18

1.1K 350 59
                                    

dirasa bahwa haruto akan sedikit lama di dalam sana, jeongwoo memilih untuk membuka whatsapp-nya demi menepis rasa bosan.

jemarinya menggulir room chat, sepi. kasihan.

pemuda itu pun memilih untuk melihat-lihat status, sesekali mengomentarinya, siapa tahu dapat teman chat.

ting!

notifikasi dari group chat menginterupsi kegiatan jeongwoo sejenak. ia tanpa pikir panjang langsung menekan notifikasi yang masih mengambang pada layar ponselnya tersebut.

sahabat selamanya 😍😘
Bang Ajun, Kak Cio, Rutolol, Anda

Kak Cio
| cio harus pulang lebih awal (。;_;。)
| ada urusan mendadak yg gk bisa cio kasih tau di sini
| @Jeongwoo bilangin ke haru ya, td kakak chat nomornya gk aktif ( ̄^ ̄)

pulangnya sama bang junkyu kak? |
ok, nanti gue kasih tau |

Bang Ajun
| iy sama gw
| thx woo
| ntar pas nyampe rumah lu temenin ruto bentar gpp?
| dia penakut bgt soalnya

ok no problem bang |
hehe |

Kak Cio
| okie dokie, cio berangkat ya jongu-! o(≧▽≦)o
| jaga diri kalian (。・ω・。)♡

Bang Ajun
| bilangin ke haruto, jangan gampang takut
| ntar setan di rumahnya makin seneng nakutin dia

Rutolol
| hEH APA-APAAN?

Bang Ajun
| wkwk
| orangnya dateng
| pamit y, jangan kangen

Rutolol
| DIH DIH NAJIS AMAT

Kak Cio
| haru bahasanya! ( •̀_•́ )
| kakak pergi ok
| jaga rumah ya haru (●'▽'●)ノ

"udah selesai lu?" tanya jeongwoo kala menangkap eksistensi haruto telah berdiri di sampingnya, tampak sedang mengetik seraya mencibir junkyu tanpa suara.

"udah," jawabnya singkat.

jeongwoo manggut-manggut. "gimana?"

"apanya?"

"ya itunya!"

haruto mengedikkan bahu sebagai respon. "gak tau. katanya nanti kalo ada waktu ke sini lagi buat ngambil obat sama terapi."

sang lawan bicara mengernyit, ini aneh sekali.

memang benar cara psikiater menangani pasiennya demikian atau hanya perasaan jeongwoo saja? haruto, sangatlah aneh.

entah haruto yang berbohong, atau psikiaternya yang tidak benar menjalankan tugas? ah, tidak mungkin. yoshi sangat konsisten dalam menghadapi pasiennya, jeongwoo harusnya tahu itu.

"to, lu kok kayak santai banget gitu, sih?" tanya jeongwoo dengan nada kesal.

"ya mau gimana lagi? emang tadi dia bilangnya begitu, kok," bela haruto.

jeongwoo memejamkan netranya, meredam emosi. seharusnya dia sudah terbiasa dengan tingkah aneh haruto. terlebih sahabatnya itu mempunyai penyakit.

"ta--"

yoake mae no sora~ shizuka ni sotto~
hora arata na hibi ga~ hajimaru~

ucapan jeongwoo terpaksa harus terpotong akibat ponsel haruto yang berdering, menandakan sebuah panggilan suara baru saja masuk.

karena moodnya sedang tidak baik, haruto mengangkat telepon itu tanpa melihat nama si penelepon.

"halo?!" ujarnya dengan intonasi yang sedikit ditinggikan.

"..."

"apa, sih? kalo gak penting gue--"

"hilang..." suara di seberang sana terdengar pelan.

"hah?" tanya haruto bingung. "salah sambung ya lu?"

"mati."

kedua alis haruto kontan beradu, keringat dingin mulai bercucuran. ciri-ciri haruto bila dilanda kecemasan.

jeongwoo yang perasaannya sudah tidak enak sejak tadi, memilih untuk bertanya pada haruto.

"siapa?" bisiknya.

"gak tau!" ujar haruto tanpa suara.

"lihat siapa yang telepon!"

bodoh, kenapa haruto tidak memikirkannya?

ia menjauhkan ponselnya dari rungunya, guna melihat nama si penelepon.















































namun nihil, tidak ada nama ataupun nomor yang tertera di sana.

benar-benar kosong.

tapi kenapa haruto merasa seperti mengenal suaranya?

i. delusions [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang