"Daun maple tidak pernah menyalahkan angin, musim gugur atau pun tuhan ketika keindahan daun nya harus berakhir di atas tanah. Ia tahu, arti dalam setiap jatuhnya daun maple adalah pengorbanan dari sebuah kesetiaan." - Jeon Jung Kook
.
.
.
.Ia sudah terluka, luka yang diakibat memory musim gugurnya. Musim yang membawa pergi cintanya, ketika angin mendera, mengibas pepohonan ditaman.
Jungkook mendongkak untuk melihat daun maple yang masih hijau. Melihat kembali memory itu.
Ada kisah dibalik gugurnya daun maple, ada kisah dibalik angin yang merobohkan keindahan daun maple, ada kisah yang menyakitkan dibalik musim gugur.
Memandang untuk mengali kembali masa lalunya, Masa dimana ada tangan yang terangkat sesaat daun maple kuning mulai berguguran, di jatuhnya bunga sakura terkahir.
Meraih daun maple kuning yang jatuh, memandangnya seolah itu adalah benda baru, mencari arti dari jatuhnya daun maple dan alasan sang daun tidak marah pada angin yang memisahkan nya dari ranting-ranting pemberi kehidupan.
Lalu ketika senyuman lain terangkat begitu indah, membawanya pada sesuatu yang disebut jatuh cinta. Jungkook merasa bahwa musim gugur yang identik dengan kesedihan bukan lah bagian dari kisahnya. Musim gugur adalah awal dimana ia merasa menjadi pria paling bahagia di dunia.
Jatuhnya keindahan terakhir bunga sakura bukan sesuatu yang membawa keburukan bagi takdirnya.
Tetapi ketika musim gugur kembali datang, kembali membawa angin untuk menjatuhkan daun maple yang kuning, daun itu diam meski jatuh diatas tanah yang kotor, jatuh di atas kegagalan daun maple yang lain, jatuh bersama kesedihan nya. Cinta yang datang pada musim gugur, pergi bersama angin dingin musim gugur, badai yang membawa kesedihan disetiap tetesan hujan.
Jungkook menangis seperti awal musim hujan, begitu deras hingga menimbulkan petir dan badai, mata nya sembab dan hatinya terluka, terasa ribuan kali lebih sakit dari rasa sakit yang terakhir Jungkook rasakan. Tetapi si cinta tidak kembali bahkan ketika air matanya memohon untuk kembali.
Helaan nafas itu terdengar pilu, musim gugur belum datang. Daun maple masih hijau dengan kilauan matahari yang menerobos dari celah-celah daun maple, membuat cahaya kecil yang terlihat seperti bintang diatas rumput yang hijau. Jungkook diam, masih mendongkak menatap kilauan matahari.
Masih hanyut dalam lamunan yang menyedihkan tetapi tidak membiarkan jiwa Jungkook sadar bahwa lamunan itu menyiksanya. Angin berhembus lembut namun berhasil membuat satu daun maple hijau jatuh, terpisah oleh daun maple yang lain.
Irisnya membulat, menatap daun maple yang melayang-layang diatas kepalanya, tangan nya naik keatas untuk meraih daun itu sebelum menyentuh tanah.
Dan ketika daun itu berhasil Jungkook genggam sebuah perasaan tidak asing menghampiri nya. Seperti ia pernah merasakan keadaan ini, seperti ia pernah merasakan perasaan bahagia ketika menangkap daun ini, seperti ia menemukan kebahagiaannya tidak lama setelah ini.
Sebuah aroma vanila menusuk hingga membuat jantungnya terpompa, suara kekehan yang lembut dengan aura hangat yang menyelimuti Jungkook.
Hangat nya seperti mentari diawal mekarnya bunga sakura.
"Kau mendapatkan daun nya Tuan, Jeon?." Suara itu seperti angin yang menabrak dedaunan daun maple, saling menggesek hingga menimbulkan melodi yang menenangkan. Hatinya semakin berdetak, tetapi suara itu tidak asing baginya. Namun perasaan ketika suara itu masuk kedalam pendengaran nya terasa asing bagi Jungkook. "Saya memperhatikan anda sedari tadi, selamat pagi tuan Jeon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Demian Kim
FanfictionBae Irene mungkin hanya jadi penghalang bagi suami nya Kim Taehyung untuk bahagia. Sekuat apapun wanita cantik itu mempertahankan rumah tangga nya, benang merah yang seharusnya terikat pada nya justru mengikat sang suami pada penjaga kebun bunga mil...