"kapan sampenya, kak?" tanya haruto seraya menyodorkan setoples keripik kentang kepada mashiho.
mashiho menerima sodoran itu. "jam sembilan, pas kamu sekolah kakak sampe."
haruto hanya sebatas membulatkan mulut. "kenapa gak bilang-bilang dulu, sih?"
"biar surprise dong, hehehe," kekeh mashiho lantas melahap keripiknya. "mama-papamu pergi lagi?"
"iya," jawab haruto. "tega banget ninggalin gue sendirian di rumah."
"heh, bocah! yang minta ditinggalin waktu itu juga kamu, ya!" seru mashiho.
"ya... kan gue gak tau kalo bakal kayak gini." haruto menunduk lesu.
mashiho yang sadar akan perubahan raut adik sepupunya, lantas berdeham singkat. "mau cerita?"
haruto mendongak kembali dengan raut sumringah. "kak mashi paling peka, deh!"
"dasar aneh," batin mashiho seraya tersenyum tipis, nyaris tak tampak.
_____
di sini mereka sekarang, di kamar haruto yang penuh dengan nuansa monokrom. didominasi dengan warna hitam dan putih serta furnitur minimalis yang membuat kesan nyaman untuk dipandang.
kalau kata mashiho, sih;
"estetik."
"iya dong," timpal haruto sombong.
"tumben rapi? terakhir kali kakak ke sini masih kayak kandang bekantan," ujar mashiho sambil duduk di sisi ranjang.
haruto memutar bola matanya jengah. "plis, kak, lu terakhir ke sini kapan? empat tahun yang lalu!"
mashiho terkekeh. padahal dulu haruto adalah tipe orang yang malas bersih-bersih, ternyata adik sepupunya telah banyak berubah.
kecuali halusinasi nyatanya.
iya, nyata.
"KOK GAK ADA?"
"lupa naruh kali," jawab mashiho enteng.
"yakali lupa naruh luka." haruto lekas menampar pundak sepupunya. "tadi gue ditusuk! beneran!"
"ditusuk pake lidi?"
"lu tuh kek meremehkan gue banget, sih, kak," kesal haruto.
mashiho tertawa kecil. "terus abis ditusuk gimana?"
haruto terdiam, menggaruk pelipisnya seraya mengingat-ingat. "gue... gak inget apa-apa lagi?"
alis mashiho kontan bertaut, aneh sekali. seharusnya haruto bisa mati kehilangan banyak darah jika ditusuk menggunakan pisau. "terus kamu pulang sama siapa?"
"sendiri, naik bus."

KAMU SEDANG MEMBACA
i. delusions [✓]
Horrorharuto pikir, semua yang dialaminya selama ini hanya delusi semata. [lowercase - semi baku] ⚠harsh words, mental disorder. ©ixchworine, 2021