hoseok, menatap pria manis yang tengah memalingkan wajah dengan kekosongan yang terlihat dari balik iris coklatnya.
Taehyung tidak tahu apa yang dipikirkan Hoseok sekarang tentang dirinya.
Mungkin memikirkan bagaimana bisa Taehyung begitu jahat padanya?
Hoseok lebih jahat dan ini sebanding untuknya.
Memikirkan mengapa Taehyung melakukan hal menghinakan seperti ini pada Hoseok?
Hoseok telah menghina istrinya terlebih dahulu.
Atau apakah ini adalah Kim Taehyung yang sebenarnya?
Jawabannya adalah ya.
Menyiksa tanpa ingin tahu alasan di balik ucapan pria itu?
Tidak perlu alasan, semua sudah jelas di awal.
Taehyung meraih pipi Hoseok, berusaha tidak terlihat seperti monster lagi bagi Hoseok, mengusap lebam yang terdapat darah kering disana. Itu akibat ulahnya, ulah tangan nya yang tidak bisa ia kontrol, hingga mengakibatkan luka fisik yang pasti akan berujung luka hati. "Hoseok." Panggilnya perlahan.
Hoseok tidak menjawab, ia masih tetap menatap kearah samping, tidak bergeming. Hanya bernafas untuk bertahan hidup, disela keinginan hidupnya yang semakin menipis. Tidak perduli jika lehernya yang sudah sakit akan patah setelah ini, Hoseok hanya tidak ingin menatap ketakutannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demian Kim
FanfictionBae Irene mungkin hanya jadi penghalang bagi suami nya Kim Taehyung untuk bahagia. Sekuat apapun wanita cantik itu mempertahankan rumah tangga nya, benang merah yang seharusnya terikat pada nya justru mengikat sang suami pada penjaga kebun bunga mil...