"jonguuu, maen yok!"
tok tok tok!
kriet...
"lu kek mau maling aja pake ngetok pager segala," cibir jeongwoo yang baru saja membukakan pagar untuk haruto.
"mana ada maling ngetok anjir." haruto geleng-geleng kepala. "biasanya lu jam segini belum bangun."
jeongwoo memutar bola matanya malas. "kalo lu gak bakal ke rumah, gak bakal juga gue berdiri di sini sekarang buat bukain lu pager."
haruto terkekeh. "sendirian lu di rumah?"
"biasalah," kata jeongwoo, kemudian membuat gestur mempersilakan masuk dengan tangannya. "masuk, to."
"yoi."
_____
"kamar lu anjir, woo. kalo sampe kak mashi liat abis udah kamar lu dirombak," kritik haruto kala memasuki kamar jeongwoo yang terkesan pengap dan berantakan.
"lagi mager gue, to," sahut jeongwoo sekenanya. "gue ambil cemilan dulu dah di dapur, lu mau apa?"
"apa aja," jawab haruto. "eh numpang ke kamar mandi dong."
jeongwoo mengangguk. "yaudah, ayo bareng ke dapur."
_____
pemuda park itu membuka kulkas, mencari sekiranya beberapa makanan ringan yang cocok dijadikan camilan. ia mengambil cukup banyak, mengingat bagaimana rakusnya haruto soal makanan.
beralih ke rak, jeongwoo mengambil dua gelas kecil dan masing-masing ia isi dengan cola. favorit haruto sekali.
"to, udah belom? lama amat," tanya jeongwoo usai menuang cola ke dalam gelas terakhir. "gue duluan, ye, kalo udah langsung ke kamar."
tak ada sahutan, jeongwoo memilih untuk membawa serta merta camilannya juga dua gelas cola yang terhidang, berlalu dari dapur menuju kamarnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
i. delusions [✓]
Kinh dịharuto pikir, semua yang dialaminya selama ini hanya delusi semata. [lowercase - semi baku] ⚠harsh words, mental disorder. ©ixchworine, 2021