Fear

2.3K 231 70
                                    

"biarkan dia menangis, dia sendiri yang menuang air mata dalam takdirnya."










.
.
.
.
.

Pantulan bayangan Hoseok pada kaca dalam mobil menjadi perhatian baru bagi Hoseok. Ia menyerit heran merasa diperhatikan oleh sosoknya sendiri, sosok bayangan dengan sorot menderita. Irisnya tidak ingin menatap lebih jauh, terlalu takut membuka pintu masuk masa lalu nya. namun bayangannya selalu memanggil, seperti meminta bantuan.

Tetapi Hoseok bukan lah orang yang tepat untuk di mintai bantuan, karna ia sendiri terjerat dalam permainan cinta yang melibatkan seluruh emosinya, menguras tenaganya, menghancurkan hatinya secara perlahan-lahan dan Hoseok adalah salah satu orang yang membutuhkan bantuan dari keajaiban.

Irisnya menatap ke arah lain, berusaha menghilangkan rasa kasihan pada bayangan masa lalunya, bayangan yang menjadi kabut abu-abu baginya. Datang secara tiba-tiba dan membuat kekacauan tidak berujung pada hatinya. Membuat penderitaan, di selingi rasa takut berlebih pada rasa sakit.

Atensi nya berganti, menatap Yoongi yang masih dalam fokusnya pada jalanan. Hoseok terdiam, meski rasanya ingin mendengar teguran halus yang akan membawanya pada rasa aman. Tapi Yoongi tidak melakukan nya, pria itu diam seolah mempunyai masalahnya sendiri.

Dan Hoseok tidak akan menambah beban pria itu, dengan meminta perhatian kecil dari Yoongi.

Memejamkan mata adalah pilihan terbaik untuk menghilangkan segala kegelisahan hatinya. Maka dalam hitungan detik Hoseok sudah berada dalam dunia mimpi, tubuhnya mungkin sudah terlalu lelah berada dalam dunia nyata.

Terjebak dalam pesona seorang yang terikat dengan mu adalah sebuah keharusan. Takdir yang mengikat mereka dengan erat seolah tak terputus membawa sebuah obsesi perasaan untuk saling memiliki. Mencuri setiap lirikan pada kesempatan tak kasat mata bagi orang awam. Mereka saling mengulur gairah dalam hening.

Ketika mencapai titik sebuah kemuakan untuk saling berpura-pura, maka nafsu merajai semua.

Mereka memanas, saling membakar satu sama lain hanya lewat tatapan mata penuh asap gairah itu.

Hoseok terpojok dengan jari tangan yang tertaut erat disela-sela jari panjang lentik Taehyung diatas kepalanya, mulutnya terbuka, mengambil nafas yang sudah tak mungkin ia hirup lewat hidung lagi, akibat panas yang membakar seluruh tubuh dan jiwanya.

"Kau mencuri perhatian ku semenjak kau datang, fokus ku terbagi kemana-mana dan semua berujung sama. Mereka menuju kearah mu. Fikiran ku terpenuhi oleh mu. Tubuh indah istri ku bahkan tak bisa memuaskan ku lagi tuan Jung." Sebuah Geraman rendah. Terdengar indah dan bergairah, Hoseok memejam. Menikmati seluruh aroma dari mulut Taehyung dan merasakan sensasi mendominasi yang sangat luar biasa.

Pria itu mampu mendominasi nya hanya lewat suara deep voice yang terlampau sexy.

Hoseok membuka iris indahnya, menatap langsung pada iris tajam Taehyung. Tangan yang masih terkurung jari-jari Taehyung itu mengerat, memberi tahu bahwa gairah Hoseok sudah tidah bisa di bendung lagi. "Kalau begitu jadikan aku pemuasmu... Datang padaku ketika kau ingin. Aku akan dengan senang hati menghangatkan ranjang mu Mr.Kim."

Pesona dari takdirmu memang tak terkalahkan. Benang merah Meraka menyatu seiring dengan remasan lembut pada tangan masing-masing. Menyatu, benar-benar menyatu. Tidak lagi hanya bayangan samar yang terlihat. Benang itu menyatu dan mengikat mereka dalam cinta di waktu yang salah. membawa mereka pada luka disetiap benang itu mengerat dan tak terputuskan lagi.

Dan setelah nya Hoseok hanya bisa menikmati hasil kerja dari benang merahnya. menikmati ulah sang benang merah yang menarik perhatian takdirnya, ketika bibir tipis yang pernah ia cium itu mulai membuat bengkak bibirnya tanpa ampun. Tak memberi jeda bagi Hoseok untuk bernafas, terus dilumat hingga Hoseok merasa akan mati dalam ciuman panas memabukkan yang Taehyung buat.

Demian KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang