When the Love Falls

1.6K 220 113
                                    

"I may cry ruinin' my makeup
Wash away all the things you've taken
And I don't care if I don't look pretty" Big Girls Cry - SIA


















.
.
.
.
.

Hujan masih turun diluar sana, menguyur kota Seoul pada malam hari yang tidak pernah tidur. Air dari langit turun, mengetuk sebuah jendela apartment kecil. sekilas hujan menatap bayangan seorang pria dengan mata setajam serigala tengah bergulung dibalik selimut. Menghangatkan diri setelah terguyur hujan untuk meminta cinta dari pria lain yang ada disisi lain rumah. Lalu tetesan hujan yang bertabrakan dengan kaca, meliuk. Membentuk sebuah garis seperti akar pohon.

Pada bagian didalam dapur, tercium harum aroma kopi hitam, menyeruak. Memenuhi dan menjadi pengharum ruangan disetiap sisi apartemen kecil Hoseok. Pria manis itu setengah basah, wajahnya menunduk, memperhatikan bagaimana air panas menguap seiring tangan nya bergerak memutari cangkir berisi kopi hitam itu. masih mengunakan kemeja baby blue yang melekat ditubuh ramping Hoseok sedari pagi tadi. Sedang Yoongi diam menunggu meminuman, mencuri pandang gerak-gerik Hoseok yang setiap liukan tubuh pria itu, terlihat indah dimatanya.

Selimut Hoseok yang menjadi penghangat tubuh Yoongi beraroma vanila. Manis dan mengoda. Sama seperti pemiliknya.

Yoongi merasa seperti didekap Hoseok.

Setelah selesai membuat kopi hitam panas yang masih mengeluarkan asap putih, Hoseok berbalik. Membawa nampan untuk ia letakkan cangkir kopi di diatas meja tv depan Yoongi. "Minumlah." Berujar dengan suara lembutnya; berusaha tenang meski jantung nya meloncat-loncat tidak terkendali. lalu duduk di samping Yoongi, sedikit memberi jarak jauh.

Lalu mengusap-usap kedua tangan nya sembari mendesah dingin. Hoseok butuh kehangatan, dari ekor matanya Hoseok melirik selimut kesayangannya yang tengah menggulung tubuh Yoongi. Kepanikan bercampur kegugupan membuat Hoseok bergerak dengan ceroboh, seharusnya ia mengambil selimut baru yang masih bersih. Tetapi karna terlalu kalut, Hoseok asal mengambil selimut diatas tempat tidurnya. Hoseok yakin selimut itu sudah berbau aneh dan secara tidak langsung Hoseok berharap, hidung Yoongi terkana flu hingga tidak mencium bau selimutnya.

Lalu ia menghela nafas. Membuang fikiran negatif tentang selimutnya, bukankah yang terpenting Yoongi merasa hangat?.

Dalam lamunan nya tentang selimut, ketukan hujan adalah backsound saat ini. Hoseok tidak menyadari begitu banyak keheningan diruangan ini. Hoseok dengan lamunan nya

Dan Yoongi yang masih menatap Hoseok dalam diam bersama keheningan, berusaha masuk kedalam bola mata Hoseok yang berwarna coklat. terang; tersinar terpantul cahaya lampu gantung.

Hoseok merasakan gugup kembali menguasainya sesaat ketika irisnya bertabrakan dengan Yoongi. Ia kembali menunduk, tatapan Yoongi terlalu intens. Seperti pria itu ingin masuk kedalam diri Hoseok. Bokong nya bergeser sedikit, mencari jarak aman dari perasaan gugup. Tangan nya masih saling menaut, mengesrekan ibu jari kirinya pada telapak tangan kanan nya; sebuah kebiasaan Hoseok ketika dalam keadaan gugup.

Yoongi menyadari semua gerak-gerik Hoseok, tidak ada yang lolos sedikit pun dari mata dingin nya. Semua terbaca oleh Yoongi; Pria disampingnya tengah dalam keadaan gugup.

Tangan besar Yoongi lalu menyelip kepinggang ramping Hoseok yang masih terasa basah, menariknya kembali; lebih dekat dari posisi sebelum nya. menyingkirkan jarak hingga udara tidak bisa masuk lewat celah diantara mereka.

Hoseok tersentak; reflek menaruh kedua tangan nya di dada Yoongi. membuat jarak aman agar jantungnya bisa berdetak bebas dan tidak didengar oleh pria itu.

Demian KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang